Laura tampak setia menemani Maura bersama bayinya, sampai sekarang Ervan masih belum juga pulang.
Padahal sudah malam, kemana lelaki itu apa dia lupa kalau Maura tengah sibuk bersama bayinya.
Riska juga harus mengurusi Sisil dan Fahri terlebih dahulu, jadi belum bisa membantu Maura sekarang.
Laura melihat Maura yang anteng menimang bayinya, Maura begitu bahagia dengan kehadiran bayinya itu.
Laura tahu jika Maura lelah, tapi Maura tetap menunjukan semangatnya, bayi yang kerap rewel itu sepertinya mampu menjadi benan dan sekaligus menjadi obatnya juga.
Laura ingin menggendongnya, hanya saja keberaniannya tidak sebesar itu.
Laura takut salah dan justru akan menyakiti bayi Maura nantinya, jadi Laura hanya bisa diam saja karena untuk berbicara pun Laura tidak memiliki kemampuan itu.
"Laura, aku boleh minta tolong"
Laura mengangguk pasti, apa pun kalau memang Laura bisa pasti akan Laura lakukan.
"tolong buat susu lagi, aku takut nanti bayi ini akan mendadak nangis lagi"