Sudah bisa ditebak kan gimana kelanjutan hubungan mereka berdua?
Ayo ramaikan dengan komen-komen yang selalu membuatku semangat
⭐⭐⭐⭐
"Maaf om, gimana kalau seandainya Ifa dan Iky sudah kembali bersama lagi? Apakah pernikahan itu akan tetap dilaksanakan?" Dengan berakni Alana bertanya. "Nggak fair dong om kalau pernikahan itu tetap dilaksanakan."
⭐⭐⭐⭐
Happy Reading
Semua yang ada di ruangan itu terkejut melihat keberanian Alana, yang selama ini terkenal lemah lembut, menyuarakan isi hatinya untuk membela sang sahabat.
"Sst.. sayang. Sudah nggak usah ikut-ikutan," bisik Zayyan agar istrinya tidak ikut campur. Tapi Alana tak menggubris permintaan suaminya. Rasa solidaritasnya lebih kuat.
"Maaf om bukan bermaksud tidak sopan, tapi sebagai sahabat Ifa, saya nggak setuju dengan rencana om untuk menyuruh Rizky menikah lagi. Lebih tepatnya saya MENENTANGNYA. Permasalahan dalam sebuah rumah tangga itu kan suatu hal yang wajar. Kenapa dua orang yang saling mencintai harus dijauhkan dengan menghadirkan orang ketiga. Saya tidak bilang setuju atau tidak setuju dengan poligami, tapi bukankah untuk melakukan hal tersebut harus ada alasan yang sangat kuat?" ucap Alana berapi-api.
Zayyan yang dari tadi memperhatikan istrinya tentu saja merasa takjub melihat sisi lain istrinya. Sisi lain yang ternyata membuat Alana terlihat semakin seksi di mata sang suami. Bahkan, sesuatu di bawah sana bereaksi karena hal itu. Tahan boy, Zayyan memerintah tubuhnya yang bereaksi pada saat yang kurang tepat.
Amir dan Abdul hanya manggut-manggut mendengar orasi Alana, yang mirip orasi demonstran. Untung saja Alana tidak menyuarakan keinginan naikkan uang belanja.🤣
"Kami juga nggak setuju ada orang ketiga di antara anak-anak kami. SAMA SEPERTI ALANA, KAMI MENENTANGNYA!" Tiba-tiba emak Bella dan bunda Ulfa berdiri ikut menyampaikan aspirasi mereka. Amir, Abdul dan Shania saling berpandangan. Tanpa yang lain sadari, ketiga orang itu menyembunyikan senyum mereka.
"Assalamu'alaikum..." terdengar sapaan dari arah pintu masuk dan tampaklah dua makhluk yang dari tadi telah ditunggu kehadirannya. Emak Bella dan bunda Ulfa langsung menyambut Ifa dengan pelukan. Tinggallah Rizky sendirian yang hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Nggak ada yang mau peluk Iky nih?"
"Mas Rizky mau Sha peluk?" tanya Shania dengan suara lembut namun menggoda. Ifa langsung membebaskan dirinya dari pelukan emak dan bunda. Lalu ia langsung menghampiri Rizky serta memeluknya erat.
"Nggak usah menggoda suami gue ya. Sok nawarin mau peluk segala. Belum jadi istri, belum halal. Bukan mahram," tegur Ifa galak.
"Jadi kalau sudah jadi istri boleh dong peluk. Aduh jadi nggak sabar nungguin mbak Ifa melahirkan." ucap Shania dengan polosnya. "Nanti mbak Ifa nggak boleh cemburu ya kalau aku sering peluk-peluk suamiku."
Memerah muka Ifa mendengar ucapan Shania. Dengan geram ia hendak menghampiri Shania dengan niatan mencakar wajah cantiknya. Untunglah Rizky dan Zayyan berhasil menahannya. Mereka nggak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Shania kalau Ifa dibiarkan.
