Hek-hwa Kui-bo kena dibakar perutnya. "Tarrr!!"
Sapu tangannya berkelebat menyambar, mengeluarkan suara keras. Ujungnya melewati kepala Beng San dan menghantam sebuah batu di dekatnya. Alangkah kagetnya anak itu ketika melihat betapa pinggir batu itu gompal dan remuk seperti dihantam palu besar yang kuat dengan keras sekali.
"Kau bilang tidak ada gunanya? Apa kepalamu lebih keras dari pada batu itu?" Hek-hwa Kui-bo berkata sambil mendelik.
Beng San kagum sekali dan mulailah timbul keinginan dalam hatinya untuk dapat memiliki kepandaian seperti ini. Akan tetapi dia memperlihatkan sikap acuh tak acuh menyaksikan kehebatan wanita itu. Dia malah menarik napas panjang dan berkata,
"Apa artinya kelihaian ilmu silat kalau toh aku takkan mungkin dapat mempelajarinya? Aku tidak pernah belajar silat, bagaimana sekarang bisa mempelajari ilmu silatmu kalau tidak kau pimpin sendiri?"