Chereads / GRAFFITI AREA / Chapter 10 - Persiapan

Chapter 10 - Persiapan

Ternyata, menjalankan suatu rencana tak segampang merencanakannya!

*Beberapa jam sebelum rencana dimulai:

4 April 2012, 07.30 Di SMA Abeno.

Fuyuki, Hiyori, Madara, dan Mawaru berangkat bersama-sama.

"Hiyori-kun apa kau siap?" tanya Mawaru yang menatapnya dengan muka cemas.

"Ya aku siap." Jawabnya optimis. Dalam pikirannya, "Tinggal menyamar saja itu mudah!"

"Pastikan Madarame untuk selalu di dekat Master." Kata Mawaru yang menyarankan Madara untuk berada dalam mode pelindung yang diciptakan Fuyuki.

"Baik." Jawab singkat Madara tanpa mengajukan komentar atau pertanyaan sedikit pun yang artinya dia telah siap untuk menjalankan rencana ini.

"Oke, kita mulai." kata Hiyori dengan penuh semangat.

****

Ketika jam istirahat sekolah, Fuyuki ditemani Madara segera menuju halaman depan sekolah dan menghubungi klien. Ada penjaga juga di sana, satpam sekolah.

"Hei kau, anak muda! Mau ke mana? Bolos ya!?" teriak satpam itu pada Fuyuki dan Madara.

Sementara Fuyuki sibuk memencet nomor telepon kliennya di smartphone-nya. Madara bersiap-siap mengepalkan tangan dan unjuk giginya, bersiap tuk berteriak balik. Namun, Fuyuki mencegahnya dan bicara baik-baik, "Oh, pak satpam, ini kan jam istirahat. Aku mau ketemuan dengan seseorang di depan gerbang sekolah." Kata Fuyuki dengan santainya berjalan mendahului satpam, disusul Madara yang mengikutinya.

"Apa kata-katamu bisa dipercaya?" satpam itu terlihat ragu dan curiga. "Kemungkinan besar anak ini hanya berandalan yang rambutnya dicat dan matanya pakai lensa lalu ketemuannya dengan orang-orang jahat. Anak berambut hitam itu juga terlihat garang dengan tubuhnya yang kekar, tatapan matanya dingin, pasti berandalan." Pikir pak satpam.

Fuyuki berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah satpam. "Kenapa Anda tidak mengikutiku dan mengeceknya sendiri? Anda percaya padaku atau tidak terserah, sih. Yang penting aku sudah jujur saat mengatakannya."

"Bocah ini terlihat menyebalkan." Dalam pikiran satpam itu sambil mengerutkan alis dan dagunya.

Fuyuki kembali melanjutkan langkah kakinya dan menelepon kliennya. Ia menunggu selama kurang lebih 5 menit di depan gerbang sekolah. Madara berada di dekatnya sebagai bodyguard-nya.

Tiba-tiba mobil sedan yang melaju kencang mengerem dan berhenti di depan pintu gerbang sekolah. Kemudian pintu mobil bagian belakang itu terbuka memunculkan paha wanita yang ditutupi oleh kimono berwarna merah dengan hiasan bunga Camelia di kainnya. Kemudian Wanita itu keluar dari mobil dan berjalan menggunakan geta menuju Fuyuki yang berdiri menunggunya di pojok gerbang).

Fuyuki menatapnya. Dengan postur tubuh tegapnya di depan klien, Fuyuki langsung membungkuk dan menyambutnya "Selamat siang, Matsumura-san." Diikuti Madara yang juga membungkuk menyambutnya.

"Selamat siang, Matsuda-sama." Wanita itu membungkuk juga mengucapkan salam yang sama.

(-sama wa yamette!)

"Ada yang bisa saya bantu?" Fuyuki kembali ke postur tubuh tegapnya, melihat klien yang sangat cantik dengan ornamen pita kupu-kupu yang ada di sanggul rambutnya.

Pak satpam tadi hanya melihatnya dari kejauhan dan mulai meyakini ucapan Fuyuki benar.

"Oh soal itu ...." Bu Matsumura pun langsung menjelaskan ke intinya kalau beliau butuh dana pengembangan untuk pembangunan alifiansi yayasannya.

Sebelum itu bu Matsumura menyuruh sopirnya untuk menjemput anaknya di TK. Rencana hampir gagal karena tak disangka klien yang datang membawa mobil.

Negosiasi itu tetap berhasil, Fuyuki memberikan kotak yang berisi cek tunai yang telah tertulis dengan nominal uangnya pada bu Matsumura.

"Tolong ibu simpan baik-baik cek ini. Maaf saya tidak bisa mendampingi Anda, saya telah menyiapkan asisten yang sebentar lagi akan datang di bangunan depan taman itu." Kata Fuyuki sambil menunjukkan arahnya. Bu Matsumura menyimpannya dalam tas.

