Sementara itu di Istana Timur.
Pangeran Yohan sedang duduk di depan meja memegang buku, dan tangan kanannya menuliskan sesuatu di atasnya.
Sebuah bayangan jatuh entah dari mana di hadapan Pangeran. Bayangan itu berdiri dan memberi hormat pada pemuda itu.
Pangeran mengangkat wajahnya untuk melihat orang di hadapannya. Orang serba hitam itu maju dan memberikan secarik kertas yang terlipat.
Pangeran meletakkan pena di atas meja lalu menerima kertas itu tanpa berbicara. Setelah memberikan kertas, prajurit bayangan segera pergi seolah menghilang ke udara.
Setelah orang itu pergi Pangeran Yohan membuka kertas tersebut lalu membacanya. Kertas tersebut berisikan tentang pertemuan di Istana hari ini dan hasil akhirnya.
Tak ada perubahan ekspresi di wajahnya setelah membaca. Dia melipat kertas dan meletakkannya di atas meja. Pangeran Yohan menyangga kepala dengan tangan kirinya, sedangkan pandangannya tertuju pada kertas laporan di hadapannya. Alisnya sedikit berkerut karena memikirkan sesuatu.
Kemudian Rhys dipanggil kedalam ruangan. Pangeran memerintahkan kepada pengawal pribadinya untuk mengirimkan beberapa prajurit bayangan, berbaur diantara para prajurit yang akan mengawal Pangeran pertama ke Kota Hayden.
Rhys yang menerima perintah segera keluar ruangan untuk melakukan tugasnya.
Setelah membaca laporan dari prajuritnya, dia tahu akan rencana kepergian kakaknya Ardiaz ke Hayden. Seharusnya dia merasa senang karena kali ini Pangeran pertama mendapatkan kesempatan untuk membuat jasa. Namun Yohan merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya dan membuatnya merasa tidak tenang, karena itu dia mengirimkan prajurit bayangannya.
Hari keberangkatan pun tiba. Rombongan Pangeran Ardiaz telah bersiap. Macam-macam bahan pangan, pakaian, obat-obatan dan beberapa benda yang lain telah selesai diangkut ke dalam kereta.
Sebelum waktunya berangkat Pangeran Yohan datang untuk mengantarkan.
Melihat adiknya datang, Pangeran Ardiaz tersenyum "Terima kasih karena sudah datang untukku"
"Oh iya, kenapa kau tidak datang pada pertemuan kemarin? " dia bertanya. "Apa kau tidak takut Ayah akan marah? "
"Untuk apa aku datang? Justru kalau aku datang ke sana aku hanya akan membuatnya jadi jauh lebih marah lagi" jawab Yohan dangan santai.
"Dasar anak nakal! " Ardiaz menghela nafas tak berdaya. Hubungan antara Raja dan Pangeran kedua memang tidak baik sejak lama, Ardiaz tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mendamaikan mereka.
Beberapa saat kemudian, salah satu prajurit melaporkan bahwa semua persiapan telah selesai dan mereka harus berangkat sekarang.
"Kami harus berangkat sekarang. Tetap di rumah, jangan membuat masalah lagi! " kata Pangeran Ardiaz sambil menepuk-nepuk pundak adiknya.
Pangeran pertama berjalan memasuki keretanya, dan Pangeran kedua berdiri di belakangnya.
Sebelum kereta berjalan Pangeran Yohan berkata "Jangan pergi terlalu lama, kalau tidak saat kau kembali nanti Istanamu sudah tidak ada lagi di tempatnya. "
"Kalau itu terjadi aku hanya harus pindah ke Istanamu. " jawabnya enteng.
"Hati-hati di jalan. "
Rombongan pun segera berangkat. Lebih cepat mereka sampai ke Kota Hayden semakin baik, karena saat ini para penduduk di sana sedang sangat membutuhkan benda-benda yang saat ini mereka bawa.
Paviliun Istana. Raja berdiri di tepi, menyaksikan keakraban keduanya dari jauh dan keberangkatan rombongan Pangeran Ardiaz ke Kota Hayden.
Membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai di Kota Hayden, dan sekarang dua hari telah berlalu.
