Hujan besar turun di dataran lembah istana Gao, petir menyambar ke sana ke sini di atas langit yang seluruhnya abu-abu, hujan yang disertai dengan angin kencang yang membelai pohon dengan mudahnya dan membuat banyak genangan air di sekitar lembah dan istana, cuaca ekstrim di dataran Hua memasuki puncaknya menjelang akhir musim gugur tahun itu.
Tapi tak berapa lama hujanpun reda dan meninggalkan titik-titik di permukaan daun lebar yang perlahan jatuh menetes ke atas permukaan kolam di halaman belakang paviliun Peony. Ikan koi beraneka warna dari kecil hingga besar menikmati hujan tadi dengan ceria dan terus berenang berputar di permukaan.
Hong merengutkan wajahnya, hari lainnya yang membosankan dan ini hujan, ia tidak ada kesempatan untuk pergi ke padang rumput untuk mengumpulkan bunga seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, ia harus berpikir keras lagi hadiah apa yang akan diberikan pada kakak Yang nya saat ia kembali dari istana Kaisar.
"Yang Mulia, makanannya tiba" Sun dan NuEr masuk membawa nampan berisi makanan kecil setelah sarapan pagi tadi, dengan cuaca seperti ini sepertinya pangeran kecil itu tidak akan bisa keluar pavilion.
Hong membalik dengan lemas, mendekati meja di mana dua pelayan kecilnya meletakkan semua kudapan menarik di atas meja bundar, YuTang yang berdiri di dekat pintu mendekat, saling melirik pada dua pelayan muda itu melihat pangeran muda itu baru kali ini terlihat tidak bersemangat di depan makanan yang biasanya membuat ia selalu melengking.
Hong menaruh dagunya di lipatan tangannya di atas meja, menarik napas panjang.
"Heh hadiah apa yah untuk kak Yang, harusnya kita keluar istana untuk membeli hadiah sejak kemarin, kalau sudah begini terlambat deh, heh kak Yang pasti berpikir Hong tidak perhatian deh, ia pasti akan sedih sekali"
YuTang mendekat.
"Emm apa, Yang Mulia bisa membuat kue? Biasanya kue yang dibuat sendiri akan berkesan lebih dalam"
Mendengar itu Hong langsung menegakkan kepalanya, melihat YuTang dengan mata besar bersinar.
"Iyah benar! Ide kak Yu boleh juga, tapi, emm Hong, tidak bisa buat kue" Hong menggaruk kepala belakangnya, YuTang dan dua pelayan kecil tertawa kecil melihat sikap imut Hong.
"Hehehe jangan khawatir Yang Mulia, walau begini-begini hamba adalah salah satu juru masak di militer dulu, hamba bisa mengajarkan Yang Mulia kalau Yang Mulia tidak keberatan"
Wajah Hong terlihat semakin bersemangat, ia berdiri cepat dari duduknya.
"Benar? Wah ini kebetulan sekali, ayo kak kita tidak punya banyak waktu harus dimulai dari sekarang" Hong bergegas menarik tangan YuTang menuju ke arah pintu, tapi ia kembali mendekati meja kembali meraih beberapa potong kue dan memasukkan ke mulutnya, kembali menarik tangan YuTang ke arah pintu.
"Ayo!" YuTang sampai sedikit kewalahan dengan semangat tinggi Hong yang muncul tiba-tiba, dua pelayan kecil segera mengikuti Hong.
"Yang Mulia pelan-pelan!" seru Sun.
....
Malam harinya di halaman pavilion Peony.
Di balik dinding terlihat beberapa orang mengendap melihat sekeliling pavilion yang dijaga beberapa pengawal dengan ketat, tiga orang berpakaian pengawal itu tak lain FeiEr, DaHuang dan AhLei yang berhasil melarikan diri dari piket dan bergegas ke sana setelah FeiEr mendapat kabar kalau kediaman pangeran kecil ada di pavilion Peopny, entah itu HongEr atau bukan tapi firasat FeiEr terus mendesaknya untuk mencari tahu, tapi, sepertinya pavilion itu tidak terlihat ada orang di dalamnya, sunyi sekali.
