Selagi ia berjalan santai di lereng itu, dan tiba di luar sebuah dusun, ia melihat seorang laki-laki berusia sekitar empat puluh tahun, berlutut dan me-nangis minta-minta ampun kepada dua orang pemuda yang berusia kurang leblh dua puluh lima tahun dan tampak gagah perkasa.
"Ampun, tai-hlap (pendekar besar).... Ampunkan saya....! Semua ini saya laku-kan karena
terpaksa.... saya harus membeayai, anak yang sedang sakit parah...."
"Alasan! Dasar pencuri hina!" bentak seorang di antara dua pemuda itu yang bertubuh tinggi besar, lalu sekali kakinya menendang, orang yang berlutut itu terpental dan bergulingan.
"Aduh"" ampun....,- biarlah saya kem-ballkan semua ini...." Orang itu mengeluarkan beberapa
buah benda terbuat da-n perak, yaitu cawan piring dan alat-alat sembahyang. "Saya kembalikan semua inidan ampunilah saya...." kembali orang itu berlutut, merintih dan mulutnya mengeluarkan darah.