Maura tampak enggan melepaskan tangan Firly, memang benar sejak kemarin siang sampai siang ini, Firly ada bersamanya tanpa pergi lagi.
Tapi Maura tetap tak ingin dengan kepergian Firly ke Jakarta, Maura ingin Firly tetap ada bersamanya, bukankah itu yang dijanjikan Firly sejak awal.
Tak ada kesal, Firly justru gemas dengan sikap Maura, sesulit itu Maura membiarkan Firly pergi meski hanya tiga hari saja.
"aku ikut aja ah, aku sendirian disini"
"gak bisa Maura, kamu kok gak ngerti sih"
"kamu yang gak ngerti aku ih, kamu gimana sih Firly"
"diih kok marah, kemarin nangis sekarang marah"
Maura mendelik tak peduli, Maura benar tak ingin ditinggal, akan seperti apa Maura disini jika tak ada Firly.
Bukankah cuma Firly yang Maura butuhkan sekarang, kalau ternyata Firly pergi lalu bagaimana dengan Maura.
Pasti bingung berada disini tanpa ada tuan rumahnya, hanya bersama bibi saja itu gak cukup, kenapa Firly tega sekali.