Lala dan Diana mengentikan langkah tepat di depan pintu rumah Niko yang terbuka lebar. Langkah Lala Terhenti setelah melihat Wildan duduk di samping Niko dengan jarak yang sangat dekat. Wajah Lala terlihat kaget dan binggung melihat pemandangan yang ada di depannya itu.
Acha yang sudah lebih dulu melihat kehadiran Lala dan Diana pun tak kala kaget. Tidak ada yang bisa di tutup tutupi lagi saat ini.
"Papa?" ucap Lala dari ujung pintu.
"Papa?" Niko melihat ke arah Wildan dan Lala secara bergantian.
"Siapa yang lo panggil papa?" tanya Niko
"Ini papa aku Niko!" ucap Lala sambil mendekati Wildan.
Wildan yang awalnya duduk di samping Niko kini berdiri dan tidak bisa lagi malanjutkan sandiwara di depan kekedua anaknya. Sebenernya membuka mulut, Wildan berpindah tempat duduk ke sofa tunggal.
"kita duduk dulu biar papa jelaskan." suruh Wildan.
Tidak ada yang bisa membantah Wildan, mereka semua langsung duduk karena sudah tidak sabar mendengar penjelasan Wildan.
Acha duduk di tengah tengah antara Lala dan Niko, dan Diana duduk di samping Lala. Raut wajah Acha semakin cemas karna ia sudah tahu apa yang akan terjadi saat ini.
Berbeda dengan raut wajah Lala dan Niko yang masih tampak binggung.
Wildan menghela nafas berat
"Mungkin ini udah saat nya untuk kalian tau." ucap Wildan sambil menatap lantai
Akhirnya Wildan memberanikan diri untuk menatap ke arah Lala dan Niko." jadi gini, papa mau ngasih tau rahasia besar yang selama ini papa simpan."
"Lala itu adik kamu Niko." ucap Wildan sambil menatap mata Niko
"Apa apa an ini" ucap Niko spontan
"Maksudnya gimana sih pah? aku gak ngerti!" kini giliran Lala yang angkat bicara
"maafin papa. papa udah rahasia masalah ini selama ini dari kalian." ucap Wildan kembali menunduk. Wildan tidak tau lagi bagaimana cara menjelaskannya kepada kedua anaknya. Semua terlalu sulit untuk di jelaskan.
"Kalian berdua saudara. tapi beda mama!" ucap Wildan pelan
"HA! jadi selama ini?" Niko berdiri dari tempat duduknya.
"Selama ini papa bohongin mama? umur aku sama Lala gak jauh beda, berarti udah belasan tahun papa punya keluarga lain" tambah Niko dengan nada yang sedikit bergetar
"Selama ini papa jarang di rumah! Jadi ini alasannya" emosi Niko kembali naik
"Aku gak nyangka selama ini. ahhhh udahlah aku gak mau liat kalian semua di sini!" tambah Niko
"KELUAR!!!!!!" ucap Niko keras sehingga membuat semua orang di Rungan itu kaget. Terutama Acha yang tidak bisa mendengar suara keras.
"Semua nya keluar dari sini!"bucap Niko sambil melirik Lala yang masih diam tak tau ingin berbuat apa.
"Niko,maafin papa." ucap Wildan sambil mendekati Niko
"Maaf? tadi awalnya aku udah maafin papa tapi sekarang enggak!" jawab Niko lantang
"Sekarang keluar." tangan Niko menunjuk ke arah pintu rumahnya
Lala tidak tahu lagi hendak berbuat apa saat ini. Nafasnya tidak stabil dan air matanya mulai menetes setelah mendengar pengakuan papanya. Belasan tahun Wildan membohongi dua keluarganya.
Masih pantas Wildan mendapatkan maaf?
Lala keluar dari rumah Niko dengan sedikit berlari, langkah nya di susul oleh Diana yang dari tadi setia menemani Lala.
Niko berlari menuju lantai atas tempat kamarnya berada. Tetapi langkahnya di hentikan Acha kala itu.
"Niko." panggil Acha sambil menarik satu tangan Niko
"Lo juga pulang Cha, gue butuh waktu sendiri" ucap Niko tanpa melirik Acha dan langsung berlari ke atas, meninggalkan Acha dan Wildan di ruang tamu.
Setelah Niko naik ke atas, Wildan duduk di sofa. Tubuhnya menunduk seperti menyesal dengan perbuatannya.
Acha melirik ke arah Wildan sebentar.
"Om, yang di lakuin Niko sekarang ini wajar!"
