-----------------
Di kamar Hong.
BaiHu melebarkan pintu, melihat di dalam kamar TangYuan yang berdiri bersama beberapa penjahit terkenal dan termahal di kota, ia baru menerima beberapa helai pakaian yang sudah sejak lama dipersiapkan untuk Hong.
TangYuan kerap tersenyum ke arah ranjang, tabib mengatakan istrinya mungkin mengalami depresi, ia tidak tidur, tidak makan berhari-hari hingga tubuh dan jiwanya melemah.
"Hong bagaimana dengan yang ini? Suka tidak? Ibunda mendapatkan gambar pakaiannya dari salah satu orang yang bekerja di istana, semua pakaian yang lain sudah dipesan tapi yang ini tidak, menurut Ibunda ini yang paling cocok untuk HongEr Ibunda" ia seakan melihat Hong duduk di atas ranjangnya tersenyum padanya.
BaiHu hendak masuk, tapi dari arah pintu SangTao mendekat cepat.
"Tuan besar!"
BaiHu mengerutkan dahinya melihat Sang mendekat dengan tergesa-gesa.
"Sang ada apa?"
"Tuan muda Fei dan pangeran Kai, ..."
BaiHu mengerti arti tatapan SangTao, ia memimpin jalan keluar ruangan cepat.
.................
Di lembah Jie di depan goa Batu.
Ting Ting Ting Ting!
Suara pedang beradu, tampak Fei dan KaiLe saling mengadu pedang tak jauh di depan pintu goa.
Fei menyerang dengan wajah penuh kemarahan, ia seolah membabi buta menyerang tanpa memberi jeda, Tao dan DaHuang yang berdiri di pinggir tak bisa mencegah dua orang itu.
"Yang Mulia!" Seru Tao.
"Tuan muda hentikan!" Seru DaHuang.
Fei meloncat tinggi dan menyerang dari atas dengan pedangnya, KaiLe menepis pedang Fei dan memutar tubuhnya begitu cepat menyerang bagian samping Fei tapi Fei dengan cepat menghentak kakinya dan meluncurkan tubuhnya begitu ringan ke depan, menapak permukaan tanah dan bersiap menyerang kembali dengan kecepatan peluru.
"Hiaatttt!"
Fei dan Kai saling mengambil posisi menyerang dan maju bersamaan.
Keduanya bertemu di tengah tapi seseorang sudah dengan sangat cepat berdiri di antara mereka membuka telapak tangannya lebar. Tenaga dalam begitu kuat muncul menghempas tubuh Fei dan Kai hingga terpental menjauh.
"Akh!"
Cahaya yang cukup menyilaukan mata meredup cepat, BaiHu sudah berdiri di tengah setelah mengeluarkan energi memisahkan dua pemuda itu dengan tenaga dalamnya, ia menutup tangannya ke bawah mengurangi energinya.
Fei berusaha bangun kembali cepat, ia masih keras kepala dan hendak menyerang kembali tapi DaHuang dengan cepat menahan tubuhnya.
"Kurang ajar!!" Wajahnya merah karena marah.
"Tuan muda tenanglah"
Tao juga menahan tubuh Kai agar tidak maju menyerang, napasnya sudah terengah-engah tapi ia masih bisa meladeni kemarahan Tuan muda Fei.
BaiHu membuka matanya lebar ke arah Fei.
"FeiEr apa yang kau lakukan? Kalian tahu apa yang sudah kalian lakukan di sini? Membuat keributan!"
FeiEr menunjuk KaiLe.
"Orang itu, ia menggunakan kesempatan saat adik Hong tidak berdaya, tanyakan saja apa yang sudah ia lakukan pada adik Hong! Ia melecehkan adik! Selama ini ia melakukannya dan aku hanya membiarkan ia melakukannya!" Fei berteriak hingga napasnya habis, ia menunjuk Kai dengan mata besar seakan bisa menelannya bulat, BaiHu menoleh pada KaiLe yang juga terlihat tidak menerima tuduhan FeiEr.
"Saya tidak akan pernah melecehkan adik Hong, itu tuduhan yang sangat tidak benar!" seru Kai.
BaiHu merasa dua anak muda di depannya mungkin salah paham, dan Fei juga terlihat lelah, tidak bisa memberikan energi Yang pada Hong dan membiarkan orang lain melakukannya tentu hal yang sangat berat untuk FeiEr, BaiHu mengerti bagaimana perasaan putra sulungnya itu, tiba-tiba DaHuang menahan tubuh Fei yang terhuyung jatuh.