"NGGAK USAH NGAREP LO!! SIAPA JUGA YANG NGIJININ ELO KAWIN SAMA LAKI GUE?!" Ifa mulai meradang. Membuat orang-orang yang mendengarnya merinding sendiri. Hormon yang ada pada diri ibu hamil tidak bisa dianggap enteng.
"AKIFAH SA'DIYAH, DUDUK!!" terdengar suara menggelegar babe Abdul yang dari tadi hanya diam saja. "JANGAN BERKELAKUAN YANG MEMBUAT MALU KELUARGA DAN YANG NANTINYA AKAN MEMBUATMU MALU SENDIRI!"
"Tapi beh..."
"DUDUK!" Sebelum Ifa kembali menyahuti perintah Abdul, Rizky buru-buru mengajak Ifa duduk di dekat bunda dan emak.
"Beh, Ayah, Rizky mohon maaf atas sikap Ifa malam ini. Bukan tanpa alasan Ifa bersikap begitu. Aku dan juga Ifa malam ini hadir disini untuk memohon kepada ayah untuk membatalkan rencana pernikahanku dengan Shania."
"Lho? Kenapa aku nggak jadi nikah sama kamu?" tanya Shania heran.
"KARENA DIA NGGAK CINTA ELO!" Sergah Ifa kesal. Abdul menatap Ifa tajam sebelum putrinya itu kembali membuat keributan.
"Ifa, kamu tau kan apa konsekuensinya kalau kamu menolak Shania menjadi istri kedua Rizky?" Kali ini Amir yang bertanya. "Kamu benar-benar nggak mau merubah keputusanmu? Apa alasan kamu menolak rencana itu?"
"KARENA SEORANG AKIFAH SA'DIYAH BINTI ABDUL KARIM SANGAT MENCINTAI RIZKY MUHAMMAD KHALID BIN AMIR MUMTAZ, AYAH DARI ANAK-ANAK YANG KUKANDUNG. SEKALI LAGI TOLONG GARIS BAWAHI, PAKAI TULISAN YANG TEBAL, DALAM TANDA PETIK, DIKASIH HIGHLIGHTER, 'AKU AMAT SANGAT MENCINTAINYA PAKE BANGET'!" jawab Ifa lantang yakin. Kali ini wajah Rizky yang merona mendengar ucapan istrinya.
"Kalau kamu mencintai dia, kenapa kamu melakukan hal itu kepadanya?"
"Itu karena Ifa bego, Yah." jawab Ifa pelan sambil menundukkan kepalanya karena malu. "Ifa sudah jahat sama Iky. Ifa sudah bersikap nggak adil ke dia. Ifa selama ini sangat egois dan nggak menyadari bukan hanya Iky yang harus berkorban, tapi Ifa juga harus berkorban."
"Kamu menyadari kesalahan kamu?" tanya Abdul. Ifa mengangguk yakin.
"Ifa sudah meminta maaf kepada Iky. Ifa sadar dalam sebuah pernikahan, bukan hanya cinta yang menjadi landasan. Tapi juga saling menghormati, saling pengertian, saling jujur dan terbuka, serta saling menjaga satu sama lain."
"Jadi kalian berdua menolak rencana pernikahan ini?" tanya Amir. "Lalu bagaimana kalau kalian bertengkar lagi? Apakah kalian akan mengulangi kesalahan yang sama?"
"Tidak ada seorang manusia yang mau tercebur sampai dua kali ke dalam kubangan yang sama. Demikian juga dengan Ifa, Yah. Gimana Ky? Keren gak omongan gue?" tanya Ifa diakhir kalimatnya. "Gue tadi browsing dulu biar nemuin frase yang pas. Hebat kan istri lo ini."
Dasar koplak, di tengah suasana serius dia masih sempat nanya kayak gitu😄. Rizky mengacungkan jempolnya tanda setuju.
