Chereads / IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 65 - I HOPE IT'S NOT LATE

Chapter 65 - I HOPE IT'S NOT LATE

"Hey, bukan aku yang menyimpan istri orang, tapi istri orang yang mendatangiku. Ya sudah, kamu rebahan saja di sofa. Semoga saja sofa itu kuat menahan your big fat body." Kali ini bantal sofa yang melayang ke wajah Rendy.

⭐⭐⭐⭐

Happy Reading ❤

"Ren, kamu punya film apa? Punya drakor nggak?"

"Korean drama? No, but you can watch it on my tv cable. I only have b**e film." jawab Rendy yang membuat bantal lain melayang. Rendy hanya tertawa melihat reaksi Ifa.

"Huu... dasar bule mesum." Tak lama Ifa sudah asyik menonton drakor yang menjadi favoritnya. Menonton drama yang dibintangi salah satu aktor muda korea yang sedang naik daun. Rendy tersenyum melihatnya. Ia mengantarkan cemilan sehat untuk ibu hamil. Salad buah ala chef Rendy.

"Ren, salad buahnya enak. Gimana kalau kita masukkan ke dalam menu resto? Besok kamu bawa sample buat dicobain Alana." perintah Ifa sambil menonton drakor. Tak sekalipun pandangannya lepas dari TV.

Tak lama Rendy membawa sepiring hidangan risotto dengan potongan steak dan salad. Selain itu Rendy juga menyediakan mash potato dengan kuah gravy di piring terpisah. Mata Ifa membulat melihat hidangan tersebut.

"Wah, cepat juga kamu masaknya Ren." puji Ifa. Tangannya segera mengambil garpu untuk mencoba hidangan tersebut. Tapi sebelum garpunya sampai, piring tersebut diangkat tinggi-tinggi oleh Rendy.

"Oh c'mon Ren. Do you really cook those food for me or do you want to tease me only?"

"You have to pay for this food." jawab Rendy santai.

"With kiss? With my body? Oh no, I'd rather starved myself than cheating on my husband." Ifa meletakkan garpunya dengan kesal.

"Wooow... chill out girl. Nobody ask you that. You pay me with the explanation about what happened between you and him." Ifa menghela nafas lega saat mendengar hal tersebut. Dengan terpaksa ia menuruti kemauan Rendy, karena ia sudah kelaparan melihat hidangan yang dimasak Rendy. Entahlah, kehamilannya benar-benar merubahnya menjadi monster rakus.

Akhirnya sambil makan, Ifa menceritakan semuanya kepada Rendy. Sesekali Rendy tertawa mendengarnya. Terkadang Rendy ikut emosi terutama mendengar apa yang terjadi di mall. Makanan habis, ceritapun selesai.

"Wah masakan kamu benar-benar enak Ren," puji Ifa. "Nggak heran para pelanggan selalu balik ke resto kita. Oh iya, Cilla mau membooking kamu menjadi private chef pada anniversary bulan depan."

"Boss, can I ask you something?" Ifa mengangguk. "Do you really love him?"

"Yes I really love him. But after tonight, I feel betrayed. I think he doesn't love me anymore. I think he's also love her. His future wife."

"Are you okay with that? Tell me the truth. Don't try to hide what you really feel inside."

"Aku nggak tau Ren. Aku bingung."

"I guess, you know what you really want. You don't want him to marry her. You're not okay with this situation. At all. The main problem is PRIDE and STUPIDITY, both of you have no willing to talk, to solve this problem. Aku yakin sudah banyak yang bilang kayak gini sama kamu. Tapi kalian berdua bertahan dengan pikiran dan pendapat masing-masing tanpa mau membaginya dengan pasangan. Kamu dengan segala keegoisan dan kebodohanmu. Dia dengan bodohnya menuruti segala keinginanmu dengan pemikiran bahwa pengorbanannya akan membuatmu bahagia. Mungkin pada mulanya kamu merasa nyaman dengan kebebasan yang kamu dapatkan dengan berpisah. Your husband had the same thoughts. He sacrifices his happiness just to see you happy. You know what?! Both of you are damn stupid. Really really stupid."

