Chereads / Garis Merah / Chapter 2 - BAB 2 : Terungkap

Chapter 2 - BAB 2 : Terungkap

Aku tak lama sadar dan tubuhku sudah terikat di kursi, Jia dan Rey menghampiriku dan tertawa aku tak menyangka Jia terlibat dalam hal ini, tak lama Jia berbisik ke telingaku atas apa yang aku rasakan sekarang.

"Bagaimana rasanya Remi?" kata Jia dengan senyum

"Apa maksudmu Jia? Kenapa kau melakukan ini semua terhadapku?" jawabku

Dia menamparku dan menjambak rambutku sambil menyentuhkan pisau kewajahku hingga keleher.

"Asal kau tahu, kau sudah mengambil semuanya, saat kau mulai populer, orang orang mulai menyukaimu dan mulai menghindariku.Bahkan orang yang lama aku sukai ternyata menyukaimu karena kau populer dan cantik. Aku mau melihat apa dia masih menyukaimu apabila pisau ini mengiris wajahmu!" katanya sambil mengiris bagian bibirku.

"Akhhh hentikan Jia, kumohon hentikan semua ini, tolongggg" teriakku

"Percuma saja kau teriak tak ada yang bisa menolongmu,karena basement apartemen ini sudah lama tak terpakai dan takkan ada orang yang datang menolongmu" jawabnya.

Setetes demi tetes darah mengalir dari bibirku, Jia tertawa dan merasa sangat senang seketika ia menyiksaku layaknya seorang psikopat, saking senangnya ia mengambil hp ku dan mefoto diriku yang terikat dan berlumuran darah, ia memfotoku beberapa kali dan mempostingnya di akun media sosial punyaku dan memberinya hastag bertulis #imsorryremi.

Sekilas hp ku berbunyi dari respon orang orang mengomentari foto tersebut.

Saat setelah dia mempostingnya dia menaruh hpku di meja sambil merekam diriku, dan Jia membuka tas kecilnya dan mengambil sebuah topeng yang sangat mirip dengan topeng seorang psikopat yang ada di TV.

Aku ketakutan dan terus berfikir bahwa aku sebentar lagi akan mati di tangan sahabatku sendiri, Jia menghampiriku dan membawa tongkat bisbol yang dipenuhi paku yang berkarat, dia mengayunkan tongkat itu kearahku dan mengenaiku dibagian punggung, setetes darah keluar melalui punggungku dan itu sangat menyakitkan. Aku merintih kesakitan dan darahku terus mengalir sambil membasahi lantai.

"K-kumohon Jia h..hentikan ini akuu s-salah! m...maa..maafkan aku Jia" kataku dengan nada kesakitan.

"Apa? Kau menyuruhku berhenti? Remi sayang,  ini masih belum selesai aku bahkan baru mau memulainya, melihatmu kesaitan membuatku semakin bergairah untuk segera membunuhmu" kataJia dengan senang

" Bagian tubuh mana lagi yang harus aku mainkan Remi?" lanjutnya.

"Hentikan Jia kumohon" teriakku dengan keras.

Plak...plakk

"Dasar cewek tak tahu diri" kata Jia

Saat setelah dia menamparku, ia kembali mengayunkan tongkat itu dan terus memukul punggungku beberapa kali,sampai tongkat itu sudah dipenuhi oleh darahku. Tak sampai situ ia mengiris daun telingaku dan sesekali membisikkan kepadaku bahwa ini sangat menyenangkan, aku teriak kesakutan tetapi ia tak memperdulikanku, sampai akhirnya ia kelelahan dan teriak sekeras mungkin sambil memegang kepalanya.

"Akhhhh sakittt akhhhh hentikan" teriak Jia