Chereads / Fighters Rising: Start Again / Chapter 5 - Chapter 4: Tim yang Dibuat Dadakan (Bagian 1)

Chapter 5 - Chapter 4: Tim yang Dibuat Dadakan (Bagian 1)

Langit kota ini berwarna jingga. Terbenamnya matahari memberikan bayangan pada bangunan bandara.

Kami berdua tiba di tempat kelahiran kami, Jepang. Rasanya sedikit lebih dingin dibandingkan di Indonesia. Itu mungkin karena Indonesia merupakan negara tropis.

Bagaimanapun juga kami berdua senang bisa kembali ke negara ini? Ya, walaupun hanya seminggu.

Dari bandara kami tidak langsung ke rumah. Kami berdua mengisi perut kami di sebuah kedai nasi goreng milik pak Slamet.

"Selamat datang …!"

"Assalamu'alaikum, pak Slamet!~"

"Wa'alaikum salam. Nak Zayn. Nak Haruka."

Kami berdua bergegas menghampiri pria paruh baya itu dan mencium tangannya sebagai tanda hormat.

"Kalian sudah besar, ya? Sudah dari kapan tiba di Jepang?"

"Baru sampai dari bandara."

"Pak Slamet, bagaimana kabar bapak?"

"Alhamdulillah, baik-baik saja, Nak Haruka."

Pak Slamet lalu mempersilahkan kami duduk.

Kulihat-lihat tempat ini hampir tidak ada yang berubah, selain cat temboknya yang berwarna putih-hijau. Aku merasa nostalgia berada di tempat ini.

"Kak, apa kakak masih ingat saat kita pertama kali bertemu?"

"Tentu saja, lah. Saat itu kamu berusaha mencuri roti isiku, kan?"

"Tepat sekali."

Tiba-tiba saja sebuah roti isi jatuh di hadapanku. Sambil kupegang, aku menatap Haruka yang juga mengambil roti isi dari tentakel airnya.

"Dasar Harukampret, bilang aja mau roti isi!"

"Teringat masa lalu, kan?"

"Iya. Saat itu kau ketahuan olehku, terus kubawa dirimu ke kedai ini karena melihatmu kelaparan."

"Hahaha …! Setelah itu aku menjadi adikmu, kan?"

Tawanya yang manis membuatku betah untuk menatapnya. Beruntung sekali aku mendapatkan seorang adik terimut di dunia seperti Haruka. Walau dia agak jahil sebenarnya, tapi dia selalu menyayangiku dan ibu seperti keluarganya sendiri.

"Meskipun aku pernah melewatkan musim panas gara-gara kekuatanmu, sih. Hehehe …!"

"Maafkan aku, kak."

"Eh, maafkan aku, Haruka. Aku tidak sengaja menyinggungmu, ya? Aku tidak akan membicarakan itu lagi."

Zayn, bodoh! Kenapa kau membuat Haruka sedih lagi, sih?! Itu, kan, masa lalunya yang kelam.

"Tidak apa-apa. Aku yang harusnya minta maaf karena melubangi perutmu waktu itu."

"Tidak, itu bukan salahmu, kok. Kakek laknat itu yang mengendalikanmu, kan? Tenang saja, aku gak akan menyalahkanmu, kok. Maaf, ya?"

Kalau sudah begini, aku akan mengeluarkan jurus andalanku.

Mencium kening Haruka dan mengelus rambutnya.

"K-Kakak …!"

Anjir, dia malah menangis! Ada yang salah denganku?

"Maafkan aku, Ha-."

"Aku mencintaimu, kak!"

"Hadeh …, kirain dirimu sedih?" bikin khawatir saja. "Aku juga mencintaimu, Haruka."

Bukan berarti hubungan kami terlarang, ya? Dari awal kami berdua tidak ada hubungan darah, kok. Dia kuanggap sebagai adik juga karena dia tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Apalagi masa lalunya itu membuatku tidak ingin meninggalkannya.

Akan tetapi, ada suatu kejadian yang membuatku jatuh cinta kepadanya sebagai seorang gadis.

"Makanan sudah siap!~"

Nasi goreng buatan tangan dingin pak Slamet mendarat di meja makan kami. Dari baunya saja aku bisa membayangkan kelezatan apa yang akan masuk ke dalam perut kami.