"Iya, aku sadar aku egois. Tapi aku nggak mau membuat dia jadi anak durhaka dengan menentang keinginan orang tuanya. Selama ini aku sudah banyak membuat dia berkorban, kini saatnya aku berkorban untuk dia."

"Are you sure he wants you to sacrife your love? Is it what he really wants? Wake up girl. It's not what he wants. He wants you to comeback. Aku yakin dia pasti pernah ngomong sama kamu tentang hal ini." Ifa termanggu mendengar kata-kata Rendy. Memang benar apa yang Rendy katakan.

"Kalau kamu masih terus bertahan dengan situasi saat ini, mengingat apa yang terjadi di mall..... bukan mustahil dia akan menyerah. Think about that carefully. Do you really want to keep him or do you want to lose him? You're the only one who know the answer."

"How come you become an expert about this while you're not having marriage experience?" tanya Ifa heran.

"It's because my little sister that I really loved had that experience. She was just like you. Tough, freak, warm, lovable. You remind me of her. That's why I love you like a sibling. Unfortunately.... she was too late to realize what she wanted. She lost her husband to other woman. And also she lost her baby. She had miscarriage while she was 5 months pregnant."

"I'm so sorry to hear that. Sekarang gimana adik kamu?"

"Sayangnya si gadis tegar tak lagi tegar setelah mengalami kehancuran bertubi-tubi. She was desperate and depressed. Finally... she killed herself. Here.. in this apartment."

"Really? Sorry Ren, bukan maksud gue mengungkit masa lalu yang menyakitkan itu." Suara Ifa tercekat menahan kesedihan.

"That's why.. make a wise decision." ucap Rendy pelan. "I don't want you to regret your decision. If you still want to be with him, fighting!"

"Kemana aja kamu selama ini, Ren? Coba dari awal kamu sudah ngomong kayak gini sama aku, mungkin masalahnya nggak akan seribet ini."

"You're just too stubborn and selfish. Everybody don't know the trick talking to stubborn girl like you."

"What's the trick?"

"Beri kamu makan enak hingga kenyang." ledek Rendy sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ren, gimana kalau terlambat? Gimana kalau dia beneran jatuh cinta sama Shania?"

"YOU HAVE TO FIGHT HIM BACK."

"Do you want to help me, Ren?"

"How? Don't ask me to pretend to be your new toy."

"Why not? I just want to know if he's still love me."

"Oh my god.. why are you so blind? He's definitely love you. Can't you see that?"

"He's being nice because I have his children here." Dengan keras kepala Ifa tetap denial. Rendy menyerah tak tahu lagi bagaimana harus membujuk Ifa.

"I HOPE IT'S NOT TOO LATE FOR YOU TO REALIZE WHAT BOTH OF YOU WANT."

⭐⭐⭐⭐

"Makasih ya Ren untuk ngobrol dan makan malamnya. Sayang ya kita ketemu saat aku sudah hamil segede ini."

"What could happen if we meet long ago?"

"Hmm.. maybe we can be a couple and married."

"Hmm.. I don't think I can handle your freak attitude." Ifa memukul lengan Rendy sehingga membuat pria itu kesakitan. "Are you really pregnant? Or every mom will behave like you?"

"Sudah ah. Aku turun dulu. Kasihan kamu kalau pulang kemalaman. Kamu kan masih harus berberes apartemenmu. Oh ya, sekali lagi makasih buat makanan ini. See you tomorrow."

Ifa tidak langsung masuk ke rumah. Dilihatnya kepergian mobil Rendy hingga menghilang di ujung jalan. Baru saja ia hendak melangkah, tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

"Darimana kamu?" tanya Rizky dengan suara ketus dan dingin. "Begitu kelakuan seorang istri?"

