Pada suatu pagi dia tiba di lereng sebuah gunung yang hijau. Ketika dia sedang berjalan hati-hati sekali di jalan kecil yang amat sunyi itu, tiba-tiba dia mendengar suara dua orang yang bercakap-cakap jelas di sebelah depannya. Ia mengangkat muka, akan tetapi tidak melihat ada orang. Ia berjalan cepat dan tibalah dia di sebuah jalan kecil.
Di kanan kiri jalan itu terdapat jurang yang panjang dan curam. Dan di tempat inilah dia mendengar suara dua orang sedang bercakap-cakap dengan jelas sekali, akan tetapi tak kelihatan orangnya! Biar pun hari sudah terang tanah, matahari sudah naik tinggi, namun bulu tengkuk Beng San berdiri juga saking seramnya.
Bagaimana ada dua orang bercakap-cakap di depannya, sepertinya di kanan kirinya, akan tetapi dia tidak melihat orangnya! Ia berdiri seperti patung dan mendengarkan dua suara orang yang saling jawab di kanan kirinya itu.