Ara terdiam, hingga snack yang ia bawa berhamburan di ambang pintu apartemennya. Lalu sebuah suara, muncul dari arah atas kepala Ara.
"Maaf, maafin aku, Ra" ucapnya sambil terus memeluki tubuh Ara.
Ara semakin terdiam saat mendengar suara tersebut, bahkan bibirnya kelu untuk merespon ucapan dari seorang lelaki yang memeluknya.
Cukup lama Ara berada dalam pelukan sang lelaki, hingga sebuah pertanyaan keluar, pertanyaan yang ditujukan untuk Ara.
"Kamu bisa nafaskan?" tanyanya.
Spontan Ara menengadakan kepalanya, matanya hanya mampu melihat sebatas leher sang lelaki, karna memang tinggi badan keduanya sangat berbeda jauh. Ara berkisar 151-153cm, sedangkan sang lelaki, lebih dari 170cm.
"Hem em" jawab Ara sambil menengadahkan kepalanya.
"Maaf ya?" ucapnya terenyum sambil menatap mata Ara dan melonggarkan pelukannya.
"Iya" jawab Ara dengan memberikan senyumnya.
"Kita mau begini terus?" tanya Ara.
"O iya, maaf maaf" ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
"Mau masuk?" tawar Ara.