"Tuan muda! Tuan muda Fei"
BaiHu segera mendekat melihat Fei terkulai lemah di tangan DaHuang langsung memeriksa denyut nadinya.
"Heh ia kelelahan, DaHuang bawa tuan mudamu ke kamarnya."
DaHuang mengangguk, ia segera memapah FeiEr ke atas punggungnya dan bergegas pergi.
BaiHu mendekati KaiLe, mengepalkan tangannya memberi hormat, apapun tuduhan yang diberikan FeiEr BaiHu tahu kalau KaiLe sudah bekerja keras selama ini.
"Terima kasih pangeran Kai, selama ini pangeran Kai sudah berusaha menolong HongEr, tolong maafkan FeiEr, ia hanya tertekan fisik dan mentalnya, baginya Hong adalah segalanya, semua, terlalu berat untuknya"
KaiLe mengerti itu, Tao menahan tubuh pangerannya karena sepertinya KaiLe juga kelelahan setelah memberikan tenaga dalamnya dan masih harus meladeni serangan FeiEr yang menggebu-gebu tadi.
"Saya mengerti itu tuan Jie, semua memang sangat berat"
..................
Di ruang tengah rumah besar.
Fei duduk dengan kesal di kursi sementara BaiHu melihatnya dengan mata besar penuh kemarahan, walau ia mengerti kalau Fei sangat tertekan karena HongEr.
"Kau mengerti kenapa harus Pangeran Kai yang melakukannya? Walau ia dan Hong sama-sama laki-laki tapi menyalurkan energi Yang sama saja dengan melakukan hubungan perkawinan, walau itu tidak mungkin bagi Hong tapi ini satu-satunya cara menyelamatkan nyawanya, kau pikir Ayahanda rela membiarkan adikmu diperlakukan demikian? Tapi Ayahanda percaya pada pangeran Kai tidak akan melakukan hal tidak senonoh pada Hong karena ia menghormati HongEr"
FeiEr mengepalkan tangannya, menahan emosinya, ia masuk ke dalam goa sesaat setelah Kai seharusnya sudah selesai menyalurkan energi untuk adiknya, tapi ia melihat Pangeran itu menurunkan kepalanya ke wajah Hong, seakan menciumnya, ia marah, tidak seharusnya pangeran itu melakukannya, ia melecehkan Hong.
"Hong, adikku, harusnya aku yang memberikan energi padanya!"
BaiHu melihat Fei kembali, ia lelah menjelaskan pada putranya yang keras kepala.
"Fei kau sadar apa yang kau katakan? Hong tidak akan mau kau yang melakukannya karena kau adalah kakaknya!"
"Justru karena Hong adikku aku tidak bisa membiarkan orang lain melecehkannya, seharusnya aku, bisa melindunginya, ems"
Fei sangat tertekan, ia berusaha keras menahan airmatanya hingga dadanya sakit, BaiHu mengerti, situasi saat ini memang sangat berat, ia hendak mengangkat tangannya menepuk pundak putranya tapi Fei berdiri dari duduknya cepat, melihat ayahnya dengan mata besar.
"Selama ini Hong sakit dan ayahanda menyembunyikan semuanya, mau sampai kapan Ayahanda baru akan memberitahu pada Fei dan Ibunda? Sampai keadaan Hong seperti ini?" Suara Fei keras.
BaiHu gagap, bagaimana Fei tahu soal ia yang merahasiakan kondisi HongEr.
"Fei, siapa yang memberitahumu?"
Fei menahan napasnya yang berat, dadanya sakit, ia duduk kembali ke kursinya, menepuk dadanya yang sakit.
"Bahkan pangeran Kai yang bukan siapa-siapa tahu, tapi kenapa aku, kakaknya sendiri tidak tahu apa-apa? Ems adik" Fei terus memukul dadanya yang sakit karena memikirkan kondisi Hong yang semakin jauh dari kata membaik.
BaiHu mendekat, cemas dengan kondisi Fei yang terlihat kurang baik, benar saja, putranya itu mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Uhuk uhuk"
BaiHu memeriksa denyut nadi Fei.
"Fei, heh kau terluka dalam, Sang!" Serunya meraih tangan Fei yang tiba-tiba tak sadarkan diri dan memapahnya.
SangTao masuk dengan cepat.
"Tuan apa yang terjadi pada tuan muda Fei?"
BaiHu segera memapah Fei ke atas dipan dan mendudukkannya bersila, bersiap menyalurkan tenaga dalam padanya.
"Fei terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalamnya hingga arusnya membalik kembali ke tubuhnya, ia kerasukan"
-------------------------