"Eh, elo kok belum tidur Ky? Bagaimana makan malam dan belanjanya? Gue pikir kamu lanjut nge date sama Sha-mu tercinta." Tanpa banyak kata, Rizky menarik tangan Ifa untuk mengikutinya. Ifa tak berusaha mengelak. Mungkin ini saatnya mereka berbicara, pikir Ifa. Untunglah saat itu kedua orang tua Rizky sudah tidur.

Rizky mendorong Ifa untuk masuk ke dalam kamar kemudian ia mengunci pintu kamar. Ifa memperhatikan wajah Rizky yang menahan amarah yang tampaknya sudah diubun-ubun. Wajah penuh kecemburuan. Dengan santai Ifa memperlihatkan tas plastik yang dibawanya.

"Lihat nih apa yang gue bawa. Rendy sengaja masakin buat kamu. Cobain deh."

"Dalam kondisi kayak gini kamu masih bisa menawarkan masakan yang dimasak oleh simpananmu itu?"

"Simpanan? Emangnya dia tabungan?" Bukannya takut, Ifa malah duduk di sofa yang ada di kamar. Dibukanya wadah-wadah makanan yang dibawanya. "Sini Ky, makan dulu. Ada yang bilang sama gue kalau mau ngobrol buat menyelesaikan masalah sebaiknya dengan perut kenyang. Jadi lebih mudah menerima masukan dan nggak gampang marah."

"Ngapain kamu ke apartemen pria itu?" Sekali lagi Rizky bertanya tanpa memperdulikan tawaran Ifa untuk makan.

"Makan." jawab Ifa singkat.

"Memangnya tadi di mall belum makan?"

"Belum."

"Kenapa?"

"Karena suami gue tidak menemani makan. Karena suami gue sibuk belanja dengan calon istri barunya. Karena suami gue sudah berani berbohong." jawab Ifa sambil memainkan sendok.

"Kamu kan bisa makan bersama sahabat-sahabatmu. Bukannya malah minta jemput sama pria lain dan pergi ke apartemen pria itu. Entah apa yang kalian lakukan disana selama beberapa jam."

"Menurut lo apa yang terjadi saat seorang wanita dan seorang pria berduaan di dalam sebuah ruangan?"

"Banyak hal bisa terjadi, Fa. Kalian bisa berciuman, make out bahkan mungkin juga melakukan hal yang lebih dari itu. Apakah itu yang kalian lakukan?" Ifa tidak menjawab.

Karena tidak mendapat jawaban dari Ifa, Rizky merasa kesal. Entah setan mana yang menguasai pikirannya malam itu. Tiba-tiba dengan kasar Rizky menangkup wajah Ifa dan mulai melumat bibir Ifa. Bukan hanya itu, sebelah tangannya pun dengan kasar mulai meraba tubuh Ifa. Awalnya Ifa kaget mendapat perlakuan seperti itu. Ada rasa sakit di hatinya karena perlakuan kasar dari suaminya. Namun entah kenapa sikap kasar Rizky menimbulkan sensasi tersendiri. Saat sang suami memegang kendali penuh terhadap dirinya. Walau airmata menetes dari sudut matanya, namun rasa rindu ternyata lebih menguasai daripada amarah. Ifa malah mengalungkan tangannya di leher Rizky dan mulai membalas ciuman itu. Bahkan tanpa sadar Ifa mendesah nikmat saat tangan Rizky mengeksplore setiap inchi tubuhnya.

"Kamu tahu apa yang terjadi saat kamu mendesah seperti itu, sayang. Cukup lama aku merindukanmu, merindukan bibirmu, merindukan setiap lekuk tubuhmu dan merindukan saat-saat aku berada di dalam dirimu."

"Lakukanlah apa yang menurutmu memang harus dilakukan. Asal jangan membahayakan anak-anak kita." Ifa mengarahkan tangan Rizky ke perutnya. Rizky seolah tersadar saat dia menyentuh perut Ifa yang membuncit. Sontak Rizky menjauhkan dirinya karena khawatir menyakiti Ifa dan anak-anak mereka.