"Bismillahirrahmanirrahim …! Selamat makan …!~"

Sesuai ekspektasiku, nasi goreng ini sangat enak. Bumbunya yang kaya akan rempah dipadu dengan beras jepang yang sangat empuk membuat nasi goreng ini sempurna. Aku bahkan berani memberi nilai 11 dari 10 karena kelezatannya.

"Tumben gak pakai saus vanilla?"

"Kakak mau seluruh pengunjung di sini muntah?" jawabnya ketus.

"Hehehe …! Ternyata kau bisa mikir juga, Haruka."

"Nak Zayn dan Nak Haruka harusnya datang ke sini lebih awal. Nanti yang masakin bukan bapak, tapi Nak Kagami."

"Kagami dulu bekerja di sini …, sebagai koki?"

"Iya. Sebelum insiden penyerangan itu, dia menjadi koki setiap pagi sampai sore. Masakannya juga tidak kalah lezat."

Wow, boleh juga rivalku yang satu ini! Dia benar-benar multi-talenta.

"Aku turut bersyukur Kagami-kun bisa selamat dari insiden itu."

"Bapak juga, Haruka. Nak Kagami selalu saja mendapat cobaan yang berat. Sudah ditendang dari tim, ditinggal kekasihnya yang telah dilamarnya, dia mendapat serangan teroris pula."

Bukan hanya itu. Dia juga dijauhi keluarga besarnya hanya karena dia penyihir tingkat F. Terus dia juga diputusin pacarnya di depan umum karena kemampuan sihirnya yang lemah. Yang lebih parahnya lagi, dia dikatain pembunuh oleh keluarga temennya hanya karena dia tidak bisa menyelamatkan temennya.

"Dia selalu saja menderita," aku juga ikut sedih akan kisah hidupnya.

"Kakak …!"

Senyuman Haruka telah menyelamatkanku dari kesedihan. Ini kesekian kalinya aku merasa beruntung telah memiliki Haruka sebagai adikku.

"Sekarang hidupnya sudah lebih baik. Dia sudah diterima oleh ibunya dan adiknya. Nak Kagami bahkan dilamar oleh putri dari Luxemburg karena menyelamatkannya dari insiden itu."

"Woah, keren sekali …!"

"Terus, Kagami-kun menerimanya?"

"Tidak. Dia menolaknya."

Sasuga, rivalku! Otakmu benar-benar hebat. Padahal udah jelas-jelas dilamar, lho, sama itu putri yang artinya putri itu menyukainya. Ditolak dong, anjir!

"Kagami pasti terlalu takut berhubungan sama bangsawan lagi."

"Benar sekali. Bapak harap Nak Kagami bisa melupakan kejadian itu dan mendapatkan jodohnya. Kasihan bapak melihatnya."

"Amiin …!~" ucap kami berdua serentak.

Seusai makan nasi goreng, kami berdua pun pulang ke rumah lama kami. Saking lamanya, rumah ini terlihat seperti rumah hantu.

Kata pak Aziz, setan biasanya menghuni di tempat-tempat kosong seperti rumah ini. Apalagi sekarang hari sudah malam.

"Mau gak mau kita harus membersihkan rumah ini. Haruka masih kuat?"

"Tentu saja."

Melihatnya mengeluarkan sihir bola air, aku rasa dia masih kuat.

Butuh waktu lama untuk membersihkan rumah hingga bersih tanpa ada noda sedikitpun. Sihir Haruka benar-benar membantu dalam membersihkan seluruh sudut rumah, termasuk langit-langit dan sudut-sudut yang sulit dijangkau seperti bawah kasur.

Rasa lelah kami terbayarkan melihat rumah kami sekarang sangat bersih. Lalu kami berdua tidur di kamar masing-masing untuk menutup hari ini.

******

Keesokan harinya, kami berdua berkunjung ke suatu rumah di mana calon anggota timku tinggal. Jaraknya tidak jauh dari rumah kami. Hanya sekitar tiga gang saja.

Aku tidak sabar mendengar ucapan 'iya' darinya. Hubungan kami yang sangat dekat menambah persentase tawaranku akan diterima.