Ketika di tengah perjalanan rombongan yang di pimpin Pangeran Ardiaz tiba-tiba diserang oleh sekelompok bandit. Para bandit memiliki warna kulit yang kecoklatan dan berbadan kekar, namun orang-orang itu memiliki persenjataan yang bagus dan tidak bisa dibilang murah.
Seluruh prajurit mati-matian mempertahankan barang-barang yang mereka bawa agar jangan sampai jatuh ke tangan para bandit. Ketika mereka lengah para bandit itu mencoba menyerang Pangeran pertama, yang pada saat itu sedang berusaha menghalau para penjahat.
Istana Timur.
Pangeran Yohan menerima kabar tentang penyerangan rombongan kakaknya oleh bandit, dan tentang keadaan kakaknya mengalami luka yang cukup serius.
Begitu mendengar berita itu Pangeran Yohan segera memerintahkan untuk mempersiapkan kuda terbaiknya. Dengan kuda kesayangannya itu dia ingin segera menyusul Pangeran pertama dan melihat keadaannya. Bila berkendara terus menerus dengan berkuda maka dia akan sampai di Kota Hayden selama satu hari.
Sejak keberangkatan Pangeran pertama hati Yohan sudah merasa tidak tenang, dan ternyata ketakutannya menjadi kenyataan.
Pada hari berikutnya Pangeran Yohan telah sampai di tempat tujuan. Pada saat itu kakaknya ditempatkan di sebuah penginapan dan dijaga ketat oleh beberapa Prajurit Bayangan.
Pangeran Yohan memandang pria yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Wajahnya tampannya pucat, dan ada beberapa goresan di sana sini. Di bagian tubuhnya terdapat beberapa luka yang terbalut perban, dan mereka masih mengeluarkan darah.
Melihat betapa parahnya luka yang di derita kakaknya, Pangeran Yohan merasa sangat sedih.
"Bagaimana keadaannya? " tanya Yohan tanpa memalingkan pandangannya pada tubuh kakaknya.
"Dokter mengatakan lukanya tidak mengancam nyawa. " jawab salah satu Prajurit.
"Apa dia sudah pernah sadar? "
"Belum, Yang Mulia. "
"Kenapa? "
"Pangeran Ardiaz kehilangan terlalu banyak darah, tapi Dokter mengatakan beliau akan segera siuman. "
Mendengar laporan dari anak buahnya Yohan merasa lega di hatinya. Untunglah kakaknya tidak dalam bahaya.
Setelah itu Yohan memerintahkan kepada Prajurit Bayangan untuk tetap menjaga kakaknya sampai dia membaik, sementara dirinya akan menggantikan posisi kakaknya untuk menyelesaikan permasalahan di Kota Hayden.
Pangeran Yohan yakin kalau tujuan para bandit kemarin adalah untuk mencelakai Pangeran Ardiaz bukannya mau merampok barang, buktinya begitu Pangeran Ardiaz terluka para penjahat itu segera mundur.
Semua ini pasti telah direncanakan oleh seseorang untuk menggagalkan rencana Pangeran Ardiaz ke Kota Hayden. Itu artinya ada sesuatu yang sedang disembunyikan dan tidak boleh diketahui oleh Pangeran.
Bila mereka kembali ke Ibu Kota saat ini karena luka yang dialami Ardiaz, maka pasti akan dikirimkan orang lain untuk menggantikannya, dan orang yang dikirim pasti sudah diatur dan direncanakan.
Pangeran Yohan semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres yang telah terjadi di Hayden, karena itu mereka tidak boleh kembali.
Kabar tentang penyerangan dan luka yang dialami oleh Pangeran Ardiaz harus dirahasiakan. Untungnya tidak ada seorang pun yang berinisiatif untuk mengirim kabar ke Ibu Kota. Pimpinan prajurit juga memutuskan untuk lebih memperketat penjagaan alih-alih menulis surat.
Bila tidak ada kabar berarti tidak terjadi masalah. Bila tidak ada masalah, maka tidak ada alasan bagi orang-orang itu untuk bisa pergi ke Hayden.
Pangeran Yohan bertekad harus menyelidiki dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Hayden.