Nida mengambil gelas dan menaruh sedotan, lalu di tempelkan ke bibir Dira. Dira juga tidak meresponnya.
Ini kunjungan yang ke dua kalinya dan masih saja Dira bersikap yang sama, dingin dan diam. Nida menatap Maya dan Wijaya bergantian. Keduanya menggelengkan kepalanya.
"Menangislah jika ingin menangis! Ada aku," Nida tidak tahan dengan diamnya Dira. Namun Dira tetap diam sikap Dira masih sama seperti sebelumnya.
Wijaya, Maya dan Nida sesekali saling pandang. Karena tidak tahan, Maya mendekat duduk di samping Dira,
"Kamu harus makan dan sehat sayang, kalau sudah bisa duduk di kursi roda agak lama, Kita bisa lihat pangeran kecil kita! Ayo makan!" Nida dan Maya membantu Dira bersandar, Dira baru mau membuka mulutnya.
"Pangeran tampanmu baik - baik saja, namanya Ravindra. Dia menggemaskan," Maya bercerita sambil menyuapi Dira. Bercerita betapa menggemaskannya Ravindra.
"Tes..." airmata Dira jatuh... Hanya beberapa tetes saja. Selebihnya tidak ada respon lagi.