"Ada yang mau di jelaskan!" Suara Kin begitu dingin dan menyeramkan di telinga Dira.
Dira menundukan kepalanya, dia ada taringnya kalau di luar. Tapi dengan Kin, nyalinya ciut seperti kerupuk yang tersiram air.
"Ti- tidak ada," suara Dira terbata- bata. Kin menatap Dira dengan tatapan tajam.
'Ku kira dia luluh, ternyata mengulur waktu saja, aish bagaimana inih?' batin Dira.
Kin mendekat, tentu saja Dira mundur perlahan hingga kakinya menabrak pinggir tempat tidur daaannn bughhhh....Tubuh Dira terhempas ketempat tidur.
"Akh..." Dira memekik. Kin tersenyum penuh arti.
"Kin akh... Itu... Jangannn... !" pekik Dira, wajahnya merah seperti tomat, saat Kin membuka baju tidurnya dibagian atasnya saja.
"Dingin Kin!" Dira merajuk, bruk.... Tubuh Kin memeluk Dira dengan banju yang masih lengkap.
"Tidak seperti ini Kin! Ampun akh..." Dira melotot mendapati dadanya dimainkan Kin. Sangat menyiksa...
"Bicara! Sejak kapan suka kebut- kebutan?"
"Baru ..." jawab Dira.