Restoran tutup hari ini, begitu juga dengan Revan, hari ini Angga meminta mereka untuk diam di rumah.
"mana Laura"
"Revan sedang menjemputnya, mungkin sebentar lagi"
Angga terdiam memperhatikan 2 orang didepannya, Ervan dan Maura.
Mereka sama-sama terdiam, entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini.
Angga juga melihat perut Maura, Angga benar-benar kecewa dengan keduanya, terutama Ervan.
Satu putranya itu selalu saja membuatnya kecewa, setiap kepercayaan yang diberikannya pasti menghasilkan kekecewaan.
Angga mengusap wajahnya, pasrah dengan keadaan saat ini.
Rupanya Revan dan Laura telah sampai, mereka turut duduk bersama Angga dan yang lainnya.
Laura terdiam menatap Maura, belum sempat ada percakapan diantara mereka, kemarin malam Maura tak henti menangis setelah kepergian Firly.
Bahkan Ervan pun tak mampu menghentikannya, Laura tak mengerti tentang itu, kenapa Maura malah menangisi Firly seperti itu.
"jadi bagaimana sekarang"