Rinjani Azzalea Ameetania, Kalian bisa memanggil gadis berseragam putih abu berambut panjang gelombang itu Alea. Alea, Gadis itu berjalan memasuki kantin bersama Inara Maharani Zikra sahabatnya.
Alea dan Ira di pertemukan saat masih duduk di sekolah dasar. Saat pertama kali mereka bertemu mereka sudah senang bermain bersama, sampai akhirnya bersahabat. Persabahatan mereka dimulai sejak hari itu sampai detik ini.
Sejak kecil mereka selalu bersama-sama seolah tidak ingin dipisahkan. Mulai dari rumah yang betetanggaan, sekolah ditempat yang sama, kelas yang sama, memiliki hobby yang sama dan kemana pun selalu bersama.
Namun hobby yang sama dan kebersamaan mereka tidak membuat keduanya memiliki kepribadian dan sifat yang sama.
Jika Alea memilik sifat jutek, galak dan tidak suka bergaul dengan orang lain selain Ira, maka Ira berbeda. Ira ceria, hangat dan senang bergaul dengan siapapun. Jika Alea bermulut cabe saat berbicara maka Ira bermulut gula, ia sangat manis dan ramah saat sedang berbicara.
Hanya satu sifat yang sama yang dimiliki keduanya. Yaitu sama sama suka Nyinyir.
Jika Alea akan menyinyiri semua orang yang selalu menganggunya, maka Ira adalah rekan setianya. Ira pun akan menyinyiri setiap orang yang mengganggu hidupnya.
Alea dan Ira seperti mangkok dan mie ayam benar benar tidak bisa dipisahkan. Disekolah pun selalu bersama, seperti keperpustakaan, ketoilet, kantin bahkan dihukum pun mereka selalu bersama.
Ngomong-ngomong kantin.
Saat ini mereka sudah berada di dalam kantin duduk di meja pojok tempat biasa mereka duduk.
"OMG, Kak Bima makin hari makin gans dehhh, Le" Ira berucap lebay sambil menatap layar ponsel yang menampilkan sosok Bima yang baru saja di sebutkan.
"Bima mulu deh Lo!" Ketus Alea. Alea bosan mendengar Ira menyebut nyebut nama Bima setiap hari.
Alea sendiri bahkan tidak kenal siapa Bima. Anak sekolah sini atau bukan. Alea tidak tau, dan tidak mau tau. Lagi pula siapa coba Bima? Bima Arya saja Alea tidak tau! Apalagi Bima yang di sebut sebut Ira sejak satu bulan lalu.
"Ya abisanya pesona kak Bima itu sulit untuk di tolak, Le." Guman Ira, ia masih mentap layar ponselnya penuh cinta.
"Bosen gue denger lo nyebut-nyebut Bima terus! Lagian siapa coba Bima? Bima Arya?"
"Bukan Bima Arya Le, dia itu Angkasa Abima Aziedan. Cowok populer yang digemari semua cewek di sekolah kita." Terang Ira. Tangannya sibuk mengotak atik layar ponsel dan terus ngestlak instagram seorang Bima. Cowok populer dan tampan diseluruh sekolah nya, hanya Bima satu satu nya.
"Oh, Cowok populer!" Seru Alea seolah mengerti. Padahal ia malas dan tidak ingin tau
Ira mengangguk, "Dia itu tampan banget Le, lo mau liat gak?" Tawar Ira yang langsung ditolak oleh Alea.
"Gak usah, gue gak tertarik." Tolak Alea. Ia tidak tertarik dengan cowok semacam Bima yang Ira sebutkan.
"Bagus deh lo gak mau liat, nanti lo jatuh cinta lagi sama dia. Terus nikung gue." Ucap Ira masabodo dengan penolakan Alea, ia hanya basa basi tadi menawarkan Alea untuk melihat.
"Sorry gue gak nikung teman."
"Gak ada yang tau kalau lo udah liat Kak Bima."
"Serah lo deh." Ucap Alea malas dengan topik pembicaraan mereka. "Lo mau pesan apa gue laper?" Tanya Alea bangkit dari duduknya.
"Mie goreng ayam, sama lemon tea." Pesan Ira tanpa mengalihkan matanya dari layar ponsel
Alea mendesis melihat kelakuan Ira yang sedang bucin, lalu berjalan menuju kedai mbak Lastri yang menjual mie goreng kesukaan mereka.
"Heh, Lo!" Panggil seseorang entah di ajukan untuk siapa.
"Heh, Lo!"
Panggilan itu terulang lagi, hal itu membuat Alea menghentikan langkahnya tetap di tengah tengah kantin. Alea membalikan badannya untuk mencari tau kepada siapa panggilan itu ditunjukan. Mata Alea bertemu denga tiga pasang mata yang sedang menatapnya dengan seringai.