"Lagipula Ifa kan bukan kerbau yang senang main di kubangan. Jangankan dua kali kecebur. Sekali aja juga ogah. Sudah bau, kotor lagi. Ifa cantik gini aja punya saingan. Gimana kalau Ifa kecebur di kubangan, pasti Iky langsung kabur." Amir dan Abdul berusaha menahan senyum mendengar ucapan Ifa yang barusan. Sementara yang lain tertawa tertahan. Alana malah tidak bisa menahan tawanya, maka ia langsung menyembunyikan tawanya di dada Zayyan.
"Kami nggak percaya begitu saja dengan omongan kamu. Namanya perempuan sering berubah-ubah kelakuannya. Sekarang bilang cinta, nanti kalau keinginannya nggak dituruti, ngambek lagi, pisah lagi. Untuk mencegah hal tersebut, akan lebih baik kalau Iky punya dua istri. Jadi kalau kamu ngambek, masih ada yang urusin dan memenuhi kebutuhan Iky, terutama kebutuhan biologisnya."
'Tapi Yah, Iky nggak terlalu meributkan masalah kebutuhan biologis. Yang namanya nikah kan bukan cuma untuk pemenuhan kebutuhan biolgis. Tapi juga masalah lainnya. Ayah dan bunda kan juga begitu. Selama bertahun-tahun menikah, yang membuat awet pernikahan kalian kan bukan cuma urusan kebutuhan biologis tapi karena kalian saling menyayangi, kalian saling mengerti dan utamanya karena kalian saling membutuhkan." Kali ini Rizky yang berorasi di hadapan semuanya. Ini acara nobar kenapa jadi kayak demo di depan gedung DPR/MPR ya? (Author garuk-garuk kepala karena bingung).
"Kami berdua saling membutuhkan. Bukan hanya saat ini tapi sudah sejak pertama kami saling mengenal. Sejak kami belum menikah. Tapi karena kebodohan kami berdua, membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi kami untuk menyadari hal tersebut." Lanjut Rizky. "Apalagi sekarang ada 3 anak di dalam perut Ifa. Anak-anak yang akan meramaikan hidup kami berdua. Aku membutuhkan Ifa dan anak-anak untuk melengkapi hidupku. Ifa juga membutuhkan Iky untuk melengkapi hidupnya dan pastinya untuk membantu mengurus serta mendidik anak-anak kami."
"Tapi Ky, apa kamu nggak capek menghadapi istri model Ifa?" tanya Abdul. "Yang koplak, tengil, keras kepala, gengsian, eg....."
"Sudah beh sudah... nggak usah disebutin satu-satu kejelekan Ifa. Iky juga sudah tau itu semua keles," omel Ifa saat Abdul membeberkan sifat-sifat jeleknya. "Babeh nih bukannya belain anaknya yang mau dipoligami, eh ini malah ngebuka aib. Ifa tuh anak babeh bukan sih?"
"Kamu tuh bukan anak babeh. Kamu itu ditemuin babeh di bawah pohon kecapi di belakang rumah engkong. Abang rasa kamu tuh anak jin penunggu pohon kecapi. Makanya kelakuan kamu mirip dedemit. Menyebalkan." Ledek Zayyan yang dari tadi diam saja.
"Idih abang mau bilang emak itu jin penunggu pohon kecapi ya? Tuh mak, masa emakku yang cantiknya melebihi Park Shin Hye dibilang jin penunggu kecapi." balas Ifa sambil memeluk emak Bella.
"Nggak ya.. abang nggak pernah bilang kayak gitu. Abang kan cuma bilang kamu bukan anak babeh....."
"Ooh jadi maksud bang Zayyan, emakku yang cantik ini selingkuh sama jin penunggu pohon?! Astaghfirullahal'azhiim.... nyebut bang nyebut. Jangan sembarangan menuduh orang lho bang. Apalagi menuduh ibu sendiri. Durhaka ngomong kayak gitu." Astaga, kekoplakan Ifa malam ini benar-benar semakin menjadi. Alana dan Rizky tak bisa lagi menahan tawanya saat mendengar perkataan Ifa. Sementara itu Zayyan hanya bisa mengaduh-aduh karena pinggangnya mendapat sentuhan maut dari emak Bella. Sementara Ifa hanya tersenyum manis melihat penderitaan sang kakak. Amir dan Abdul masih setengah mati menahan tawanya. Shania hanya bisa terbelalak melihat kejadian malam ini. Keluarga yang absurd.