"Ah, maaf jika saya jadi merepotkan Anda begini. Anda baik sekali, terima kasih telah bersedia membantu saya." Bu Matsumura tersenyum anggun, wajahnya yang memancarkan senyuman itu terlihat sangat cantik.

"Ah, tidak. Saya sudah terbiasa melayani hal seperti ini (Fuyuki merendah karena pujian baginya itu biasa saja, sebenarnya fuyuki tidak menyiapkan asisten apa pun)." Lalu, Fuyuki menyodorkan kantong kecil yang diikat dengan gambar bunga sakura dan bertuliskan 'Mamoru' pada bu Matsumura "Kumohon terimalah ini!"

"Apa ini?" Bu Matsumura heran sebelum menerimanya.

"Ini hanya Omamori untuk melindungi Anda. Takutnya di jalan pulang nanti ada apa-apa ...." Jelas Fuyuki kemudian Matsumura menengadahkan tangan dan menerimanya.

"Baiklah saya akan membawanya." Meski Matsumura membawanya, raut wajahnya tampak menunjukkan ekspresi tidak suka saat membawa jimat karena dia pikir ini norak! "Sekali lagi, terima kasih!"

****

Sementara itu, di taman Hannanaka ....

"Oi Nishiki, apa benar anak preman kampung dari Tennouji itu datang?" kata rekan orang berjambul itu yang tengah menunggu Madara sambil meminum makanan kaleng.

"Yo, tentu saja. Kali ini kita akan membuatnya terkencing-kencing." Orang dengan jambul ini tengah asik berbicara sambil mengepulkan asap rokoknya.

"Hahahaha!!" Teman-temannya tertawa kencang mendengar kata-kata Nishiki yang meremehkannya.

"Memangnya siapa dia, berani datang dan menginjakkan kakinya di sini!? Cih, hanya seekor lalat kecil!" Orang yang berjambul juga meremehkan Madara sambil asyik mengepulkan asap rokoknya.

"Siap-siap kita bantai kelompok mereka! kita kan punya mas Yoko." Dengan optimisnya ucap salah seorang member yang belum lama singgah di kelompok itu.

"Halo, Yoko-san?" seorang gadis bertampang yakuza tengah memegang pedang kayu sibuk menelepon seseorang.

"Apa Hana-chwan?" suara mas Yoko dari telepon.

"Berhentilah memanggilku seperti itu!" gadis bertampang yakuza ini menjadi kesal, "Laporkan situasi di sana!"

"Hmm ... di sini pemandangannya indah, sungai bersih, banyak orang jual—"

"Yoko-san, maksudku pergerakan kelompok mereka." Gadis bertampang yakuza ini menjadi sangat kesal seketika ingin membanting teleponnya.

"Oh soal itu, tidak ada pergerakan sama sekali." Mas Yoko berbicara dengan nada datarnya.

". . . ." Hana-chan mulai berpikir 'Ini aneh!'

"Hana, pinjam sebentar." Orang berpakaian rapi dan berjas serta mengenakan kacamata hitam meminta telepon yang digenggam Hana.

"Um." Hana memberikannya.

"Yo, Yoko. Apa kau sudah melakukan tugasmu dengan baik?"

"Oh, bos Marine. Sepertinya aku perlu menggertak para tikus untuk keluar dari sarangnya."

"Hmm ... Induk tikus itu belum menampakkan diri di hadapan singa."

"Apa kau berpikir induknya melindungi anak-anaknya?"

"Mungkin." Sesaat bos Marine menggeram. "Sayangnya, aku tak bisa mendeteksi keberadaannya."

(Tentu saja tidak bisa karena Madarame berada dalam jarak yang dekat dengan Fuyuki dan dilindungi perisainya).

"Apa mungkin ada kesalahan?" kata Hana sambil berpikir logis memikirkan pembicaraan mereka berdua.

"Apa maksudmu? Bahkan Obat nyamuk bisa membuat nyamuk mati tanpa menepuknya." Kata Nishiki yang menganggap Madara sebagai nyamuk.

"Maksudku lalat yang kau sebutkan tadi tidak mempan dengan obat nyamuk."

"Haaaaaaa!? Bicara apa kau ini Hana! Aku tidak paham." Teriak Nishiki melototinya.

"Kau pikir aku paham?"

Lalu bos Marine menutup teleponnya dan memberikannya pada Hana. "Nih!" Tangkapan bagus Hana.

"Kita tunggu saja sampai dia datang." Waktunya masih kurang 10 menit lagi.

