Salsa dan Malisa langsung sibuk dengan ponselnya masing - masing membuat Lina bingung menatap mereka.
"Apa yang kalian lihat?" Lina mendekat, reaksinya tidak jauh dengan Malisa maupun Salsa waktu pertama melihatnya.
"Sempurna. Pantas saja si Boss nempel seperti perangko. Istrinya memang cantik banget, aku kira hanya cantik dan hanya anak pengusaha yang manja, tahunya punya perusahaan sendiri dan terkenal di kalangan pembisnis, banyak kelebihannya dan mengagumkan." Gumam Lina, dirinya sendiri sangat kagum.
"Seujung kukupun kita tidak bisa di bandingkan dengannya. Pantas saja si Boss selalu mengabaikan dan dingin terhadap wanita manapun." Gumam Lina lagi.
Malisa dan Salsa meringis tersenyum miris, membandingkan diri mereka dengan Dira sangat tidak mungkin, bagai bumi dengan langit.
"Tadi aku seperti sedang menonton film Bollywood melihat kemesraan mereka," Angan Lina menerawang mengingat moment- moment kemesraan Bosnya dengan pasangannya.