Saat kami berdua berada di meja makan, tiba-tiba Wisnu datang memberikan kabar bahwa nenek sudah sadar dan memanggil-manggil Ara. Disitu gue merasa sangat bersyukur akan karunia Tuhan, gue mulai melihat raut wajah yang berangsur membaik dari semua orang. Kuasa Tuhan benar-benar nyata bagi seseorang yang mempercayai-Nya.
Ara sempat mengobrol hingga pukul 2 dini hari, setelah itu ia memasuki kamarnya karna sang nenek memintanya untuk beristirahat. Ia pun berpamitan ke gue untuk masuk kamar lebih dahulu. Gue memberanikan diri masuk ke dalam kamar nenek dan duduk di samping memperhatikan beliau yang terpejam. Di dalam kamar, ada om Anggada dan om Rama, keduanya juga ikut terlelap.
Saat gue hendak berdiri setelah lumayan lama berada di samping nenek, ada suara rintih yang menahan gue untuk menetap.
"Nak?"
"Iya nek, ada yang nenek butuhin? Nenek mau minum?"
"Enggak nak. Kamu Juna kan?"
"Iya nek."