Alis Alea tertaut , ia tidak mengerti dengan tatapan itu.
"Iya Lo, sini." Suruh salah satu cowok yang duduk di meja itu seenak jidat.
"Kenapa?" Tanya Alea datar tanpa beranjak dari tempatnya.
"Pesan kan gue tiga porsi mie ayam dan lomon tea" Suru cowok itu lagi seenak nya.
Mata Alea membulat tidak percaya. Siapa manusia dihadapannya ini yang seenak jidadt memerintah dirinya secara tiba tiba. Selama hidupnya bersekolah di Bhakti, ini pertamakalinya Alea di perintah oleh cowok sinting tidak dikenalnya. Bahkan Abang Alea saja tidak pernah memerintah Alea.
"Lo siapa?" Tanya Alea jutek sambil memasang raut wajah tak suka.
"Lo gak tau siapa gue?" tanya cowok itu menunjuk dirinya sendiri. Ia merasa tersinggung karena Alea tak mengenalnya.
"Memang harus?"
"Harus! Karena semua orang di sekolah ini kenal siapa gue!" Seru cowok. Ia beranjak dari duduknya dan berdiri dihadapan Alea.
"Terus?"
"Terus, sekarang lo pesankan gue makan."
"Lo punya kaki?"
"Menurut lo ini bukan kaki, heh" Tunjuk cowok itu pada kedua kakinya karena Alea malah bertanya bukannya memesankan dirinya makan.
"Lalu."
"Lalu?" Ulang cowok itu menatap Alea tajam
"Kenapa gak lo jalan sendiri, lo punya kaki." Sinis Alea galak.
"Kenapa gue harus repot repot jalan ketika gue punya, babu!"
"Gue bukan babu lo, sorry!" Ucap Alea tak terima disebut babu oleh cowok dihadapannya.
"Lo berani nolak perintah gue?"
"Kenapa engga?" Ucap Alea membuat cowok dihadapannya itu kesal.
"Gak ada yang berani nolak perintah gue, lo ingin tau kenapa?." Tanya Cowok itu mendekatkan diri kearah Alea.
Alea mundur satu langkah dari tempatnya berdiri , ia tidak ingin terlalu dekat dengan cowok gila tidak dikenalnya itu. "Gue gak ingin tau. Gak penting!"
"Gak penting?" Ulang cowok itu. Alea diam tidak membalas.
"Ahh, karena lo sudah berani nolak perintah gue dan menganggap ini gak penting, Lo harus jadi pacar gue." Bisik cowok itu ditelinga Alea
"Lo, Gila?" Tanya Alea tidak terpengaruh oleh bisikan cowok itu. Ia ingin memastikan bahwa cowok dihadapnya itu sedang waras atau tidak.
"Apa kata lo? Gila?" Tanya cowok itu tidak percaya ada yang berani menyebutnya Gila.
"Iya, lo gila! Otak lo kebentur tembok?"
Cowok itu menghembuskan nafasnya kasar, tidak terima dikatai gila oleh Alea. Cowok itu menarik paksa tangan Alea ketengah tengah kantin. Entah apa yang akan dilakukan cowok itu, ia menggenggam erat tangan Alea lalu mengangkatnya keudara.
"Lepasin tangan gue." Sinis Alea tidak suka dengan apa yang dilakukan cowok itu.
"Gak akan!"
"SEMUANYA DENGERIN GUE! MULAI SAAT INI CEWEK INI PACAR GUE! DAN JANGAN BERANI BERANI GANGGU DIA KALAU KALIAN GAK MAU BERURUSAN SAMA GUE!"
"YANG BOLEH GANGGU DIA CUMAN GUE, TITIK."
"DIA, MILIK GUE MULAI SAAT INI!"
"NGERTI!"
Seru cowok itu kencang membuat Alea tersentak kaget. Hal itu mengundang perhatian seisi kantin dan langsung menatap mereka dengan raut wajah tak percaya dan kecewa dari kaum adam dan hawa.
Hari ini seoarang Angkasa Abima Aziedan mengaklim seorang gadis lagi sebagai pacarnya. Dan yang membuat mereka semakin kecewa adalah: gadis yang Bima aklim itu adalah gadis yang jadi incaran semua kaum adam di Bhakti, Alea. Alea memang incaran semua kaum adam dibhakti, namum karena terkenal jutek dan galak tidak ada yang berani mendekatinya.
Angkasa pengecualian.
Ya, cowok yang memerintah Alea tadi adalah Angkasa atau bisa di kenal juga dengan Bima. Cowok itu tersenyum penuh kemenangan pada Alea yang berusaha melepaskan tangannya.
_Thank's 💗
-Reniriyanti