Ketika itu ia baru berusia kurang lebih delapan tahun dan ia sering melihat kakek itu datang berkunjung menghadap ayahnya. Iapun masih ingat bahwa kakek bangsa Hui itu adalah seorang datuk persilatan yang lihai dan bernama Ouw Kan. Akan tetapi tentu saja ia tidak mau memperkenalkan diri karena ia sedang menyamar sebagai seorang gadis Han dan pula urusan datuk itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya. Ketika tadi ia dan Thian Liong datang ke tempat itu dan melihat seorang wanita terancam bahaya maut, Thian Liong segera melompat dan menyelamatkannya dengan menangkis tongkat ular maut itu.
Toat Beng Coa-ong Ouw Kan marah bukan main. Dengan tongkat ular kobranya, dia menuding ke arah Thian Liong dan Pek Hong Nio-cu lalu membentak marah.
"Hemm, bocah-bocah lancang! Berani betul kalian hendak menentang aku, Toat-beng Coa-ong?" Kakek itu hendak menggertak dengan nama julukannya yang terdengar menyeramkan dan sudah amat terkenal di dunia kang-ouw itu.