Semakin hari keadaan Arga semakin terpuruk. Jo tidak main - main dengan ucapannya, Jo membuat Arga sulit. Jo tersenyum puas melihatnya, daripada membunuh langsung, lebih puas melihat lawannya menderita.
'Ini akibatnya jika bermain - main dengan orang - orang yang aku sayangi.' Gumam Jo sambil meneguk minumannya.
Jo tidak turun tangan langsung, sehingga target tidak akan tahu siapa yang telah menghancurkannya.
Sebagian besar bisnis Arga di tutup karena bermasalah, hingga Arga putus asa. Saat sedang sendirian di cafe, Mili kebetulan sendirian juga. Mampir sebentar sepulang bekerja di kantor Giandra. Melihat wajah Arga yang kusut, membuat Mili mendekatinya.
"Ga..." sapanya, sedikit ragu.
Arga menoleh ke arah suara. Lalu kembali ke posisi semula tanpa bereaksi apapun. Ekspresi wajahnya datar terlihat tidak tertarik dengan Mili.
"Boleh ikut bergabung?" Mili kembali bertanya.
Arga menarik nafasnya, lalu mengangguk. Mili tersenyum bahagia dan duduk di depan Arga.
Hening...