Akhirnya setelah tawa mereka mereda, Rizky kembali menegaskan bahwa ia tak bisa dan tak mau menikahi Shania. "Istri satu aja Iky sudah ampun-ampun ngadepinnya, apalagi dua istri. Iky nggak bakal sanggup deh. Apalagi kalau keduanya berantem dan ngambek. Bisa amsyong dah kalau begitu. Punya istri dua tapi nggak dapat jatah. Belum lagi kalau mereka kompakan menyerang Iky. Masa Iky harus kawin lagi. Kalau setiap kali ada masalah dan istri ngambek solusinya kawin lagi, jangan-jangan Iky bisa punya istri 10. Haddeuuh nggak sanggup deh. Jadi please ya, yah. Jangan paksa Iky menikah sama Shania."
"Ayah dan babeh juga aneh sih. Seharusnya sebagai orang tua yang bijak bisa memberikan solusi untuk kebahagiaan anak-anaknya. Ayah dan babeh kan sudah menikah dengan istri masing-masing lebih dari 25 tahun, ya masa nggak punya tips dan trik dalam menghadapi pasangan yang bertengkar kayak kita gini." Serang Ifa kepada Amir dan Abdul.
"Sudah, sudah.. kenapa kamu malah menyerang kami berdua sih?" Amir mulai kewalahan menghadapi serangan Ifa. Belum lagi para istri sejak tadi memandang mereka dengan perasaan kesal. Waduh bisa gawat kalau para istri ikutan ngambek.
"Kami berdua bukan menyerang kalian. Kami nggak akan mengambil tindakan seperti ini kalau saja ayah bisa lebih bijak mengambil keputusan. Iky ini satu-satunya anak ayah. Calon penerus nama keluarga. Ayah seharusnya mendukung kami, bukannya malah membuat kehidupan kami tambah ruwet. Kami nggak bermaksud melawan atau pun bersikap seperti anak durhaka, tapi kalau ayah terus menerus memaksa keputusan ayah, lebih baik Iky dan Ifa pergi dari rumah ini dan mungkin pindah ke kota atau negara lain."
"Sudah selesai ceramah kamu Ky?" tanya Amir datar. "Ron, mana berkas yang sudah disiapkan sejak kemarin? Tinggal tanda tangan mereka berdua saja kan? Kalian sudah tahu apa yang akan terjadi kalau kalian menolak keputusan ayah. Sekarang tanda tangani berkas-berkas itu. Nggak usah ditunda-tunda lagi. Ayah sudah nggak sabar."
Roni, pengacara Amir, memberikan berkas-berkas yang harus ditandatangani keduanya. Setelah ditandatangani, Roni mengambil berkas-berkas tersebut dan memberikannya kepada Amir yang langsung membacanya. Kemudian Amir menyerahkan berkas itu kepada Abdul. Keduanya terlihat puas dengan isi berkas tersebut.
"Baiklah. Kalau begitu sudah beres semuanya. Shania, sesuai rencana awal kamu akan menikah di tanggal yang telah ditetapkan, sesudah Ifa melahirkan. Roni, tolong selesaikan urusan pernikahan Shania," ucap Amir santai yang diikuti oleh angggukan setuju Abdul. Semuanya auto menggagu saat mendengar hal tersebut.
"Ayah!"
"Babe!"
"Abang!"
"Mas!"
Semuanya serentak berteriak setelah terdiam beberapa saat. Ifa langsung menangis dipelukan Rizky. Emak Bella dan bunda Ulfa saling berpelukan dan menangis bersama. Alana juga ikutan menangis dalam pelukan Zayyan. Hanya Amir, Abdul, Shania dan Roni yang tetap tersenyum puas. Mission accomplished.
⭐⭐⭐⭐