AKHIR PEKAN.
next story |
Setelah menjalani kehidupan yang rumit membelit seperti kemarin, akhirnya... hari dimana aku bisa bersantai di dalam rumah pun tiba. Waktu-waktu seperti inilah tidak bolehku sia-siakan seumur hidup.
Hari ini sangat terang menyilaukan, dengan langit berwarna biru sejauh mata memandang. Di sertai awan Altokumulus di pagi hari ini, besar kemungkinan akan terjadi hujan badai di sore hari. Meski begitu, di lihat darimana pun juga, pagi ini terlihat cerah dan menyejukkan pemandangan.
Saat ini, aku masih dalam kondisi sadar separuhnya tidak sadar, karena nyawa belum terkumpul. Mataku juga menyempit, sulit sekali untuk membukanya. Akan tetapi, sepertinya aku masih sanggup untuk bangkit sambil berduduk.
Waktu aku belajar saints, bahwa ketika tidur. Tekanan darah seseorang merata ke seluruh tubuh dan bahkan ke otak. Nah, waktu bangun dan langsung berdiri, konsentrasi darah akan turun ke kaki secara mendadak. Anggap saja ini gelombang kejut, kondisi ini menyebabkan refleks sistem saraf atau saraf pengendalian refleks menjadi terganggu.
Hal utama yang kuketahui tentang diriku yang sering merasa pusing ketika bangun tidur. Adalah, Dehidrasi.
Bukannya menjadi segar dan bersemangat, aku mungkin pernah mengeluh pusing saat bangun tidur atau bahkan merasa goyah hingga terjatuh saat beranjak dari tempat tidur. Untungnya kali ini, aku tidur menggunakan tikat dan satu bantal di lantai. Sehingga aku bebas bergerak dan berguling kemanapun?.
Melansir dari Boldsky, banyak sekali hal sehat yang WAJIB dilakukan setelah bangun tidur.
Tidak lain;
[1] Meregangkan tubuh, hal paling utama yang sering kulakukan setelah bangun tidur.
[2] Jus tomat, hal yang tidak masuk akal. Kenapa harus tomat di pagi hari?
[3] Jalan-jalan, olahraga, mandi cahaya matahari, adalah hal yang palingku hindari agar tidak keluar rumah.
Selain itu, apa tidak ada cara lain yang lebih mudah, praktis, dan bisa dilakukan dalam rumah. Musik? Mendengarkan musik? Musik sepertinya tak pernah terpisahkan dari gaya hidup masyarakat zaman saat ini. Mulailah pagi dengan mendengarkan musik favorit. Usahakan musik yang dipilih adalah musik yang bisa membuat merasa lebih berenergi dan antusias. Hindari memutar musik yang tragis atau sedih karena bisa menurunkan mood.
Sebenarnya, aku malas membahas beginian. Tapi yah, apa boleh buat. Jika tidak kuberi tahu, mungkin saja kalian akan mati secara mendadak dan tragis sebagai tersangka, diri sendiri.
Jujur, ini baru saja aku bangun dan beranjak dari tikat. Sebelumnya, Sakurasawa Megumi tidak terlihat dari tempat tidurnya. Ternyata...
"Hei, Megumi...? Kenapa kau pindah ketempat tidurku?" Bicaraku sambil menatapnya kebawah.
"Huhm? Kamu... bilang apa tadi?" Megumi merespon pembicaraanku, tapi dia masih dalam keadaan berbaring.
Aku berpikir sejenak, bagaimana bisa dia tidak mempunyai alasan untuk hal ini. Tapi, sejak kapan dia berada disini?
Secara logis, Megumi pasti memiliki alasan karena takut atau depresif. Namun secara spiritual, mungkin Megumi tidak sadar kalau dirinya bergerak atau berpindah tempat dengan sendirinya. Seperti di kendalikan alat kontrol.
Logis maupun berpikir secara spiritual, bagaimanapun cara berpikirnya. Ini ironis. Mengapa terbilang ironis? Ini kejadian yang tidak sesuai yang kuinginkan, melainkan demi memuaskan keinginan si Authornya.
Author sialan...
Beralih ke topik, aku kembali menatap Megumi kebawah. Baju tidurnya terlihat begitu indah, dan mempesona. Eh? Bukan, ini bukan daya tarik dari pakaiannya, melainkan daya tarik dari Megumi itu sendiri. Dilihat dari sisi manapun, Megumi sangat cocok mengenakan baju tidurnya, tapi mataku sama sekali tidak berkedip setelah melihat kearah bokongnya.
Apa yang kupikirkan pagi-pagi begini...
"Apa kau tidak berpikir untuk pulang sekarang? Setelah melewati satu malam di rumah seorang lelaki?" Aku kembali berbicara padanya, sambil memegang pinggang.
"Tidak. Hari ini kedua orang tuaku sedang berwisata kesuatu tempat. Jadi, biarkan aku tinggal disini untuk sementara." Megumi masih memejam kedua matanya, sembaru berbicara padaku tadi barusan.
"E—Eh! Jangan bercanda...!" Setelah mendengarnya akan tinggal di rumahku lagi, aku langsung menarik mimik wajahku menjadi seperti alien.
Taklama kemudian, Megumi bangkit dari tidurnya.
Matanya masih menyipit, rambutnya juga masih terurai-urai, dan pokoknya, wajahnya telihat sangat manis.
Bahkan, aku terpengaruh hanya dengan melihat pakaiannya saja. Wajahku kembali normal dan melihatnya seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Apa kamu lupa lagi dengan kesepakatan kita?" Megumi perlahan membuka kedua kelopak matanya, dan menghadap kearahku.
"Selama kau terus ada di hadapanku, tentu aku tidak akan pernah melupakannya. Lagipula, aku telah lama mencari mereka. Namun, aku sendiri tidak sanggup melakukannya. Dengan membuat kesepakatan itu denganmu, kupikir semuanya akan lebih mudah. Tapi, aku merasa, kalau semua ini akan sia-sia."
Setiap kata-kata yang ku ucapkan, tanpa kusadari aku selalu berkata mengeluh dan pesimistis. Namun...
"Sudah kubilang, mereka masih hidup." Megumi langsung menuturkan kata.
Namun... selalu ada orang yang membantahnya, mendorongnya, dan lebih baik berpikir positif. Orang itu tidaklain, adalah, Sakurasawa Megumi. Sampai saat ini pun, aku masih belum mengetahui identitasnya darimana dia berasal. Meskipun, pada waktu itu aku pernah mengunjungi rumahnya sekali.
Setiap saat, dia selalu menginap dirumahku. Padahal rumahnya itu sangatlah besar dan mewah. Apalagi Megumi sendiri mempunyai beberapa babu yang membantu dirinya. Aku merasa kalau dirinya seperti Ratu Es yang pernah kukatakan sebelumnya. Namun satu hal yang masih belum pertanyakan. Apa kedua orang tua Sakurasawa Megumi selalu berada diluar rumah? Sampai saat inipun, Megumi masih berkata hal yang sama namun beda cerita.
Waktu pertama kali datang kerumahnya, aku sempat menanyakan tentang keluarganya, namun Megumi menjawab, mereka sedang pergi berbelanja. Dan aku pun menunggu kedua orang tuanya datang, tetapi mereka tak kunjung datang. Sekarang juga, dia menjawab kalau kedua orang tuanya sedang berwisata artinya sedang tidak ada dirumah lagi.
Daripada harus memikirkan keluarganya, kenapa aku tidak sarapan pagi saja?
"Ngomong-ngomong Megumi, pagi ini... kau ingin makan apa?" Sembari bertanya, aku berjalan menuju lemari untuk mengambil mantel.
"Aku orangnya tidak suka pilih-pilih sih... jadi, tidak masalah makan apa saja."
Orang seperti Megumi ini adalah termasuk golongan gadis yang kaya raya dan juga baik hati. Sifat seperti minimalis atau sederhana.
Selain Sakurasawa Megumi yang kukenal kekayaannya, ada juga Sakuramai Meguri. Meskipun, aku tidak tahu bagian luar Sakuramai Meguri bagaimana. Tetapi hanya dengan menebar kesombongannya, kecantikannya, dan juga karakteristiknya. Tentu terlihat jelas, dia orang yang tergolong di atas.
Apalagi setelah mendengar dirinya seorang aktris dan anak menteri, tidak diragukan lagi bahwa dia sendiri pun bisa menghasilkan uang sendiri.
Tidak seperti Sakurasawa Megumi dengan karakteristiknya yang tidak sombong, bahkan Megumi sering tertawa dengan teman-teman sekelasnya. Menunjukkan bahwa, Sakurasawa Megumi tipe gadis polos yang baik dan mudah berteman dengan siapa saja.
Bahkan, saking polosnya Megumi, dia sama sekali tidak peduli dengan siapa ia berteman. Sampai-sampai dengan santainya dia main di rumah seorang lelaki dan numpang tidur di rumah seorang lelaki.
Sangat berbahaya jika Megumi tinggal dirumah orang lain selain tinggal bersama diriku.
Sembari berbicara padanya, aku memasang mantel berwarna hitam gelap.
"Bukan begitu maksudku, hanya saja...aku ingin pergi keluar untuk membeli sesuatu. Kupikir sekalian saja kalau mau pesan sesuatu gitu?"
"Kamu mau pergi keluar?" Megumi mulai berdiri dari tempatnya. Dan sepertinya dia langsung bersemangat.
Aku bisa merasakan firasat buruk yang akan terjadi setelah ini. Aku berniat ingin pergi keluar sendirian. Karena sesuatu yang penting akhir pekan ini.
"Yah—" kataku tersendat.
"Aku ikut." Sambungnya dengan cepat.
Sudah kuduga firasat ini benar-benar bisa terjadi.
Sebenarnya, aku ingin membeli manga edisi spesial terbaru akhir pekan ini. Itulah sebabnya, aku sangat nekat untuk pergi keluar.
"Yah, kebetulan aku hanya sendirian... sih, jadi bersiaplah."
Bagaimana caranya aku ingin membeli edisi manga spesial itu kalau Megumi juga ikut bersamaku. Mungkin Megumi berpikir kalau aku ingin belanja sesuatu yang bisa dimakan. Karena mustahil aku pergi keluar tanpa alasan, terlebih lagi di akhir pekan. Megumi tahu betul diriku, namun tidak semuanya.
Setelah berbisik sebentar, aku pun menunggunya sambil berdiri di depan lemari.
Megumi mulai beranjak dari tikat miliku, lalu merapikannya. Sehabis itu, dia ingin melepas pakaian tidurnya tapi... Megumi terdiam menatap tajam kearah.
"...." matanya semakin melotot kearahku, dan pipinya juga sedikit membusung.
Apa ini?
Sejenak aku terlihat bingung.
"Hphh...." semakin lama aku menatapnya, semakin membesar pipinya menggembung.
Ah! Aku baru paham maksudnya!
"O—Oh! Lebih baik, aku menunggu di luar saja, ya? Ha! Ha...!"
Aku menyadarinya, bahwa Sakurasawa Megumi adalah seorang wanita. Apabila seorang wanita ingin mengganti pakaiannya, maka di situlah terlihat sisi kewanitaannya. Walaupun Megumi tidak peduli dengan keberadaannya, Megumi tetaplah memiliki rasa malu dan harga diri.
Setelah sadar akan hal itu, aku langsung keluar dari kamarku dan menutup pintunya. Lalu, menunggu Megumi untuk bersiap mengganti pakaiannya.
Akhit pekan lalu, Megumi sempat meninggalkan beberapa pakaian dan atribut lainnya di rumahku. Mulai dari tas, pakaian tidur, pakaian sehari-harinya, sampai-sampai cd nya ada dimana-mana. Sebenarnya aku tidak ingin mengakuinya, kalau aku suka melihatnya.
Yah, begitulah Megumi. Aku tidak tahu apa saja yang dia lakukan setiap kali dirumahnya.
Kebanyakan wanita akan lama jika berdandan. Namun, Megumi tidak seperti itu. Dia lebih cocok apabila tidak memakai make up atau apalah itu. Aku pernah melihatnya memakai make up, dan penampilannya sangat luar biasa dibandingkan tidak berdandan. Tapi entah kenapa, aku lebih suka melihatnya secara sederhana dan tidak feminim.
Beberapa menit kemudian, pintu terbuka secara perlahan.
Aku langsung menyapanya dan...
"Megumi, apa kau—"
Seketika aku terdiam melihat kearahnya yang masih membuka pintu dan keluar secara perlahan.

Saat dia masih memegangi gagang pintu itu, Megumi sempat tersenyum manis kearahku.
Dengan rambut hitam kilau setengah bahu itu, dan matanya yang terang bagaikan sinar suci di pagi hari. Seakan-akan langsung menusuk jantungku dan mengakibatkan gelombang kejut secara tiba-tiba.
Secara perlahan pintu itu di tutupnya kembali. Dan langsung berdiri di hadapanku.
"Aaa... Megumi? Kita ini tidak sedang jalan-jalan bukan?"
Memang apa yang sedang dipikirkan Megumi, sehingga berpenampilan seperti itu.
Tapi, kalau dilihat secara baik-baik. Dia terlihat sangat cantik dan imut mengenakan pakaian itu. Meski begitu, mengapa dia memakai rok mini dan membawa tas segala? Dari mana dia mendapatkannya?
"Bukannya kamu sendiri yang mengajakku?" Megumi memiringkan kepalanya di taburi bumbu manis di wajahnya.
"Se—Sejak kapan!? Aku hanya bilang kalau, kebetulan aku hanya sendirian dan tidak ada yang menemaniku."
Aku juga baru sadar, seragam dan tas yang dia kenakan itu... sepertinya aku baru saja melihatnya sekarang. Tapi, sejak kapan dia membelinya.
"Pakaian itu... apa kau baru membelinya?"
"Iya, kemarin malam. Aku meminta seseorang untuk membelikan pakaian ini."
"Tas, itu juga?" Tanyaku lanjut.
"Ya, bersamaan tas ini juga."
Kemarin malam, ya. Apa jangan-jangan disaat aku tidak ada disana, Megumi sempat merencanakan sesuatu?... mana mungkin! Dia tidak seperti itu. Tapi, kenapa dia repot-repot menelponku kemarin disekolah hanya untuk menjebakku saja? Megumi sudah tidak waras.
"Jangan-jangan kau ini— seorang putri kaguya, ya?"
"Maksudnya?"
Zaman kuno dulu, di percaya Puteri Kaguya di gambarkan sebagai sosok wanita yang selalu bergentayangan mengelilingi bulan. Meskipun di ilustrasikan seperti wujud hantu, tetapi Puteri Kaguya adalah wanita yang cantik dengan pakaian yang dia kenakan.
Di zaman sekarang, sosok Puteri Kaguya tidak di bicarakan lagi ataupun di gambarkan secara turun-menurun. Itulah yang membedakan antar zaman dulu dengan zaman sekarang. Meskipun aku tahu itu hanyalah fiksi belaka.
"Yah, maksudku kau terlihat sangat imut mengenakan pakaian model begitu."
Sejujurnya, aku lebih suka saat dirinya mengenakan pakaian tidur seperti itu...
Sejenak aku berbisik sambil membayangkannya waktu Megumi memakai pakaian tidur.
"Ehud!" Megumi tiba-tiba mengeluarkan suara seperti batuk yang di sengaja.
"Ada, apa?" Aku berpura-pura sok bertanya, meski tahu itu sudah jelas di sengaja.
"Cuma batuk kecil saja kok. Ah iya, untuk pujian tadi itu... terima kasih."
Sejak kapan aku memujinya, kurasa diriku malah menginginkan sesuatu yang lain.
Di saat bunga melati mulai bermekaran, di saat itulah mereka menunjukkan keindahannya. Tidak hanya dengan keindahannya saja, bahkan mereka juga mengeluarkan aroma yang wangi. Tanpa kita sadari, bunga melati tersebut telah mengambil setengah kesadaran kita. Aku menyebutnya sebagai hipnotis. Bukankah Sakurasawa Megumi terdengar seperti itu?
Dengan penampilannya seperti itu, mungkin orang di sana terkesima melihatnya. Untuk menjaga keindahannya dan bau wanginya itu... bagaimana caranya? Aku yang sekarang mungkin jika harus bertarung dengan fisik, aku tidak akan pernah kalah. Akademik maupun Akademis, semua nilai yang kumiliki di atas rata-rata. Jadi, sebaiknya jangan berhadapan denganku jika hanya mengandalkan fisik ataupun mental. Aku hanya akan kalah jika musuh tiba-tiba mengeluarkan sihir, atau jurus yang tidak masuk dalam kategori ada di dunia ini.
Fiksi hanya akan berakhir dengan fiksi. Seperti halnya cerita tentang Puteri Kaguya yang sudah lama hilang.
Makanya dari itu, aku bahkan tidak percaya setelah insiden 14 april 2014 lalu... mereka dikabarkan meninggal dunia dengan jasad yang tidak di temukan. Bukankah ada yang aneh disini. Meskipun tempat kejadian itu berada di sebuah jembatan, berarti jasad mereka jatuh ke sungai dan akan mengapung di atas air. Akan tetapi, setelah polisi menyelidiki kasus itu selama satu tahun setelah insiden itu... tetap saja, jasad mereka masih tidak bisa ditemukan.
Aku ragu akan pikiranku sendiri. Karena terkadang aku sendiri masih bingung dengan penglihatanku. Dan tiba-tiba kepalaku menjadi sakit nyeri. Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan diriku.
x x x
MASIH BERLANJUT BRO!