"Tuan Muda, ada dua pengawal di depan pintu dan beberapa berkeliling di area halaman depan dan belakang, sepertinya memang pavilion ini tempat yang sangat penting, tempat pangeran muda khan, tapi, apa Tuan muda yakin kalau pangeran muda itu adalah tuan muda Hong? Kalau memang tuan muda Hong tidak disekap harusnya beliau sudah bisa melarikan diri sejak lama khan"
Fei mengangguk pelan, ucapan DaHuang ada benarnya, tapi ia punya firasat kalau Hong benar ada di sekitar sana, entah di mana tapi ia begitu dekat, jantung FeiEr selalu berdetak lebih kencang mana kali Hong ada, dan akhir-akhir ini setelah memasuki istana Gao ia benar-benar tidak bisa tenang, Hong pasti ada di sana, pikirnya.
Ketiganya menurunkan tubuh menyembunyikan diri dari beberaap pengawal yang bertugas.
"Apa kita akan menunggu di sini saja? Siapa tahu pangeran muda itu muncul" bisik AhLei.
FeiEr menggigit pinggir bibirnya, ia resah, antara takut kalau mereka mungkin salah duga, tapi, ia tidak bisa diam saja, dadanya sakit memikirkan betapa ia sangat merindukan adiknya itu.
Saat ketiganya masih bersembunyi terdengar suara muncul dari gerbang.
"Hehehe ini lumayan yah kak, setidaknya ada bentuknya" suara tawa itu, suara tawa yang sangat dikenal FeiEr, ia menaikkan tubuhnya melihat dari kejauhan wajah yang lama sangat dirindukannya.
"Adik Hong" Fei tak sabar ingin menyongsongnya tapi tangan DaHuang menahannya.
"Tuan muda jangan gegabah, banyak pengawal di sini" bisik DaHuang.
HongEr muncul bersama beberapa orang di sekitarnya, wajah Hong terlihat bersinar di bawah cahaya lampu menjelang malam, tawa yang sangat indah, mata yang bersinar seiring dengan tawanya rambut yang merah berkilau di bawah sinar tergerai hingga ke belakang pinggangnya, pakaian yang dikenakannya sangat indah, lengkap dengan mahkota kecil berwarna emas di cepol rambutnya, ia Hong yang sangat dirindukan FeiEr, tangan Fei menggepal kuat sudah tak sabar ingin menyongsong adiknya.
Hong mengangkat tentengannya dimana ia menaruh beberapa potong kue hasil buatannya bersama YuTang tadi, ia tertawa membayangkan hasil kue yang entah akan disukai oleh kak Yang nya atau tidak nanti.
"Semoga kak Yang suka yah kak"
Tapi langkahnya berhenti, dengan refleks YuTang berdiri di depan Hong menghadang beberapa orang yang tiba-tiba mendekat dengan cepat, pedang langsung terhunus panjang.
Sreettt!'
Diam, walau beberapa pengawal dengan cepat mendekat dan mengepung tiga orang yang kini berhenti di depan Hong tapi tidak ada yang bergerak, FeiEr melihat Hong lama, matanya berkaca-kaca, terlalu merindukan adiknya yang kini melihatnya dengan tatapan aneh.
"Adik kau, baik-baik saja khan?"
YuTang yang sudah menghunuskan pedang ke depan FeiEr, DaHuang dan AhLei siaga dengan senjata mereka, FeiEr maju selangkah tapi YuTang semakin waspada.
"Berhenti di sana, Pengawal, kalian sudah bersikap kurang ajar, apa yang kalian lakukan di sini? Melihat pangeran muda cepat berlutut!" seru YuTang garang.
Fei hendak meraih Hong tapi Hong memegang pakaian YuTang erat, bersembunyi di belakangnya melihat Fei dengan tatapan bingung, mungkin Hong tidak mengenalinya, pikir FeiEr yang bergegas melepaskan pelindung kepalanya.
"Adik ini kakak, kakak mencarimu sampai ke sini, ayo kita pulang dik"
Rambut panjang FeiEr langsung tergerai jatuh begitu ringan, rambut yang hitam panjang dan indah itu, mata Hong membelalak lebar melihatnya, rambut itu, entah kenapa wajah dan rambut pemuda asing di depannya terlihat sangat akrab, kepalanya sakit sekali, ia hampir tehuyung jatuh seandainya YuTang tidak reflex menangkap tubuhnya.
"Akh"
"Yang Mulia!"
YuTang melirik beberapa pengawal di sekelilingnya, segera para pengawal itu menyerang FeiEr dan lainnya.
"Hiaattt!!"
Perkelahian tidak dapat dihindari sementara Yu membawa Hong menjauh dari pertempuran, Fei, DaHuang dan AhLei melawan dengan gesit.
Ting ting ting.
#######