Tanpa bertanya dan mengatakan apa-apa, Juna langsung mendekati tubuh Ara dan memeluknya dengan erat. Tak ada perbincangan diantara mereka, Juna hanya memeluk Ara sambil matanya berkaca-kaca, seolah Juna ikut merasakan kesedihan yang Ara rasakan.
"Apa yang sedang kamu alami, Ra? Kenapa kamu bisa menangis serapuh ini?" batin Juna sambil mempererat pelukannya.
Setelah Ara cukup tenang, di dalam pelukan Dewa. Ia mulai bertanya-tanya, "kenapa gue nangis di pelukan Dewa lagi?" batinnya sambil bola matanya berputar-putar tak jelas, bahkan ia sampai menggigiti bibir bawahnya.
"Jun" ucap Ara lirih.
"Hem" jawab Juna masih dengan memeluk Ara.
"Gue…"
Belum selesai Ara mengucapkan kalimatnya, tiba-tiba Juna menyela.
"Laper?" tanyanya dengan nada menggoda.
"Hem? Enggak kok, siapa bilang?" jawab Ara sambil berusaha keluar dari pelukan Juna.
"Kalau keluar itu harus ijin dulu" ucap Juna semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku gak bisa nafas, Jun" ucap Ara.