Terisak
terisak
Aku memakan kue dengan air mata dan hidung yang berair, aku tidak bisa memikirkan apa-apa karena rasa enak saat aku mengunyah kue, tetapi setelah menelannya, aku terus menangis karena aku sedih. Duke Dubblede adalah bajingan yang benar-benar murahan, aku bisa makan roti sisa, kenapa kau begitu marah tentang hal itu?
Aku memandang Duke Dubblede yang duduk di hadapanku dengan ekspresi kesal. Lea membawakanku kue atas perintah Duke Dubbled, dan berkata dengan nada yang ketakutan.
" Dia pergi tidur lebih awal dan dia tidak bisa makan. Ja--Jadi dia mengambil roti yang dibuang oleh para pelayan."
".."
Wajah Lea menjadi pucat, dia menggigit bibirnya dengan kuat, Lea tampak sangat bersalah, tapi Lea tidak bersalah. Setelah merasa sedikit kenyang, aku mengulurkan tanganku ke arah Lea.
" Aku ingin pergi."
Aku minta maaf karena aku tidak menghabiskan kuenya, tapi aku tidak ingin melihat Lea yang baik dimarahi oleh orang jahat seperti Duke Dubbled. Duke Dubbled mengulurkan tangannya, saat aku sedang memeluk lengan Lea, tangan Duke Dubbled yang akan melewatkan sisa roti itu mendaak berhenti di udara, di atas meja dengan piring mangkuk dan susu, angin bertiup.
" Ada apa dengan dia?"
" Saya rasa Nona Kecil takut dimarahi seperti beberapa waktu yang lalu Tuan."
Lea benar, aku sangat ketakutan saat tadi diancam oleh Duke Dubbled, hanya dengan tatapannya saja bisa membuatku menjadi gugup. Duke Dubbled menatapku dengan tatapan yang aneh dan aku semakin menjadi lebih takut. Jadi aku pun berkata,
" Aku ingin kembali."
Lea menenangkanku dengan wajahnya yang gelisah, dan pada satu titik, dia menggigit bibirnya seolah-olah dia telah memutuskan sesuatu.
" Tu..Tuan!"
"Nona Kecil harus menyelesaikan makannya, jadi kami harus kembali!"
Aku pikir itu terdengar seperti seorang kesatria yang berlari ke pasukan besar sendirian.
Duke Dubbled menatapku, dan aku segera bersembunyi ke belakang lengan Lea, segera Duke Dubbled mengangguk, begitu kami kembali, Lea membungkukkan punggungnya dan memelukku, kemudian Lea pergi meninggalkan ruangan dengan cepat, dan muntah, wajahnya pucat dan bibirnya bergetar.
Lea, sebagai orang yang bekerja untuk Duke Dubblede, mungkin pernah melihat betapa dinginnya hati Duke Dubbled, jadi aku tahu betapa menakutkannya untuk berbicara seperti itu langsung di hadapan Duke Dubbled.
' Oh, orang yang berani seperti Lea sangat langka.'
Aku sangat senang dan menggosokan wajahku di pelukannya. Lea membawaku ke kamar dan membawakanku sesuatu untuk dimakan, itu adalah bubur susu dengan chestnut di dalamnya, aku menepuk perutku setelah mengosongkan dua mangkok bubur susu.
" Aku minta maaf karena terus merasa lapar," lalu Lea memelukku dengan mata yang berkaca-kaca.
" Jangan katakan itu. Nona Kecil perlu makan dan tidur yang banyak. "
Dia tertawa, membaringkanku di tempat tidur dan menarik selimut ke ujung leherku.
" Semoga mimpi indah, Nona Kecil. "
Setelah kenyang, aku pun tidur dengan nyenyak dan bangun di pagi hari. Aku merasa kasihan pada Lea tadi malam, jadi kuputuskan untuk menunjukkan kelucuanku kepadanya.
" Lea, aku menyukaimu!"
Para pelayan sangat bersemangat saat melihatku memeluk pinggang Lea dengan lenganku yang gemuk, terlihat seperti dua sosis, kedua sudut mulut Lea pun terangkat. Sementara itu, pelayan yang melihat ke arah pintu menjadi kaku dan segera semua pelayan terkejut.
' Heuk.orang jahatnya datang.'
Duke Dubblede dan Letnannya menatapku. Aku buru-buru bersembunyi di belakang Lea dan menjulurkan kepalaku.
" No...Nona Kecil...."
Letnan dan para pelayan memanggilku dengan nada canggung, tapi aku menggelengkan kepalaku,
'Duke Dubbled benar-benar menakutkan...'
Apa yang dia katakan tadi malam seperti menjadi pisau yang memotong tenggorokanku. Letnan yang berkeringat, berkata dengan canggung,
" Tuan bisakah Anda memanggil namanya dengan manis. Agar bayinya menjadi lebih tenang."
".." Duke Dubbled diam.
Duke Dubbled menatapku dan mengerutkan keningnya sejenak, dan aku menggelengkan kepalaku.
' Paman, orang jahat itu tidak tahu namaku.'
Dalam sepuluh hari terakhir dia tidak pernah memanggilku dengan nama, dia hanya memanggilku "anak yang ditakdirkan", "kamu", "anak kecil", dll. Kau pasti belum pernah membaca surat-suratku yang dikirim oleh Permaisuri.
"Le Blaine." Duke Dubbled memanggil namaku.
' Jadi kau tahu namaku?'
Aku sangat malu sampai-sampai aku berkedip beberapa kali. Duke Dubbled memiliki cerita terkenal bahwa dia bahkan tidak ingat nama Mina yang telah berada di istananya selama lebih dari tiga bulan. Sungguh menakjubkan bahwa Duke Dubbled mengingat namaku.
' Tapi sepertinya dia tidak tertarik sama sekali kepadaku.' Duke Dubbled berbicara kepadaku lagi,
"kenapa, kemarilah."
semua orang di ruangan itu memperhatikanku. Dengan ragu-ragu aku sedikit mencondongkan tubuhku.
" Apakah Anda akan memukulku?"
" Saya tidak pernah memukulmu."
' Kau memukulku dengan kata-katamu.'
Saat aku menatap Duke Dubbled dengan tatapan curiga, dia mengeluarkan sesuatu, Itu permen lolipop!
" Ada banyak permen disana."
Aku berlari ke arah Duke Dubbled dan memeluknya. Entah bagaimana, sepertinya ada seringai arogan yang muncul di wajahnya. Ya, akan mengejutkan jika seorang anak yang dikirim oleh Permaisuri menyelinap keluar saat malam hari. Dia juga orang yang menceritakan rahasia Istana Kekaisaran dan Ordo.
' Ada berapa permen? dia kaya, mungkin ada sepuluh permen. '
Dia memelukku dan melangkah ke dalam kastil. Setiap kali ada orang yang berpapasan dengan kami, mereka membuka mulut lebar-lebar dan menjatuhkan pena dan sapu mereka, itu adalah reaksi yang alami bagiku, meskipun akulah yang terlibat untuk berjalan bersama dengan Duke Dubbled. Duke dubbled, yang sudah berhenti berjalan, menurunkanku di depan pintu.
' Pasti ada permen di sini! '
Aku membuka pintu dengan bersemangat dan masuk, kemudian mataku terbelalak dan berkedip, aku menelan ludah kering ketika aku melihat banyak permen memenuhi ruangan. Aku memandang kearah Duke Dubbled,
' Bolehkah aku makan semua ini?' saat aku menatapnya dengan mata seperti itu, Duke Dubbled berkata dengan suara seraknya,
"Makanlah sebanyak yang kamu mau."
'Ya Tuhan!'
Aku bergegas melangkah ke arah tumpukan permen. Permen warna-warni itu cukup banyak untuk berenang di dalamnya. Sering kali ada hal-hal seperti cokelat kemasan atau marshmallow di dalamnya. Aku merobek bungkusnya yang berkilap keemasan dan memakannya.
"Enak sekali."
Duke Dubbled mengerutkan keningnya setelah dia dikejutkan beberapa saat lalu. Aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Apakah orang kaya makan makanan lezat seperti ini setiap saat?
Gumpalan asam manis dengan cepat meleleh di mulut, dan sirup buah di dalamnya datang dengan ujung lidahmu. Aku memakannya seperti orang gila, setiap kali aku mengunyah, pipiku bergetar di tangan kecilku. Aku segera menyelesaikan memakan satu permen dan menemukan permen lainnya, kali ini permen berbentuk tongkat. Aku mencoba memasukkan permen itu ke dalam mulutku ketika aku merasakan adanya pandangan aneh dan ragu-ragu, dan kemudian aku melirik ke arah Duke Dubbled,
' Jika kau makan sendirian, kau akan terlihat menjijikkan.'
Apa kau tidak sadar saat kau menjadi seorang pengemis? Bahkan jika ada satu makanan saja dan makanan itu dibagi bersama, hanya dengan itu saja maka kasih sayang akan tercipta, Jadi aku pun memberikan permen kepada Duke Dubbled,
" Aku akan memberikannya kepada Anda."
Dia menatapku dengan tatapan aneh dan memincingkan matanya,
"Kenapa?"
Aku mendengus dan Duke Dubbled perlahan membuka mulutnya.
" Kamu terlihat aneh."
Aku merasa pipiku akan pecah 'Aku akan memukulmu dengan permen dan berpura-pura aku melakukan itu secara tidak sengaja.'
Aku memikirkannya, tetapi saat aku memikirkan kembali tentang tujuan ku aku pun menenangkan diriku,
'aku benar-benar membutuhkan bantuan orang jahat ini, jika aku tidak ingin mati dengan keadaan mengenaskan seperti kehidupan ku yang lalu.'
aku benar-benar harus membangun hubungan yang baik, meskipun aku bodoh pada saat itu dan hasilnya tidak baik, tapi kali ini aku memiliki pengalaman, aku berpikir sendiri dan melompat ke dalam pelukan Duke Dubbled,
" Duke, terima kasih atas permennya."
Duke Dubbled terkejut tapi kemudian dia pun mulai tertawa.