"Selama ini Acha kenal om sebagai papa dari sahabat acha yaitu Lala tapi ternyata om juga papanya Niko. Acha ga tau apa alasan om kaya gini, tapi om harus tau semua orang kecewa sama perlakuan om" tambah Acha
"kamu gak tau posisi om Acha" ucap Wildan masih menunduk
"Acha emang gak tau om, tapi Acha tau gimana perasaan Niko dan lala sekarang apalagi Niko. Dia baru aja kehilangan mamanya dan sekarang Niko harus nerima kenyataan kalau ternyata om punya keluarga lain!"
Wildan tak lagi bersuara. Semua ucapan Acha memang benar adanya dan Wildan lah yang menjadi pokok permasalahannya.
Bagaimana bisa Wildan merahasiakan ini selama belasan tahun. Apa alasannya dan mengapa Wildan tak bertindak adil terhadap dua keluarga nyaitu.
Di keluarga Niko, Wildan hanya melakukan tanggung jawab nya untuk sekedar memberi nafkah.
Tetapi di keluarga Lala kasih sayang nya lebih tercurah.
.....
Besoknya Lala dan Niko kompak tidak masuk sekolah. Mereka berdua belum sanggup untuk saling bertatap muka setelah kejadian itu. Dan lebih parahnya mereka sangat belum sial menjadi saudara.
bahkan setelah kejadian kemarin Acha dan Diana juga ikut tidak bersemangat hari ini. Tentu saja mereka turut merasakan penderitaan sahabatnya.
Karena Niko tidak kesekolah hari ini. Akhirnya Acha berangkat dan pulang sekolah di antar oke driver ojek online.
Saat baru saja Acha ingin membuka pintu kamarnya dan mengganti seragam tiba tiba Ratna langsung menemui gadis itu.
"Cha kamu ke rumah Niko yah, nih kamu bawa in dia makanan sekalian ajak dia ngobrol ngobrol" pinta Ratna sambil menyodorkan kotak makanan yang sudah dipersiapkan nya.
"Kayanya Niko belum mau ngomong deh mah. kemaren Niko bilang dia butuh waktu sendiri."
"Iya mama tau tapi sekarang ini Niko bener bener gak punya siapa siapa mungkin aja dia masih mau dengerin kamu."
"Yaudah deh ma Acha coba ke sana. Tapi Acha ganti baju dulu"
Acha segera bersiap siap untuk berangkat ke rumah Niko. Achadi mulai membersihkan wajahnya yang sudah tampak berminyak sepulang sekolah, dan mengoleskan lipbalm di bibir mungilnya agar terlihat lebih segar.
sebenernya Acha takut nanti Niko malah mengusirnya. Tapi kini tekatnya telah bulat untuk mencoba mememui cowok itu, apapun hasilnya nanti.
.....
Acha sampai di depan rumah megah dengan warna dominan abu abu. Rumah itu terlihat tak berpenghuni. Baru satu hari Jania meninggalkan rumah megah itu tapi suasana nya langsung terasa berbeda.
Acha mengalahkan kakinya ke arah pintu masuk dan memencet bel yang berada di samping pintu berwarna hitam pekat.
"Permisi?" ucap Lala sedikit keras agar siapa pun orang di dalam rumah itu dapat mendengarnya
Pintu terbuka. Tapi bukan Niko yang muncul melainkan pembantu di rumah Niko yang masih setia bekerja di rumah itu walau majikanya telah tiada.
"Niko ada Bik?"btanya Acha sopan
"ada, tapi tadi Niko bilang dia lagi gak mau ketemu siapa siapa" jawab wanita yang umurnya kira kira sudah setengah abad.
"yaudah deh Bik, ini saya bawain makanan buat Niko. Tolong di kasi yah" ucap Acha sambil memberi kotak berisi makanan.
"Niko kemaren makan gak Bik?" tanya Acha lagi.
"Enggak. hari ini dari pagi juga belum ada keluar kamar."
"nanti tolong gedor pintu kamar nya Niko yah Bik, bilang mau ngasih makanan dari Acha."
"Iya, nanti Bibik coba"
Sebelum meninggal rumah Niko, Acha sempat mengirimkan voice note ke nomor Niko, yang berisi.
"Niko gue tau Lo masih sedih, tapi plis jangan gak makan. ltu gue udah titip makanan ke pembantu Lo, dimakan ya. pokoknya gimana pun keadaannya Lo harus tetep jaga kesehatan, gue gak mau Lo sakit."
terpaksa Acha pulang dari rumah Niko tanpa hasil. Tetapi walaupun begitu Acha sangat yakin voice note yang di kirimnya tadi pasti akan di dengar oleh Niko.