Ara menolehkan kepalanya, ia merasa, sumber suara yang memanggilnya, ada di belakang dirinya. Ara terkejut, sangat-sangat terkejut. Hingga mata indahnya, membesar tidak seperti biasanya.
"Juna?" ucap Ara.
"Hai? Akhirnya, kita ketemu juga." Ucap Juna, sambil duduk di samping Ara.
Ara tak menyangka, jika kehadirannya di rumah sakit, malah mempertemukan dirinya dengan Juna. Ara merasa kacau, pertahanannya, seolah runtuh, dengan sebuah suara dan wajah yang selalu dia ingat.
"Aku kangen banget, sama kamu." Ucap Juna tiba-tiba, lalu memeluk tubuh Ara.
Ara terdiam, ia tak menyangka, jika Juna, akan mengatakan kalimat seperti itu. Ara pun pasrah, pasrah tubuhnya, yang berada di didalam pelukan Juna. Ara sangat ingat, saat dirinya menangis, dan memeluk dada bidang Juna. Pelukan Juna, sangat menenangkan, seperti pelukan Dewa, dan Sammy.
"Kenapa, aku malah membandingkan pelukan mereka? Ara, please sadar, dong!" batin Ara menasehati dirinya sendiri.
