Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 112 - Dibawa Orang asing

Chapter 112 - Dibawa Orang asing

Fei membelalakkan matanya,

"Apa maksudmu menghilang? Bagaimana ia bisa menghilang? Apa saja yang kalian kerjakan kenapa tidak bisa melihat ia kemana?" Suara Fei keras, ia panik.

Sun menurunkan tubuhnya hingga berlutut makin rendah karena takut.

"Maaf tuan muda kami lengah, t tapi NuEr berusaha mencari beliau, mungkin sudah menemukannya"

Fei dan DaHuang bergegas keluar paviliun.

"Katakan pada semua pengawal untuk mencarinya? Bagaimana bisa Hong menghilang begitu saja tanpa ada yang melihat, DaHuang kabarkan BuAn soal apa yang terjadi, aku akan mencoba mencari di sekitar lembah"

DaHuang mengangguk.

"Siap tuan muda!"

Fei mencengkram pedangnya dan mulai mencari di sekitarnya, Hong bukan anak yang gegabah keluar istana saat kondisi sedang tidak aman, tapi ia tidak tahu apapun, mungkin ia berpikir tidak masalah untuk bermain keluar sebentar, bagaimanapun ia tidak bisa membiarkan adiknya dalam bahaya.

"Heh Hong ini"

........

Klop klop klop klop.

Suara derap kuda yang menarik kereta penumpang pelan, menelusuri jalan tengah kota di mana langit mulai gelap, di dalam kereta tampak dua orang berbaring, salah satunya Hong yang dua tangannya diikat ke depan dan tak sadarkan diri, di sampingnya tampak pelayan kecilnya NuEr yang juga tak sadarkan diri dengan posisi dua tangan dan kaki terikat erat, kereta yang membawa keduanya berukuran cukup besar, cukup untuk menampung beberapa orang yang juga terlihat duduk meringkuk di pojok dengan kondisi menyedihkan, mata beberapa orang yang mungkin usianya masih cukup muda, dengan wajah dan pakaian yang kotor, melihat ke arah Hong yang terlihat sangat mencolok dengan pakaiannya yang menjuntai indah dan wajah sangat tampan tepat berada di tengah kereta.

Tampak kereta menghentikan jalannya.

",Heeee!" Ringkik kuda saat ditarik kekangnya, tak lama hingga beberapa orang terlihat menyibak tirai penutup di depan kereta dan melihat ke dalam, beberapa pria berwajah beringas yang mungkin adalah orang lokal yang menjadi pedagang sayur dan ternak.

"Lihat apa yang kami dapatkan, barang yang sangat bagus" suara pria yang berdiri paling depan melihat ke arah Hong,

Suara tawa berikutnya.

"Hahaha anak cantik dan bersih begini, mana tega kami menjualnya, lebih baik kita bawa pulang saja" seru pria di belakangnya, dua pria lain di belakangnya tertawa keras.

"Hahahah aku masih lajang, ini barang yang sangat bagus"

"Jangan bergurau ia bukan milikmu seorang"

Suara keras orang-orang itu membuat NuEr yang ada di samping HongEr membuka matanya, saat sadar apa yang terjadi ia mendekati pangerannya cepat.

"Yang Mulia" bisiknya. NuEr melihat sekitarnya, kenapa mereka bisa tiba-tiba ada di sana? Padahal ia hanya mengejar pangerannya yang berlari keluar gerbang istana Gao, belum begitu jauh, ia bisa menarik pangerannya pulang tapi entah apa yang terjadi setelahnya karena semua tiba-tiba menjadi gelap, NuEr memegang tangan Hong dan berusaha membangunkannya, ia harus berpikir untuk melarikan diri.

"Yang Mulia"

.................

Suasana istana Gao ramai.

Sejak putra mahkota tahu soal menghilangnya HongEr membuat semua pengawal sibuk, pengawal Song mengerahkan satu regu khusus untuk pencarian dengan pengawal berkemampuan sedang hingga tinggi, YangLe yang berdiri di depan aula Salju mengepalkan tangannya karena menahan emosi sejak tadi, Fei dan DaHuang juga YuTang sudah mencari kemana-mana bahkan hingga keluar istana.

"Bagaimana bisa dengan penjagaan begitu ketat tidak ada yang melihat keberadaan seorang pangeran kecil! Bagaimana kalian bisa becus bekerja!?" Suara YangLe keras.

Pengawal Song dan lainnya menundukkan tubuh dan kepala dalam tidak berani melihat, aura kemarahan YangLe lebih besar dari biasanya.

"BuAn" YangLe melirik pengawal pribadinya, BuAn segera maju berbicara menggantikan junjungannya yang berbalik ke kursinya dan duduk sambil memijat keningnya, ia cemas hingga perutnya sakit.

"Kalian bergerak dalam beberapa kelompok! Cari dan lindungi pangeran kecil segera!" Suara BuAn keras.

Sementara di dalam kota.

Kereta yang membawa Hong dan lainnya berhenti saat memasuki sebuah kawasan pemukiman warga, tidak banyak warga yang berlalu lalang di jalan dengan jumlah rumah yang berjauhan dan sepi, tapi kereta berbadan besar itu berhenti di tengah jalan di mana di depan mereka sudah muncul beberapa orang yang duduk di atas kuda menghalangi jalan.

"Heeee!"

Di dalam kereta.

NuEr yang duduk sangat dekat melindungi Hong dari para penumpang lainnya menahan tubuhnya saat kereta berhenti tiba-tiba.

"Yang Mulia anda tidak apa-apa?" Bisik NuEr, dengan wajah menarik dan pakaian mewah yang dikenakan pangerannya ia jelas sangat menarik perhatian, Hong menggelengkan kepalanya, ia sendiri bingung kenapa mereka bisa berada di sana, dalam ingatannya terakhir ia hanya hendak keluar pintu istana untuk melihat festival layangan yang diceritakan pengawal kecil yang ia temui di aula, tapi baru beberapa langkah keluar gerbang tanpa ada yang melihat tiba-tiba ada yang menarik tubuhnya, Hong jadi menyesal kenapa ia begitu ceroboh, padahal kak YangLe sudah mengatakan kalau di luar sana sangat berbahaya, ia pasti cemas sekali karena ia menghilang seperti ini.

"Kak, apa, kita bisa pulang?"

NuEr mengangguk, ia mengenggam tangan pangerannya erat, tadi beberapa pria berwajah menyeramkan itu hampir menyentuhnya kalau bukan karena NuEr dan penumpang lainnya menghalangi mereka, orang-orang itu tentu akan melakukannya lagi kalau mereka tiba di tujuan, NuEr harus berpikir keras untuk melindungi pangeran kecilnya.

NuEr melirik salah seorang pemuda dengan jubah lusuh di sudut kereta, beberapa pemuda mungkin seusia pangerannya duduk dengan wajah dan tubuh tak terurus, kotor, kelaparan hingga sangat lemah, dengan dua tangan terikat erat.

"Yang Mulia tunggu hamba di sini" NuEr berdiri perlahan dan mendekati kumpulan anak-anak itu.

............

Di luar kereta.

Beberapa pria di atas kereta mengeluarkan senjata mereka saat para penunggang kuda di depan kereta tidak mau minggir, tiga orang dengan pakaian menyerupai pengawal dengan topi lebar dan penutup wajah, salah seorang di bagian paling depan terlihat menyeringai.

"He bagaimana yah, kami akan minggir, tapi, berikan dulu semua yang ada di dalam kereta anda"

Pria yang duduk di belakang kusir di atas kereta menyeringai, ia mengeluarkan golok panjangnya dan siap menyerang.

"Sreett!"

#######