"Please jangan sebut nama itu. Cuma kamu yang kuinginkan malam ini. Aku tak mau mengingat siapapun. Malam ini hanya ada kita berdua."
⭐⭐⭐⭐
Happy Reading ❤
"Ky...."
"Hmm..." Rizky masih mencium ceruk leher Ifa. Tangannya masih terus mengusap-usap perut Ifa. Memberikan kenyamanan.
"Ky... "
"Apa sayang...? Kamu pengen apa, biar aku beliin. Kamu pengen martabak? Sate? Duren?" Ifa menggeleng. "Seblak? cilok? kecapi? jamblang?"
"Ky... anak-anak pengen ditengokin sama ayahnya." bisik Ifa malu-malu. Mata Rizky auto terbelalak dong mendengar ucapan Ifa. Dua bulan berpisah ternyata membawa perubahan pada diri Ifa. Perubahan yang benar-benar membuatnya bahagia. Tau dong apa sebabnya🤭🥰
"Kamu yakin? Kamu tahu kalau malam ini kita melakukan hal itu, maka kamu nggak akan bisa mundur lagi. Itu artinya kita akan balikkan lagi."
"I will do everything to keep my man." bisik Ifa sambil membelai dada Rizky. Sentuhan yang terasa seperti listrik ribuan volt. Sentuhan ringan yang mampu membangunkan sesuatu di bawah sana. Ifa tersenyum menggoda saat merasakan sesuatu yang keras menekan bokongnya. Mereka kembali berciuman dengan intens dan panas. Sementara tangan mereka saling meraba dan membuka pakaian yang mereka pakai.
Rizky menatap penuh gairah tubuh istrinya yang menurutnya semakin montok dan seksi. Baru melihatnya saja sudah membuat juniornya terus memberontak.
"Nggak papa kalau kita melakukan hal itu? Kehamilanmu sudah tujuh bulan lebih... Eh kalau nggak salah sudah mau masuk bulan ke 8 ya? Apa nggak bahaya?
"Nggak papa asal posisinya pas dan pelan-pelan ya. Ingat kata dokter untuk berhati-hati agar tidak terjadi kontraksi." Ifa mengingatkan.
Dengan penuh semangat Rizky mulai meraba dan menciumi dada Ifa sambil sesekali menghisapnya lembut. Desahan demi desahan keluar dari mulut Ifa. Tangan Rizky tak tinggal diam. Dengan tangannya ia berhasil membuat Ifa mencapai klimaksnya yang pertama. Wajah Ifa memerah karena gairah.
"Kamu sudah siap sayang?" bisik Rizky. Ifa mengangguk pasrah karena tubuhnya menuntut lebih setelah pelepasan pertamanya tadi. Dengan lembut tanpa terburu-buru Rizky memasuki tubuh istrinya, tentunya dengan posisi yang aman untuk kandungan Ifa. Mereka bergerak lambat dan saling menikmati. Kembali desahan demi desahan lolos dari mulut Ifa. Sementara itu Rizky menggeram nikmat. Bukan hal mudah menahan diri selama dua bulan lebih, terlebih disaat dirinya sudah mengetahui nikmatnya percintaan. Malam ini Rizky dapat kembali menikmati hal itu dan kenikmatan itu terasa berlipat ganda dari biasanya. Pada akhirnya mereka berdua mencapai klimaks bersamaan. Tubuh keduanya masih bergetar setelah mencapai puncaknya.
"Terima kasih karena mau bersabar menghadapiku. I love you, Ky."
"Terima kasih juga karena mau kembali kepadaku sebelum terlambat. I love you more, Pah."
Percintaan malam ini adalah rekonsiliasi dua anak manusia. Mereka pada akhirnya menyadari bahwa keegoisan dan gengsi mereka hanya akan mendatangkan kesengsaraan bukan hanya untuk mereka, namun juga untuk orang-orang disekitar mereka.
⭐⭐⭐⭐
Ifa terbangun saat waktu menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Awalnya Ifa bingung karena terbangun bukan di kamarnya sendiri. Saat melihat tubuh polosnya dan tangan Rizky yang melingkari pinggangnya, barulah Ifa menyadari saat ini dia ada di dalam kamar Rizky. Mukanya memerah karena malu mengingat betapa beraninya ia meminta Rizky untuk bercinta dengannya.
Perlahan Ifa mencoba melepaskan lengan Rizky yang masih memeluknya. Namun saat ia melakukan itu, Rizky terbangun.
"Kamu mau kemana? Please jangan tinggalkan aku lagi." bisik Rizky. "Biarkan aku tidur sambil memelukmu."
