Chapter 158 - 158

"Akan tetapi, Ban-twako! Kami telah dihina oleh perempuan hina ini! Apakah twako sebagai sesepuh kami tidak hendak membela kami?" teriak si codet tinggi besar.

'"Ya, apa artinya kami mempunyai seorang sesepuh kalau tidak mau bertindak melihat kami diperhina orang? Ataukah Ban-twako merasa takut melawan gadis hina ini?" teriak pula Si gendut pendek.

Mendengar ucapan dua orang itu, Ban Hok merasa panas hatinya juga.

"Baiklah, aku akan membalaskan keka-lahan kalian. Akan tetapi aku tidak mau mencederai seorang perempuan. Nona, mari kita main-main sebentar. Hendak kulihat sampai di mana kelihaianmu!" Se-telah berkata demikian, Ban Hok melang-kah maju menghampiri Hong Yi dan memasang kuda-kuda dengan kedua kaki terpentang lebar, kedua tangan membentuk cakar dan bergerak-gerak menyilang. Jari-jari tangannya yang membentuk cakar itu mengeluarkan bunyi krek-krek!

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS