Setelah kejadian roti kemarin, hari-hari yang damai terus berlanjut. Satu-satunya hal yang terjadi adalah ketika Lea mengetahui bahwa dia lupa memberikan tujuh permen yang diberikan Duke Dubbled kepadanya untuk diberikan kepadaku.
Tapi hari ini berbeda, aku harus mengenakan gaun dengan bantuan para pelayan sejak pagi, itu adalah gaun anak-anak yang memiliki banyak hiasan di bagian dada. Selain itu, aku juga memakai kaos kaki renda yang sampai ke betisku, sepatu dengan alas yang halus, dan bahkan mengikat kepalaku dengan pita.
"Ayo, kita lihat seberapa nyamannya baju ini. Cobalah berjalan, Nona Kecil."
Saat aku sedang berusaha berjalan, para pelayan menaruh tangan mereka di dada dan berkata,
"Whoa!"
Pelayan Duke Dubbled tidak seburuk pelayan Val Lua, tetapi mereka tetap membuatku gelisah. Namun, agar aku dapat hidup nyaman sebagai seorang anak, keramahan pelayan sangat penting. Begitu aku tiba di sini, aku menyerang para pelayan lebih dulu kengan kelucuanku.
" Linda kau ada di sini! "
"Oho, Anda melihat Saya tadi malam. Apa Anda begitu senang melihat Saya?"
"Ini rahasia. Linda adalah favoritku."
Pertama-tama, aku akan menaklukkan pelayan yang bermulut besar.
"Ini. Aku akan memberimu permen."
"Kenapa Anda hanya memberi Saya permen ini?"
"Ini adalah rahasia. Karena aku paling suka Dalia."
Aku punya orang yang bertanggung jawab untuk memberikan camilan kepadaku.
"Jika Yuni sakit, aku akan sedih."
"Ya Tuhan."
"ini rahasia ... sebenarnya Yuni adalah favoritku. "
Aku telah berhasil menangkap orang yang sudah aku targetkandalam catatan harianku.
'Sekarang, bahkan jika aku dibenci oleh keluargaku seperti saat aku bersama Val Lua, para pelayan diam-diam akan memberikanku makan.'
Saat aku melihat para pelayan berpikir aku sangat lucu, aku bangga memikirkan semua ini, itu adalah berkat kerja kerasku.
'Tapi kenapa aku berdandan seperti ini hari ini? '
Jadi aku bertanya pada Lea, yang tersenyum dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Kemana aku akan pergi?"
" Nona Kecil akan menghadiri acara hari ini, Tuan berkata bahwa dia akan memperkenalkan Anda kepada Para Vassal. "
"Perkenalan?"
aku melihat beberapa dari mereka, tetapi mereka tidak diperkenalkan secara resmi, karena aku merasa tidak harus memperkenalkan diri jika mereka akan segera mengiriku kembali.
Jadi ...
'Kamu pasti berusaha menahanku di sini cukup lama!'
Aku mengikuti pelayan dengan teriakan kegembiraan di hatiku. Tapi ada orang di lorong yang mengenakan pakaian yang belum pernah kulihat sebelumnya. Lea menjawabku ketika aku tampak penasaran.
"Mereka anak-anak yang akan disponsori."
Aha, pasti akan ada acara pemilihan anak bersponsor untuk rapat hari ini. Ada sistem pendukung dalam aristokrasi.
Itu untuk membina anak-anak yang berbakat sejak usia dini dan kemudian dikembangkan menjadi bakat yang diinginkan keluarga.
'Siapa yang akan disponsori kali ini?'
Jika kau disponsori oleh keluarga bangsawan seperti Dubblede, kau pasti akan menjadi anak ajaib yang terkenal.
Ketika aku memasuki ruang konferensi, aku bisa melihat para vassal mengelilingi seseorang. Dia cukup besar untuk disebut anak kecil. Sekilas, dia terlihat seperti anak remaja. Anak laki-laki itu berada di antara orang dewasa dan dia tidak dapat terlihat dengan jelas, tapi suaranya terdengar dengan jelas.
"Halo, Tuan Dubos, Tuan Martin, Baron Lux, dan..."
Para vassal tersenyum seolah-olah mereka senang dengan anak laki-laki sopan yang telah menghafal begitu banyak nama orang satu demi satu.
" Jude kecil menjadi lebih cerdas dari hari ke hari."
"Ayahku bilang aku harus belajar keras untuk menjadi dewasa, seperti Tuan Dubos!"
Dubos tertawa dan menepuk pundak bocah laki-laki itu. Kemudian, Salah satu Vassal memperhatikanku. Ketika aku memberi tahu mereka tentang kisah Istana Kekaisaran dan Ordo, ada beberapa Vassal di sini yang wajahnya terlihat puas.
'Aku akan menunjukkannya kepadamu!'
"Halo."
Saat aku menyapa para pelayan dengan memegang ujung gaunku, mereka tertawa sambil tersenyum.
"Ya ampun, kamu sudah belajar bagaimana cara menyapa."
Ketika beberapa Vassal mendekatiku, aku mulai melihat wajah anak yang sendari tadi tak terlihat karena tertutupi, aku menegang saat melihat wajah anak itu.
'Marco Jude.'
Aku tahu anak itu dengan sangat, sangat baik.
Karena dia adalah salah satu orang terburuk yang pernahku temui!
Ketika aku hidup sebagai anak Duke Val Lua, aku masuk akademi untuk beberapa waktu. Saat itu, Marco adalah profesor yang berdedikasi. Dia adalah seorang pemuda yang termotivasi oleh atasannya dan merupakan seorang profesor yang baik saat berbicara dengan murid-muridnya.
Tapi bagiku ..
'dia sangat sering sekali menggodaku.'
Dia mengincar posisi sebagai menantu Duke Val Lua. Dia menepuk pundakku dengan kasar. Dia juga memelukku tanpa persetujuan dariku, aku tidak tahan ketika dia mencoba menciumku, jadi aku mengajukan keluhan ke sekolah.
Tapi mereka malah mengusirku seolah-olah seperti aku adalah perusak reputasi seseorang.
"Jika orang ini merayu Anda dan menyinggung Anda sepanjang waktu, mengapa Anda tidak mengajukan keluhan dari awal?"
"Jika Anda begitu tidak menyukainya, kenapa Anda tidak berteriak ?"
'Karena aku takut, jadi aku tidak bisa berteriak.'
" Lalu kenapa baru sekarang… Kurasa Anda tidak suka saat Anda memikirkan tentang itu. Apakah Anda wanita seperti itu yang menghitung identitas dan properti seorang pria? "
Protesku tidak berhasil.
Dia hanya skors selama enam bulan karena menyentuh seorang siswa, dan aku meninggalkan akademi bersama kritik karena dicap sebagai anak yang pemilih.
Setelah itu, kata mereka aku adalah aib bagi keluargaku. Hanya dengan memikirkan tentang hal itu, aku ingin meremas kepala Marco.
' Dia masih anak-anak. Tapi dia nanti akan menjadi bajingan masa depan! '
Aku akan balas dendam kepadanya.
'Tenang. Jika kau mengalami kecelakaan seperti itu tanpa alasan, adopsi tidak mungkin akan dilakukan.'
Kemudian, Duke Dubblede masuk ke dalam ruangan. Marco dan para Vassal membungkuk, dan Duke Dubbled pun duduk. Agenda pertama pertemuan ini untuk meninjau calon sponsor.
Duduk di belakang meja, Marco naik ke podium.
"Ho, kau sudah menyelesaikan soal matematika level itu?"
"Ya! Kau harus terbiasa dengan angka untuk masuk Dewan audit dan inspeksi. Tapi matematika itu sendiri menyenangkan. Aku membuat beberapa formula dengan guruku.... "
'Bohong.'
Sangat konyol bagiku yang sudah mengetahui masa depannya. Jauh sebelum bergabung dengan Dewan Audit dan Inspeksi, Marco Jude bergabung dengan fakultas akademi marjinal. Dia adalah orang bodoh yang membual kepadaku bahwa dia memiliki jaringan yang hebat.
Ayahnya Baron Jude tertawa bangga. Dilihat dari suasananya yang bersahabat, pemilihan anak sponsor sepertinya dilakukan sesuai dengan keinginan Baron Jude dan istrinya. Setelah sesi tanya jawab, Marco kembali ke kursi di sampingku. Dia menatapku dan berbisik,
"Kau lihat, Nak? Kau pasti tidak akan pernah mengalahkanku."
Apa?
Aku menatapnya karena aku tercengang mendengar perkataannya. Dia sedang memperingati anak berusia empat tahun.
Marco Jude sepertinya berpikir bahwa aku datang ke pertemuan karena ingin mendapatkan sponsor.
Wajahnya penuh kegembiraan karena dia ingin menghancurkan saingannya. Dia membuatku teringat saat dia menjadi profesor di sebuah lembaga akademis.
"Yah, mungkin kau mengira Duke Dubblede telah meninggalkanku sendirian selama ini, jadi aku akan membuatnya mendapatkan apa yang dia inginkan setelah tidak mengadopsiku."
Dia melanjutkan sambil menyeringai." Kau, mereka bilang kau adalah anak yang malang? "
" Kudengar Permaisuri membuangmu ke tempat sampah bernama Dubblede. Itu sama saja dengan menjadi sampah. "
Marco, yang berkata begitu tertawa, dan aku mengepalkan tangan.
Aku bodoh di kehidupanku sebelumnya. Aku tidak tahu apa-apa, dan dibuang sendirian itu menakutkan. Aku sudah pernah berkali-kali aku berlutut tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun seperti ini. Tapi aku bukanlah orang yang malang selama tiga kali berturut-turut, sekarang aku sedang menjalani kehidupan keempatku. Dan aku benar-benar menggigit lengan Marco.
"Argh!"
Sementara dia sedang berbaring tengkurap dengan tangan terkepal, aku segera mengepalkan tanganku dan meninju dia!
bughh!
"Aah! Aah! "
Saat teriakannya terdengar, banyak orang atau pelayan yang menjaga aula bergegas menghampiri dengan wajah tercengang. Orang-orang mencoba melepaskanku dari Marco, tapi aku mencabut seikat rambutnya sebelum aku jatuh.
"Apa yang sedang kamu lakukan!"
para Vassal menyeringit padaku dan Marco.
"bocah kecil itu yang membuatku... Aku, tiba-tiba ..!"
Di sisi lain, aku dengan tenang meluruskan jari telunjukku pada Marco.
"Ayo, anak nakal!"
"Apa..."
"Dia bilang Duke Dubblede adalah sampah !"
Ketika aku masih menjadi seorang pengemis, aku belajar sesuatu. Orang yang melempar pukulan pertama menang. Orang yang tenang memenangkan argumen. Tentu saja, itu mengerikan untuk membuat keributan di depan mata sang duke, tapi itu lebih baik daripada terlihat seperti orang bodoh yang baru saja dipukuli.
Tapi aneh.
Mengapa begitu sepi di sekitar sini?
(aswokawoaka)