"Maafkan aku... aku nggak bermaksud menyakiti kalian.. entah kenapa malam ini aku begitu mudah dikuasai setan." Rizky menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Sebelah tangannya masih di perut Ifa. "Maafkan ayah yang hampir menyakiti kalian."

Hati Ifa terenyuh saat mendengar suara Rizky yang penuh kesedihan dan keputus-asaan. Ya tuhan, aku jahat sekali telah bersikap egois dan terus menerus menyakiti pria ini. Perlahan Ifa bangkit dan duduk dipangkuan Rizky. Sebelah tangannya menuntun tangan Rizky untuk kembali mengelus perutnya. Merasa tidak mendapat penolakan dari Ifa, Rizky memeluk pinggang Ifa. Lama mereka saling memeluk dan bersandar. Keduanya menangis tanpa suara.

"'Maafin gue, Ky. Gue sudah begitu egois dan banyak menuntut pengorbanan dari elo sejak awal kita menikah hingga kini. Elo menjalani itu semua tanpa protes. Sementara gue selama ini bukannya mencoba mengerti apa mau lo, tapi malahan menuntut kebebasan. Gue nggak menyadari bahwa pernikahan itu bisa kuat bukan berlandaskan cinta semata. Tapi juga ada bumbu-bumbu pengertian, kejujuran, dan keterbukaan. Saling menekan ego dan saling menghormati demi kebahagiaan pasangan. Itu yang gue amat sangat bego Ky. Gue hanya menuntut elo untuk selalu mencintai gue dan untuk selalu berada disisi gue. Gue hanya bilang kalau gue mencintai elo tanpa mau banyak berkorban buat elo."

"Malam ini mata hati gue terbuka. Gue melihat kemungkinan elo bisa bahagia dengan perempuan lain. Gue nggak bisa terima itu. Selama ini gue tidak menyadari sepenuhnya kalau gue juga sebenarnya sangat mencintai dan membutuhkan elo. Bahkan mungkin rasa cinta gue lebih besar. Semua rasa itu terpendam dalam di sudut hati gue tanpa berani gue keluarkan. Gue lupa betapa gue sangat beruntung mendapat suami kayak elo. Gue ...mmmpphh.. "

Rizky tak ingin mendengar lebih banyak lagi. Cukup kalimat bahwa Ifa mencintainya, membuatnya kembali yakin untuk memperbaiki hubungan mereka. Dengan lembut Rizky mencium bibir Ifa dan kali ini Ifa membalasnya dan membiarkan lidah Rizky mengeksplore mulutnya. Lidah mereka saling membelit. Mereka berhenti berciuman karena persediaan oksigen yang mulai menipis. Kening mereka tetap menempel, nafas mereka memburu.

"Selama dua bulan ini gue banyak belajar. Gue belajar bahwa gue sangat menginginkan kebebasan. Tapi disaat bersamaan Cilla menyadarkan kalau gue sudah menyerahkan kebebasan gue saat gue menerima elo sebagai suami. Gue belajar bahwa cemburu itu sangat menyakitkan dan belajar bagaimana menghargai orang yang sangat mencintai kita."

"Ssstt... cukup sayang. Aku juga bersalah. Aku pikir dengan memberikan apapun yang kamu inginkan akan membuatmu lebih mencintaiku. Tapi aku salah. Di saat aku memberikan kebebasan itu ternyata aku hampir kehilangan orang yang paling kucintai. Aku juga bersalah karena menuntutmu untuk berubah. Aku lupa kalau segala kekoplakan dan ketengilanmu itulah yang membuat aku tergila-gila sama kamu. Aku juga minta maaf ya sayang." Rizky mencium kening Ifa.

"Ky, bagaimana dengan Sha...." Rizky kembali bibir melumat bibir Ifa. Setelah beberapa saat mereka melepaskan tautan bibir mereka dengan nafas memburu.

"'Please jangan sebut nama itu. Cuma kamu yang kuinginkan malam ini. Aku tak mau mengingat siapapun. Malam ini hanya ada kita berdua."

⭐⭐⭐⭐