Setelah keduanya berbicara. Dira sudah mulai tersenyum, bahkan tertawa dengan kekonyolan Nida. Pagi - pagi mereka main di pantai, gelak tawa dari bibir indah Dira, membuat Kin yang melihatnya dari kejauhan ikut tersenyum.
"Aku akan pulang nanti sore, kamu baik- baik di sini!" Nida menoleh Dira yang tengah duduk di pasir.
"Kenapa kamu harus pindah sieh? Aku tidak bisa setiap hari menemuimu," protes Dira.
"Heyy... Bukankah sekarang kamu kaya? Beli tiket setiap hari untuk menemuiku sepertinya tidak masalah." Nida mengedipkan matanya.
"Kaya mbahmu... Kalau tiket kereta api atau bus tidak akan masalah, ini tiket pesawat ke Raja Ampat, kurasa kau gila." Dira mendengus kesal. Nida tertawa lebar mendengar ocehan sahabatnya.
"Demi persahabatan kita," kata Nida terkekeh geli.
"Sialan... Mana ada sahabat menyusahkan begitu." Dira memutar bola matanya.
"Ayo sarapan!" Ajak Nida, menarik tangan Dira. Dira mengangguk dan mengikuti langkah Nida.