Chereads / Misteri Pernikahan Sira Maisyah / Chapter 12 - 11. Malaikat kecil

Chapter 12 - 11. Malaikat kecil

Sura berdering di hp dimas membuatnya terbangun dan mengangkat telpon yang masuk.

"hallo om" suara anak kecil dari balik layar hp.

"sena" dimas menyebut nama anak kita dengan suara baru bangun.

"om baru bangun jam segini" cerewet anak itu. sena adalah anak dari kakak dimas luna yang berumur 5 tahun, Sena anak yang pintar, cantik juga cerewet. Dimas melihat jam di dinding menunjukan pukul 10 pagi dimas pun kaget.

"om datang lah kemari, nenek memintamu untuk datang, aku juga ingin hadiah dari mu"

"iya sayang, om siap-siap dulu, okay".

"okay" jawab sena gembira.

"ya ampun untuk hari libur" gumam dimas. dimas melihat sira di luar rumah menyiram tanaman. dimas menghampiri sira "hari ini kita kerumah mama, bersiap-siap lah" dimas kembali ke rumah.

sira kemudian menyusul naik ke atas.

"bawa bajumu lebih kita akan nginap di sana" jelas dimas, mereka menuju kamar masing-masing.

sira sudah menunggu di bawah ruang tamu.

"masukkan ini ke tasmu" dimas memberi dua pasang bajunya.

sira pun memasukkan tanpa memberontak.

"apa mama baik-baik saja"? sira bertanya

"bukankah kau sudah janji untuk datang saat kakak ku datang" dimas melirik sira.

Sira hanya senyum, sira berjalan menuju mobil membawa tas baju mereka, dimas yang sontak menariknya dan memasukkan ke mobil. sira merasa aneh terhadap sikap dimas. Dimas kemudian kembali membatu sira berjalan.

"tidak perlu saya bisa sendiri"

sira mencoba melepaskan pegangan Dimas di pundaknya.

"aku tidak mersa kasihan padamu, aku hanya ingin kita cepat sampai ke rumah"

Dimas menyembunyikan kepeduliannya.

sira sedih ternyata dimas belum mencintainya. sira tidak bisa membendung air matanya, air matanya jatuh membasahi pipinya, hidung Sira yang sumbat membuatnya sulit bernafas akibat menahan tangisnya.

jam satu siang mereka sampai di rumah mama dimas, di ruang tamu sudah ada kakak dimas dan suami serta anaknya. sena berlari ke pintu memeluk om nya dimas.

sena menatap sira.

"hi sayang, cantiknya" sira mencubit lembut pipi Sena.

"hi Tante cantik" balas sena.

mereka pun duduk dan bercerita kehidupan masing-masing, sira juga di sambut baik oleh kakak dimas, semua menerima sira hanya dimas belum memperlakukannya layaknya istri, Dimas masih berharap cinta nena.

makan malam hari ini terasa meriah Sena yang sibuk meminta sayur ini sayur itu bermanja ke dimas.

"ini bagi ke sira" kakak dimas menyodorkan ayam goreng oleh-oleh nya.

Dimas pun langsung mengambil satu dan memasukkan ke piring sira.

selesai makan mereka melanjutkan pembicaraan masalah kerja.

kakak dimas dan mama meminta istirahat lebih dulu. sira juga menuju kamarnya.

"tante, Sena ingin bermain dengan Tante" langkah sira terhenti di depan kamarnya.

"eh Sena," Sira jongkok mengimbangi sena berdiri. "kamu belum ngantuk sayang" tanya Sira. sena menggelengkan kepalanya mengatakan belum ngantuk.

"baiklah ayo kita bermain apa" sira menarik sena masuk kamar.

mereka duduk di ranjang,

"Sena mau main kucing-kucingan tante". ucapnya gemes.

sira kalah suit dengan sena sira harus siap menutup matanya dan mencari sena.

"tante tutup mata pake ini" sena memberi bando kabinnya.