"Dia bilang mencari orang kuat, apa ada orang kuat selain aku di distrik ini?" Bos Marine cukup yakin dan sama sekali tidak kepikiran dengan keberadaan orang lain termasuk pengguna spiritual terkuat yang menjadi direktur utama perusahaan Miyamoto saat ini, Fuyuki, sudah diakui di Rakugaki.

....

Sepuluh menit telah berlalu, Bu Matsumura berjalan ke taman dan masih membawa omamori itu (di dalam omamori ada chip yang dipinjam Fuyuki dari Kei, dan chipnya berfngsi sebagai sinyal akan dimulainya rencana ini).

"Hiyori-kun, apa kau siap?" tanya Mawaru di bangunan sekolah yang berbicara lewat telepon, sementara Hiyori telah menyamar dan menyembunyikan hawa keberdaannya di dekat taman.

"Ya." Jawab singkat Hiyori dan segera menutup teleponnya.

Ketika bos Marine ingin menelepon Yoko kembali dan memberi perintah untuk menjalankan aksinya, secara tidak sengaja Bu Matsumura lewat di depannya dan dengan kencang dari arah belakang, Hiyori sebagai penjahat berlari, mulai beraksi mencuri tas berisi cek tunai dan omamorinya.

"Akh!!!" Teriak Bu Matsumura terkejut dan terjatuh. Meskipun dia mencoba bangkit, sang pencuri melambaikan tas berisi cek tunai dan omamori itu di hadapannya, dan secara sengaja Hiyori sebagai pencuri menjatuhkan kartu nama dari tas Matsumura (perusahaan Miyamoto) agar diketahui oleh mereka (para gangster).

Kemudian pencuri itu dengan cepat berlari meninggalkannya, secara refleks kelompok gangster yang menyaksikan kejadiannya ini tidak tinggal diam, lalu Marine mulai melihat kartu nama dari perusahaan yang dikenalnya dan menyuruh Hana mengikuti pencurinya dengan deteksi radarnya.

"Hana, cepat kejar pencuri itu!"

"Nishiki, awasi keadaan sekitar!"

"Baik." Mereka berdua menjawab serentak perintah dari bosnya.

Sesaat Hana mengikutinya, keberadaan pencuri itu hilang.

Hiyori berteleportasi menuju sekolah, di rooftop sekolah tempat Fuyuki, Madara dan Mawaru menunggunya kembali. Sekarang Hiyori yang berada di dekat Fuyuki aman, karena dalam lindungan perisainya.

"Selamat datang kembali, Hiyori." Fuyuki menyambutnya, kemudian Hiyori memberikan chip-nya pada Fuyuki untuk di kembalikan ke Kei.

"Kerja bagus." Mawaru menepuk pundak Hiyori.

"Kau sendiri bagaimana?" Tanya Hiyori pada Mawaru sambil memikirkan keadaan di Tennouji.

"Tenang, mereka tidak beraksi." Kata Madara menjawabnya.

"Oh syukurlah sesuai rencana." Lalu Hiyori memberikan tasnya bu Matsumura pada Madara. "Nih, malam nanti jangan sampai gagal. Aku masih ada tugas lain."

....

Tak lama kemudian, Fuyuki menelepon bu Matsumura (memang disengaja ponsel-nya Bu Matsumura tidak dicuri, hanya bukti cek dan jimatnya)

Tetapi bos Marine yang mengangkatnya karena Matsumura terlalu syok dengan kejadian ini.

"Oi nona, kau baik-baik saja?" Marine mengulurkan tangannya sembari mengambil kartu nama perusahaan yang dibawa Matsumura.

"Ya." Jawab Matsumura tertunduk dan menangis, kemudian ada telepon masuk.

[Matsuda-sama]

"Nona yang cantik, ada telepon masuk." Kata Marine sambil menunjukkan telepon milik Matsumura di hadapannya. Matsumura masih menangis dan terpaksa bos Marine mengangkatnya.

"Halo? ... Ah iya, ya." Marine berbicara sopan seperti dengan orang sibuk.

"... Jadi begitu ya kejadiannya? Kebetulan kalian ada di sana, saya butuh asisten untuk klien saya. Karena si asisten hari ini tidak datang, sebagai gantinya aku akan menyewa kalian untuk membantu dan mengawal klien saya." Kata Fuyuki yang berbicara lewat telepon.

"Baiklah." Marine menyetujuinya.

"Nanti jam 18.00 (waktu Jepang) di TKP!"

"Di sini?"

"Ya."

Fuyuki segera menutup teleponnya.

*Rencana pertama berhasil, lanjut rencana kedua!*

"Mawaru, bersiaplah!"

"Baik."

Pastikan rencana ini berjalan seperti tidak ada dusta di antara kita!

****