Ia memang jadi teringat, akan ketakutannya kemarin, tapi, ia juga merasa penasaran, dengan isi dari flash disk ini. Ara memutuskan untuk tak mengecek flash disk tersebut, dan mulai fokus dengan buku hariannya. Ia teringat, kemarin ia bertemu dengan Dewa. Bahkan, mereka saling berbincang, dan bertukar nomer ponsel.
Beruntungnya, Dewa tidak menghubungi Ara kemarin. Jika menghubungi Ara, saat Ara tengah bersama Juna. Mungkin akan membuat prahara baru. Walaupun Ara yakin, Juna tak akan seperti itu.Marah-marah, dan memulai prahara.
Ara langsung mendial nomer seseorang, dari layar ponselnya. Bukan menghubungi Dewa atau Juna, tapi Ara menghubungi Rahma. Seorang wanita, yang pernah sangat akrab, dengan Ara. Ara menunggu sambungan telfonnya terhubung. Hingga sebuah suara yang sudah lama tidak Ara dengar, kini tengah Ara dengarkan.
"Ra? Ini elu, kan?" ucap Rahma.
"Iya, Mbak. Mbak Rahma apa kabar?" tanya Ara.
"Alhamdulillah, gue baik. Lu di mana? ketmu, yuk?!" ajak Rahma.