"Aku mau ke kamar mandi. Aku mau pulang. Sebentar lagi ayah pasti bangun dan akan mengajakmu shalat subuh di masjid. Aku belum siap bertemu ayah. Aku khawatir beliau marah karena aku menggagalkan perjodohan kalian "
"Fa, kita suami istri yang sah. Tapi kenapa malam ini aku merasa kita seperti sedang selingkuh ya." Rizky yang sudah terbangun sepenuhnya kini duduk bersandar di kepala tempat tidur.
"'Iya elo selingkuh dari calon istri lo" Ifa terkikik. "Bukan dia yang menjadi pelakor, tapi gue."
"Jangan pernah menyebut dia calon istriku. Aku nggak pernah menginginkan pernikahan dengan Shania."
"Tapi cincinnya masih elo pakai." Ifa berusaha menahan rasa pedih di hatinya. Ia duduk membelakangi Rizky. Tak lama kemudian Rizky memeluknya dari belakang. Perlakuan Rizky yang lembut malah membuatnya menangis. Runtuh sudah pertahanannya selama ini.
Rizky memutar tubuh Ifa untuk menghadap ke arahnya dan kemudian ditariknya tubuh Ifa ke dalam pelukannya. Ifa langsung menyandarkan kepalanya di dada Rizky dan menangis sepuasnya disana.
"Menangislah sepuasmu kalau itu bisa membuatmu lega. Maafkan aku yang sering membuatmu menangis."
"Hati gue sakit Ky, melihat sikapnya yang manis kepada lo. Dan elo sepertinya nggak keberatan dengan itu semua. Gue pikir gue akan kuat menjalani semua ini. Tapi ternyata gue salah. Gue nggak kuat Ky. Elo tau, hati gue patah melebihi saat gue mendengar omongan lo saat SMP dulu. Ini kali kedua gue merasakan patah hati yang menyakitkan seperti ini. Gue nggak sanggup membayangkan elo akan menghabiskan waktu lo berduaan dengan wanita lain. Gue nggak bisa Ky."
Rizky hanya diam mendengarkan Ifa mengeluarkan isi hatinya. Bibirnya tersenyum bahagia. Tangannya mengusap-usap punggung Ifa. Ia sengaja tak ingin membujuk Ifa karena ia ingin mendengar semua rasa yang Ifa sembunyikan. Selama tiga tahun menikah jarang sekali Ifa menunjukkan kecemburuannya. Saat diberitahu ayah menyediakan calon istri untuknya, Ifa masih bersikap biasa saja. Bahkan seperti merelakannya untuk menikah lagi.
"Katakan bahwa kamu benar-benar akan kembali kepadaku. Katakan bahwa kamu tidak menyetujui pernikahanku dengan Shania. Bukan hanya untuk malam ini, tapi untuk seterusnya. Dengan begitu aku akan memiliki kekuatan menghadapi ayah, untuk menolak Shania."
Ifa mengangkat wajahnya yang masih basah oleh airmata. Masyaa Allah, istri gue kenapa kelihatan polos tapi tambah cantik sih kalau habis menangis begini, batin Rizky. Astagaa, wajah polosnya yang basah oleh air mata membuat gue menginginkannya lagi. Tahan Ky... tahan...
"Rizky Muhammad Khalid bin Amir Mumtaz, mulai detik ini gue akan kembali sama elo. Gue nggak mau lagi terpisah dari elo. Cuma Allah yang bisa memisahkan kita. DAN GUE NGGAK AKAN PERNAH MERELAKAN ELO MENIKAH LAGI DENGAN SIAPAPUN. ELO HANYA MILIK GUE. NGGAK ADA PEREMPUAN LAIN YANG BOLEH MEMILIKI ELO KECUALI BUNDA."
"Ssst.. jangan keras-keras.. nanti ayah bangun."
"Tapi gue takut sama ayah. Beliau nggak kayak dulu lagi. Kayaknya dia beneran marah dan benci sama gue karena sudah membuat lo menderita." rengek Ifa. "Gimana kalau ayah dan bunda nggak mau liat gue lagi? Bagaimana kalau mereka lebih memilih Shania sebagai menantu mereka dan nggak mau terima gue lagi?"
"Kita akan hadapi bersama. Aku akan berusaha membujuk ayah untuk membatalkan rencananya."
"'Bagaimama dengan Shania? Gue kok merasa jadi orang jahat ya. Keliatannya dia sudah berharap banget jadi istri lo."
"Semoga dia bisa terima kenyataan kalau aku nggak pernah cinta sama dia."
"Nggak cinta kok mau disosor?" Ifa merajuk.
"Aduuh istriku ngambek nih. Jadi makin menggemaskan deh kalau ngambek begini." Rizky hendak memeluk namun Ifa menghindar. Ifa kembali duduk membelakangi suaminya. "Kalau kamu ngambek terus nanti aku beneran kawin sama Shania nih."
Ifa langsung berbalik dan menyerang Rikzy dengan cubitan maut. "Coba aja kalau elo berani. Eh, tapi nggak papa deh. Elo sama Shania, gue sama Rendy. Kata dia, tubuhku yang bulat ini seksi."
