Koai Atong kelihatan girang sekali, bagai seorang anak-anak yang bertemu dengan kawan baik. "Bagus, kita cocok. Mari ikut aku pergi bermain-main. Aku banyak mengenal tempat yang bagus-bagus!"
Koai Atong menyambar tangan Kwa Hong. Sebelum Kwa Tin Siong dan Sian Hwa sempat mencegah, orang aneh itu sudah berlari cepat sekali dengan langkah-langkah yang lebar sambil menggandeng Kwa Hong.
"Koai enghiong, tunggu... ! Jangan bawa pergi anakku!" Kwa Tin Siong berseru sambil mengejar.
Juga Sian Hwa turut mengejar. Akan tetapi, karena paha Kwa Tin Siong sudah terluka sedangkan lutut Sian Hwa masih membengkak, keduanya tidak mampu berlari cepat dan sebentar saja bayangan orang tinggi besar itu bersama Kwa Hong sudah tidak kelihatan lagi.
"Celaka...!" Kwa Tin Siong membanting-banting kakinya dan nampak berduka sekali.