Kutekan bel berharap orang itu akan keluar dan menyambutku dengan senyuman. Semenit kemudian, tidak ada jawaban terdengar dari dalam rumah.

Kutekan lagi, akhirnya aku mendapat sebuah jawaban. Walaupun itu keluar dari mulut seorang wanita dewasa yang menyuruh kami untuk menunggu.

"Selamat pagi, Alice-san." Sapaku ramah kepada sang tuan rumah.

"Selamat pagi. Kalian pasti Zayn dan ini pasti Haruka?"

"Hehehe …! Syukurlah bibi masih mengenali kita berdua."

"Tentu saja. Kalian, kan, masih terkenal di TV, terutama kamu, Zayn."

"Padahal aku masih istirahat semusim." Balasku tertawa pahit.

"Alice-san, Kagami-kun ada di dalam?"

"Ada, kok. Dia lagi bermain FA di kamar. Dia lagi berlatih untuk berkompetisi tahun depan?"

"Kagami sudah dapat tim?"

"Belum. Hanya untuk berjaga-jaga saja. Mau melihatnya?"

"Tentu." Jawab kami berdua bersamaan.

Lalu kami berdua dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya. Sambil berjalan, Alice-san menceritakan apa yang terjadi pada Kagami selama menghilang dari kabar. Kami berdua sedikit mengetahuinya dari pak Slamet kemarin malam, jadi gak terlalu kaget.

Namun fakta bahwa dia menjadi livestreamer adalah hal yang baru kami ketahui. Dia bahkan memulainya kemarin pagi yang di mana kami masih di bandara.

Kami berdua tentu tidak ingin mengganggunya dan memutuskan untuk duduk di ruang tamu. Duduk manis di sofa sambil menonton live stream-nya Kagami. Gak nyangka dia bisa meraih 10 ribu penonton hari ini dan ternyata dia masih memiliki penggemar meski tertimpa skandal.

"Kagami masih saja memiliki penggemar setia, ya, kak?"

"Iya. Aku yakin mereka pikirannya masih jernih dan mempercayai Kagami sampai sekarang."

Hmmm …! Fotonya Kagami dan keluarganya menarik, Kagami terlihat sangat bahagia menjuarai turnamen antar-sekolah pertamanya, apalagi didampingi oleh ibu dan adiknya. Aku bisa mengerti perasaan Kagami waktu menjuarai turnamen itu, seperti "sekarang siapa yang kau sebut gak berguna, hah?!". Atmosfer turnamen itu bahkan sangat terasa meski hanya memandang fotonya saja.

"Kagami-kun pas tahun itu baru keluar dari sekolah sihir, kan, kak?"

"Iya. Selesai musim panas dia masuk dan sebulan kemudian dia berhasil juara dengan tim yang bener-bener baru. Bukankah itu hebat?"

Haruka mengangguk setuju mendengar penyataanku dan kembali melihat permainan Kagami.

Sekarang dia memakai karakter Zima, seorang pemanah es yang cocok dimainkan untuk pemula hingga profesional. Apalagi ada beberapa item yang kena buff, membuatnya menjadi meta untuk patch ini.

Aku akui, kemampuannya agak menurun dibanding sebelumnya. Dia seperti lupa cara untuk menghindari skill dengan sidestep. Refleksnya juga sedikit lambat dibanding biasanya. Walau begitu, dia berhasil memenangkan pertandingan dengan KDA yang lumayan bagus.

Seusai pertandingan, terbesit dibenakku untuk menjahilinya. Bersamaan dengan Alice-san yang membawakan jajanan untuk kami dari supermarket. Kebetulan juga aku belum subscribe channel Twitch miliknya jadi aku punya ide.

saya_siapa_hayo telah berlangganan channel anda

Woi, ada tamu di rumah! Bukannya disapa, malah ditinggal main game

Aku rasa dia masih mengerti Bahasa Indonesia, kan? Orang dia muridnya pak Slamet pas SD.

"Padahal aku sendiri tidak ingin mengganggu anakku bermain."

"Hehehe …! Sebenarnya aku punya urusan yang penting dengan Kagami."

"Memangnya ada urusan apa?"

"Eh, Zayn, Haruka, sudah lama, lu?"

Akhirnya …, ini anak keluar dari sarangnya. Aku tahu dia belum mandi dari livestream tadi, tapi dilihat dari dekat makin jijik dilihat.

"Mandi dulu, lah, aku males salaman sama orang jorok!"

"Ye …, terserah aku, dong! Ini, kan, rumahku. Lagipula ini juga hari libur."

"Kalau gak mau mandi, biar Haruka bawa kamar mandinya ke sini. Benar, kan, Haruka?"

"Tentu saja, kak." Responnya dengan bola air dari tangannya yang siap membasahi orang jelek ini.

"Eh, iya, iya, aku mandi sekarang!"

"Terima kasih, ya, Zayn, Haruka. Sejak kembali ke rumah, dia sekarang jarang mandi."

"Sama-sama."

Walaupun sebenarnya aku juga sama. Haruka juga mengerti kelakuanku di rumah kayak gimana. Untunglah dia hari ini tutup mulut, jadi aku gak khawatir kalau kebiasaanku ketahuan Alice-san sekarang.

"Hei, ada apa ke sini?"

Bilangnya, sih, mandi, tapi kok cepet?

"Mandi bebek pasti?"

"Yang penting badan basah, udah gitu aja."

"Pantes aja kau gak punya pacar. Kau aja males mandi."

"Apa itu pacar?"

Gaya amat dia pakai kacamata. Dia pasti sudah menebak ejekanku, jadi dia sudah mempersiapkan kacamatanya.

"Ngomong-ngomong kita enaknya ngobrol pake Indo atau Jepang?"

"Jepang aja. Ini di negaramu, masa iya kau nurutin kita. Kita, kan, cuma tamu."

"Oh, oke. Ada apa emang?"

"Langsung saja ke intinya, ya, Kagami. Aku ingin merekrutmu ke dalam tim baruku."

"Hah?! Serius?!"

"Daripada nganggur selama musim panas, mendingan ikutan turnamen FA musim ini."

"Iya, Kagami-kun. Bursa transfer sudah ditutup, kan? Daripada nunggu setahun buat dapetin tim, kenapa tidak gabung dengan timnya kakak saja?"

"Gimana, ya? Memangnya mau ikutan turnamen apa?"

"FNL. Fighter Alliance Nusantara League."

Itu adalah sebuah liga divisi kedua dari sistem liga FA di Indonesia, di mana setiap provinsi akan mewakilkan satu tim untuk bertanding dan memperebutkan slot ke FCL, liga utama FA di Indonesia.

"Itu berarti Zayn ingin membuat tim dari awal?"

"Tepat seperti yang Alice-san pikirkan."

"Bukankah lebih baik jika Zayn menunggu beberapa bulan lagi sampai bursa transfer dibuka?"

"Pada awalnya, sih, begitu. Namun saat melihat status Kagami, aku jadi tidak sabar bermain kompetitif lagi dan kepikiran membuat tim baru. Aku benar-benar ingin bisa bermain kompetitif lagi di FA. Aku ingin menjuarai liga regional dengan timku sendiri."

"Terus kau sudah punya anggota lain?"

"Memang belum lengkap, sih. Namun aku sudah berhasil merekrut Midlaner terbaik di Eropa. Dia besok datang ke Jepang membantuku mencari anggota yang tersisa."

"Jadi begini, ya, Zayn. Bukannya aku meragukanmu. Kemampuanmu saja sudah terbukti dan berhasil menjuarai Fighter Summit, kan, tahun lalu? Namun sebagai ibu, aku ragu kalau Zayn dan tim baru yang dibuat nanti akan berhasil suatu hari nanti."

"Oh, untuk itu jangan khawatir. Aku sudah berkonsultasi ke pemilik Peganden Gaming untuk hal itu. Beliau sudah mengajariku bagaimana membuat tim esport dari awal. Intinya kami butuh anggota yang cukup dulu untuk membangun sebuah tim, terus mencari nama dengan menjuarai turnamen agar sponsor tertarik dengan tim ini.

Apalagi dengan nama besar anggota-anggota tim kami nantinya seperti aku, Kagami, dan Midlaner timku. Aku berani jamin kalau tim yang kubuat bakalan sukses dan bisa menjuarai Fighter Summit setahun kemudian."

"Setahun kemudian? Itu bukannya terlalu cepat?"

"Memang, tapi lihat saja Failed5. Dia bahkan hanya butuh 2 bulan membangun tim dan berhasil menjadi juara 3 di Fighter Summit 2035. Padahal mereka region kecil, lho, dunia seberang. Masa kita gak bisa?"

"Hmmm …! Menarik, sih. Tapi, Zayn, sebenarnya aku masih ingin mengalahkanmu di Fighter Summit. Jujur saja, ya, aku masih belum puas kalau belum mengalahkanmu."

Aku bisa melihatnya, kok, Kagami. Raut wajahmu penuh dengan tekad ingin mengalahkanku. Aku mengerti kamu masih belum puas kalau tidak mengalahkanku dulu.

Untungnya aku sudah memperkirakannya, jadi aku sudah punya yang harus kukatakan.

"Begitu, ya. Kalau begitu, bagaimana kalau semusim saja. Lebih tepatnya sampai timku bisa lolos ke FCL. Kalau timku lolos, kau pasti akan mendapat lebih banyak tawaran untuk bermain di tim besar. Bukankah itu bagus untuk mengisi luangmu?"

"...."

Sip, begitu! Pikirkan saja tawaranku! Aku yakin itu akan menguntungkanmu di kemudian hari.

"Kenapa kamu tidak mencobanya, Kagami?"

"Tapi, bu?"

"Tidak ada salahnya mencoba tawaran dari Zayn. Hitung-hitung sebagai pemanasan sebelum direkrut tim besar, kan?"

Nice Move, Alice-san!

"Hanya semusim, kan?"

"Hanya sampai tim kita lolos ke FCL. Setelah itu, kau bebas kemanapun yang kau suka."

"Hmmm …! Lu bener-bener gimana …, ya. Keren, deh. Aku terima tawarannya."

Dengan tangan terbuka, dia menerima tawaranku bergabung ke dalam timku. Ini tentu kabar gembira untukku dan timku nantinya.

Aku memberikan jabat tangan kepadanya dan berkata, "dengan kemampuanmu sebagai Carry terbaik di dunia dan aku sebagai Support terbaik di dunia, kita pasti bisa meraih apa yang kita inginkan."

Dia lalu bangkit dan menerima jabat tanganku, "mohon kerja samanya, Zayn."

"Tentu."

"Anu …, maaf mengganggu waktunya. Tapi bukankah Kagami-kun harus kembali ke livestream lagi?"

"Oh, iya! Maaf aku harus balik ke kamar dulu. Penggemarku nungguin."

"Oke, kami berdua juga ingin pulang kok."

Kami berdua lalu berpamitan kepada keduanya. Aku senang pertemuan kali ini membawa hasil yang positif. Dengan begini aku ting-.

"Oh, Zayn, tunggu!"

"Ada apa?"

Pada awalnya aku mengira kalau dia batalkan diri untuk gabung ke tim. Dari situ aku agak takut kalau itu beneran terjadi. Sudah lama menyusun rencana untuk merekrutnya, tiba-tiba gagal di menit-menit akhir. Itu adalah mimpi buruk asal kalian tahu.

Untungnya tidak begitu. Justru malah lebih baik lagi.

"Hai, semua! Maaf tadi ada tamu penting di rumah, dan dia sekarang berada di sampingku.

Hai, Zayn, apa kabar pagi ini?"

"Sangat baik. Aku sudah kangen sama nasi gorengnya pak Slamet."

"Bukannya di sana ada banyak nasi goreng?"

"Iya. Tapi punya pak Slamet selalu yang terbaik," sambil mengacungkan jempol ke kamera.

Sesuai ekspektasi, banyak yang menyambut positif kedatanganku di livestream Kagami. Aku turut senang melihat bagian live chat.

"Mohon maaf livestream kali ini mendadak berubah menjadi podcast. Mumpung orangnya datang ke sini, kan?"

Aku langsung mengambil pose tampan di depan kamera.

"Sekarang sibuk apa?"

"Sebenarnya ini pertanyaan inti, tapi aku jawab aja.

Aku sekarang fokus bangun tim baru dari nol. Mencari anggota yang akan membawa timku berkompetisi ke FNL musim ini." Kulirikkan mataku ke kanan berkali-kali untuk memberi kode ke mereka kalau Kagami adalah anggota tim pertamaku. Semoga pada sadar.

"Hmmm …! Menarik. Tapi, kenapa di Jepang?"

"Ya, mau gimana lagi. Orangnya tinggal di Jepang. Masa aku menyuruh dia datang ke Indonesia? Aku yang butuh juga, kan?"

"Oh …, begitu. Terus …, membuat tim baru? Bukankah itu adalah hal yang berat? Maksudku, kau tahu, kan, soal manajemen organisasi."

"Memang sangat sulit. Aku juga harus pintar-pintar memilih anggota yang sekiranya mempunyai kerja tim yang baik. Untuk itu aku memilih anggota yang dulu sempat satu sekolah denganku."

"Biar gak terlalu sulit masalah adaptasi, ya?"

"Benar sekali.

Aku juga berterima kasih dengan owner Peganden Gaming yang sekarang, mas Iqbal yang sudah beri ilmunya kepadaku. Aku sekarang jadi punya pandangan mau dibawa ke mana timku sekarang."

"Memangnya mau ke mana?"

"Ya, tentu saja juara Fighter Summit."

"Tenang saja, aku akan menjadi lawan tim barumu di final nanti."

"Tentu saja. Aku akan menunggumu. FA tanpa kau benar-benar hambar, tahu gak. Kalau bukan Peganden Gaming dan GMtP yang main, aku tidak akan menonton pertandingan yang monoton. FA butuh sosok kreatif sepertimu."

"Terima kasih atas pujiannya. FA tidak ada kamu juga sepi. Soalnya tidak ada tukang lawak di tim. Tukang lawak dalam arti sebenarnya, lho, bukan skillnya buruk."

"Hehehe …! Kapan-kapan Ranked bareng, yuk? Aku bakalan pakai Hayato Support lagi. Kangen jaman-jaman SD dulu."

"Oke, aku pakai Doctor Natasha Carry. Hehehe …!"

"Noh, kata viewer Cortana Carry."

"Bisa, kok. Dia bisa zoning dengan bola jamnya. Cortana punya burst damage yang besar dari skill Q dan W, itu lho yang bolanya meledak."

"Iya, tapi harus hemat mana juga. Yang meledak itu baru saja kena nerf patch ini."

"Mana cost-nya jadi lebih banyak, ya. Tapi tetap worth it kalau aku yang pake. Hehehe …!"

��Aku tidak akan berdebat dengan orang gila."

Kami membicarakan banyak hal di podcast dadakan kali ini. Mulai dari patch note minggu ini, tim yang akan juara di liga regional, prediksi yang akan menjuarai Fighter Summit. Kami juga berinteraksi dengan viewer melalui sesi tanya jawab.

"Adakah bocoran mengenai roster terbaru dari tim yang dibuat?"

Sebelum aku menjawab, aku melirikkan mata ke Kagami beberapa kali.

"Sementara ini aku sudah mendapatkan Carry dan juga Midlaner. Aku rasa kalian suka bermain clue, jadi akan kuberikan sedikit.

Salah satu dari anggotaku adalah teman sekelasku. Sudah gitu aja. Selebihnya, aku akan menginformasikan paling lambat seminggu setelah pendaftaran FNL ditutup."

"Oh, aku tahu, aku tahu! Entar aja kita bicarakan di off-stream. Terus …, nama timnya apa? Iya juga, ya. Dari tadi disebutin tim baru tapi gak ada namanya."

"Tim yang Dibuat Dadakan. Hehehe …!~"

"Serius?"

"Untuk sementara itu dulu. Lagi males mikir nama. Anggota dulu yang terpenting."

"Apakah Clocks? Oh, itu lanjutan yang pertama tadi, ya?"

"Tidak. Dia masih memiliki kontrak semusim lagi di Peganden Gaming. Aku juga berniat merekrutnya kalau kontraknya habis. Kalau dia mau, lho."

"Kalau dia gabung, bakalan OP, tuh, timmu?"

"Dia memang Jungler terbaik yang pernah kutemui selain MinTz- di tim sekolahmu dulu."

"Dia sekarang lagi jadi streamer, sih. Masih belum ada niat jadi pemain profesional lagi."

"Mungkin akan kupertimbangkan."

"Terus. Ah, ini pertanyaan dari para cewek pasti. Sudah punya pacar?"

"Sudah. Dan kalian tahu siapa?"

Semua di kolom komentar menjawab 'Vanillatic'.

"Viewer-ku ternyata jago gosipin orang, ya?"

"Hahaha …!"

Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan kepadaku. Kebanyakan dari mereka menanyakan kehidupan pribadiku. Ada satu pertanyaan yang aku sangat semangat menjawabnya.

"Apa hubunganmu dengan Kagami? Kudengar kalian sangat dekat."

"Temen SD. Banyak hal yang telah kami lalui, ya, Kagami?"

"Iya. Dia itu orangnya paling pintar di kelas. Mengalahkannya di bidang akademis saja susah. Beneran! Dia bahkan pernah juara olimpiade matematika tingkat dunia saat SD."

"SMP juga. SMK aku fokus karirku di FA."

"Tuh, kan, genius banget, kan?"

"Walau begitu kau tidak pernah menyerah untuk mengalahkanku, kan? DI FA juga sama. Itulah yang membuatku seperti 'wah, aku harus tetap berada di atasnya!'"

"Karena itulah kita bisa jadi sahabat sekaligus rival, kan?"

"Iya. Semakin kuat aura persaingan, semakin kuat juga tali persahabatan kita. Saat dia kena skandal, aku mungkin adalah orang yang pertama tidak percaya kalau dia melakukan itu.

Dia aja sama cewek lain malu, masa sama cewek burik seperti itu ditidurin. Logikanya darimana coba?! Tapi aku turut sedih mendengar pacarmu telah bertunangan dengan orang lain."

"Namanya juga nasib, Zayn. Ya sudahlah. Sekarang mending fokus ke diri sendiri."

"Kau benar."

Sesi podcast dadakan pun berakhir 5 menit kemudian. Capek juga menjawab pertanyaan dari viewers-nya Kagami. Di sisi lain aku juga senang, karena tahu banyak yang peduli dengannya.

"Zayn."

"Iya?"

"Aku akan membantumu merekrut MinTz-. Jika kau mau?"

What?! Seriusan?! Keberuntungan apa yang telah menimpaku.

"Wah, makasih banget, ya?!"

"Tentu. Anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih karena peduli dengan nasibku. Kau benar-benar sahabat terbaikku."

Aslinya aku niat merekrut Kagami saja. Eh, dapat bonus temannya. Apalagi pas malam harinya Kagami memberi kabar kalau dia mau gabung ke dalam Tim yang Dibuat Dadakan. Bener-bener sesuatu yang sangat luar biasa dan membuatku tidur nyenyak malam ini.

Tim yang Dibuat Dadakan, tim yang baru kuumumkan di livestream Kagami menjadi buah bibir warganet di seluruh dunia. Mulai dari orang biasa, konten kreator, hingga pemain profesional turut menanggapi tim yang baru kubentuk itu. Mereka juga membicarakan roster yang bakalan mengisi tim ini. Kebanyakan dari mereka berhasil menebak kedua roster di tim ini.

Yang pertama, Kagami. Dan yang kedua ….

Seorang gadis yang sedang menemaniku makan es krim di maid café. Harum parfum mawar semerbak tercium saat dia mengibaskan rambut merah panjangnya. Wajahnya yang rupawan mampu menarik perhatian pengunjung maid, melebihi pesona maid tercantik di sini.

Hanya saja, kecantikannya tidak didukung oleh pakaian yang jauh dari kata 'anggun'. Jaket olahraga lengan panjang, celana olahraga bergaris, sepatu untuk lari.

"Berita soal tim baru kita cepat sekali menyebarnya."

Gadis dengan rambut merah panjang itu menunjukkan ponselnya dan memperlihatkan beranda Facebook yang penuh dengan topik tim baruku. Mulai dari teman Facebook-nya, halaman penggemar, bahkan portal berita membahasnya.

PENYIHIR RANK S TERMUDA KEMBALI BERMAIN FA DI INDONESIA