Mendengar ucapan Ifa, Rizky kembali terbakar cemburu. Di tariknya tubuh Ifa dan dengan rakus dilumatnya bibir sang istri. Ifa yang awalnya kaget, akhirnya membalas ciuman itu. Dan akhirnya yang berawal dari ciuman karena cemburu, berakhir dengan penyatuan tubuh mereka.
Kini keduanya berbaring berpelukan. Lebih tepatnya Rizky yang memeluk Ifa dari belakang. Tangan Rizky mengelus-elus perut Ifa. Tiba-tiba Rizky terdiam karena merasakan gerakan kecil dari perut Ifa.
"'Yang, si dedek bergerak." ucapnya bahagia. Ini kali kedua Rizky merasakan pergerakan di perut Ifa.
"Ky, sepertinya anak-anak mengerti ucapan lo yang meminta mereka untuk menjaga gue. Saat gue di apartemen Rendy, ada momen gue pikir Rendy bakal nyium gue. Tapi untunglah anak-anak kita langsung menendang-nendang, sehingga gue sadar. Batal deh gue dicium cowok ganteng. Hehehehe..."
"'Kamu beneran mau dicium sama Rendy?" tanya Rizky cemburu.
"Hampir. Untungnya anak-anak lo memberi peringatan. Hahaha.. nggak ada yang mau sama gue, perempuan hamil kembar tiga yang badannya adu gede sama gajah. Beda sama elo, sudah mau jadi ayah 3 anak aja masih ada yang mau. Elo juga nggak nolak dicium Shania."
"Baguslah kalau nggak ada yang mau sama kamu. Jadi aku nggak perlu khawatir punya saingan. Masalah Shania cium gue, itu mendadak sayang. Aku nggak sempat menghindar."
"Tapi elo nggak marah tuh. Bahkan elo nggak menolak waktu digandeng sama dia. Jalan kok pake nempel-nempel kayak gitu. Kayak truk gandeng aja." omel Ifa. Hati Rizky berbunga-bunga karena kecemburuan yang Ifa tunjukkan.
"Iya deh aku minta maaf karena kemarin sempat khilaf. Aku janji nggak akan mau lagi digandeng atau dicium sama perempuan lain."
"Gimana dengan cincinnya? Kenapa masih lo pake?"
"'Oh iya, aku lupa. Padahal dari tadi malam pengen aku buka. Gara-gara tadi malam ada yang minta 'ditengokin' aku jadi lupa deh. Nih, sekarang aku buka."
"Sekarang di depan gue dibuka, nanti di kantor dipake lagi."
"Astaga sayang, kok kamu nggak percaya sama aku sih. Beneran deh aku nggak akan pakai lagi cincin itu. Cukup cincin nikah kita saja yang aku pakai. Tapi apa kamu lupa, dulu kamu pernah bilang apalah arti sebuah cincin. Itu hanyalah sebuah sebuah benda mati yang tak berarti apapun. Yang penting adalah hati kita. Ingat itu?" Ifa tersenyum karena Rizky masih mengingat ucapannya tiga tahun lalu.
"'Uuuh.. senangnya elo masih ingat itu. Tapi tetap saja gue nggak suka elo pakai cincin itu."
"Kamu beneran cemburu, yang?"
"SANGAT. Dan bumil yang cemburu lebih menyeramkan dari induk singa. Jadi elo jangan macam-macam."
"Kamu juga jangan macam-macam sama Rendy. Nggak usah ngide pergi ke apartemen dia lagi. Di resto juga nggak usah terlalu akrab sama dia." Ganti Rizky yang menunjukkan kecemburuannya.
"Kita harus terima kasih sama dia, Ky."
"Kenapa?" tanya Rizky tak suka. "Gimana aku bisa berterima kasih pada pria yang seenaknya memeluk bahkan hampir mencium istriku."
"Kapan dia peluk gue? Perasaan dia nggak pernah peluk gue."
"Kamu lupa waktu malam itu di resto dia peluk kamu? Waktu aku datang untuk memberitahu tentang Shania."
"Oh yang itu. Memangnya lo lihat?"
"Aku nggak sengaja melihatnya saat mobilku keluar parkiran."
"Elo tahu kenapa dia peluk gue?" Rizky menggeleng. "Karena saat itu gue lagi menangis gara-gara elo. Gue sedih banget waktu elo kasih tahu tentang Shania."
"Aku pikir kamu nggak bakalan nangis karena cemburu seperti itu, Fa."
"Gue kan cuma wanita biasa Ky."
"Baru nyadar ya? Kamu itu drama queen banget yang egois dan kegedean gengsi.... " Ifa langsung melotot mendengar ucapan Rikzy. "Tapi gak tau kenapa aku tetap aja cinta banget sama kamu."
⭐⭐⭐⭐