"sena yang ikat tante" sena melangkah ke belakang sira.

"Tante buka jilbabnya iya".

"boleh" sira membukanya kebetulan dimas tidak ada di kamar.

"wah.. rambut tante cantik" rambut sita terurai panjang. Sena kembali ke depan sira.

"sena tidak jadi menutup mata Tante?"

"Sena ingin melihat wajah cantik tante dari depan"

"sena ingin mengejek tante?" menggelitik sena.

suara pintu terbuka sira kaget melihat dimas masuk, dimas terpaku terdiam melihat kecantikan sira, dimas baru pertama kalinya melihat sira melepas hijab. sira berusaha menutupi rambutnya tapi tidak sempat lagi.

"om," sena menghampiri dimas dan menarik tangannya.

dimas kemudian meletakkan kopi nya di meja.

"om bantu sena menutup mata tante pake ini" sena memberi bando kainnya.

dimas menghadap sira di antara mereka sena duduk. seperti biasa sira tidak berani menatap wajah dimas, Sira hanya tertunduk. jantungnya berdetak cepat saat dimas membelai rambutnya dan menarik ke belakang telinga sira, dimas menyentuk telinga sira dengan lembut membuat sira memejamkan matanya lebih kuat.

dimas senyum melihat ekspresi wajah sira.

dimas kemudian mengikatkan ke mata sira.

" hore, tante kejar sena sama om ya" Sira hanya mengangguk.

lagi-lagi dimas mencoba merayunya, sira terus berusaha mencari sena dan dimas.

"huuuur" dimas menghembus telinga sira,

Sira merasa geli.

"ayo Tante Sena di sini" teriak Sena.

dimas menyentuh leher sira manja.

sira terangsang, namun Sira mencoba untuk tenang. sira berbalik bada dan mendapati dada Dimas yang bidang.

"hore om dimas ketangkap" teriak Sena.

sira mendekati suara Sena. mencoba menangkapnya.

"awoo" sira menyentuh kopi Dimas yang panas. Dimas segera menarik sira duduk di ranjang.

"Tante" suara Sena sedih.

Dimas membuka penutup mata sira dan mengambil P3K. Dimas meminta Sena untuk tidur jam sudah menunjukan pukul 9.

"sena mau tidur sama om tante" rengek sena

"baik saya sena boleh tidur di sini" bujuk sira. sena tidur di pelukan sira, sira berusaha untuk tidur walaupun hatinya kecut, Dimas selalu memperhatikannya

Dimas pun terbawa tidur.

Sena tiba-tiba terbangun dan keluar menuju kamar mamanya, Dimas dan sira tidak mengetahuinya.

mata hari pagi memasuki celah jendela membangunkan dimas. Dimas memandangi wajah cantik sira bibirnya begitu cantik, dimas mengelus pelan bibir sira. sira merasa geli, Dimas segera menarik tangannya dan menutup mata. sira berusaha membuka matanya, Sira juga memandangi wajah dimas dan tersenyum tiba-tiba Dimas membuka matanya membuat sira kaget.

"kau ingin menunggu ciuman dari ku" rayu dimas sira segera duduk.

"kenapa, kau tampak memandangi wajahku" dimas juga duduk.

"kamu pasti sengaja memindahkan Sena kan". omel sira, "kamu selalu pintar mengambil kesempatan dalam...

Dimas menarik kepala sira dengan kedua tangannya dan menempelkan bibirnya ke bibir sira, Sira mencoba melepaskan tangan dimas tapi dimas lebih kuat. dimas mengemut bibir sira dan memasukkan lidahnya ke mulut sira. Sira sulit bernafas. dimas menggigit bibir sira

" ah.." sira merasa sakit, air matanya pun jatuh. Dimas kemudian melepaskan ciumannya.

"itu hukuman Karana memfitnah saya". dimas turun menuju kamar mandi.

"kamu jahat Dimas". sira menghapus air matanya.