Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 23 - Serangan Musuh Tak Terduga

Chapter 23 - Serangan Musuh Tak Terduga

--------------

Tak lama kemudian di kamar LuYan.

LuYan, FeiEr, DaHuang, SongEr berdiri mengelilingi meja, hanya HongEr yang duduk, semuanya begitu serius melihat belati yang masih ada di dalam sarungnya seakan itu adalah benda aneh, yang menurut HongEr biasa saja.

LuYan mengelus dagunya.

"Ini, maksudnya kalian berdua tidak bisa menariknya keluar? Dan hanya tuan muda Hong yang bisa?"

FeiEr mengangguk.

"Iyah, makanya kak Yan coba bisa tidak"

Sejenak LuYan melirik wajah FeiEr, apa tuan mudanya itu bermain dengannya atau benar serius? Ia mendekati meja dan meraih belati itu, mencoba menariknya keluar, tapi memang tidak bisa, seakan merekat menjadi satu dengan sarungnya.

"Ekh" ia mencoba sekuat tenaga, lalu pada akhirnya menyerah dan menyodorkan belati itu pada SongEr di sampingnya.

"Tuan muda Song, anda mau coba?"

SongEr melirik belati itu, panjangnya tak lebih dari tiga puluh senti, ukuran yang sangat pas untuk seorang seperti Hong yang tidak bisa ilmu beladiri.

Ia merasa ragu, kalau berapa pemuda dengan ilmu tenaga dalam dan beladiri jauh lebih tinggi darinya saja tidak mengeluarkan belati itu apalagi dirinya, tapi, ia melirik HongEr, HongEr yang begitu lembut bisa menariknya dengan mudah.

"Apa, kalian tidak menemukan keanehan di sini? Kalau hanya Hong yang bisa menarik belati itu keluar dari sarungnya"

Semua juga berpikir aneh, apalagi HongEr, yang sama sekali tidak merasa kesulitan mengeluarkan belati itu, tapi, ia khan tidak bisa ilmu beladiri, apa ini hanya kebetulan saja.

-----------------------------

Drap drap drap drap!!

Suara derap kuda berlari cepat mendekat, rumah besar jauh dari keramaian, tidak ada rumah penduduk di sekitar hanya sebuah gerbang besar dengan jalan masuk hampir tanpa lampu penerangan menuju bangunan yang sangat besar di ujung jalan.

Gerbang tinggi menyerupai benteng di mana ada beberapa pria berpakaian hitam siap siaga dengan senjata di tangan.

Beberapa penjaga di depan gerbang baru membuka gerbang memberi masuk seorang pria bercadar hitam yang tadi memacu kudanya dengan buru-buru.

Buk buk buk! Menaiki anak tangga langsung menuju aula samping yang bersebelahan dengan kolam ikan lengkap dengan bunga teratainya.

Seorang pria berpakaian hitam mengkilap, berbadan agak gempal, janggut yang keabuan, rambut panjang dengan sedikit uban, wajahnya saat menoleh dengan alis yang naik tinggi bagai jendral perang, rahang pipi yang tinggi, tatapan mata yang tajam, dari pakaian dan tusuk rambutnya yang terbilang cukup bagus ia sepertinya pimpinan atau pemilik rumah besar karena pria yang baru masuk itu juga langsung memberi hormat padanya.

"Lapor ketua!"

Pria itu menuju ke tempat duduknya, setelah selesai memberi makan pada ikan-ikan kecilnya.

"Bagaimana kerja kalian? Tidak becus sama sekali"

"Lapor bos, sebenarnya kami hampir mendapatkan benda itu tapi, datang sebuah rombongan pengawal dan mengambilnya"

Teringat beberapa saat lalu saat pria bercadar hitam itu bertengger di atas sebuah pohon dengan busur panahnya, melirik rombongan dimana ada FeiEr dan lainnya yang juga sudah tiba tepat saat pria yang membawa barangnya itu terjatuh di atas seorang pemuda lainnya, ia kurang cepat.

"Jangan sampai diambil orang lain, sebelum pagi dapatkan barang itu, besok pemiliknya akan datang menagih"

Pria yang berlutut menundukkan kepala dengan tangan mengepal di depan dadanya memberi hormat.

"Kami akan bertindak malam ini ketua, hanya kembali membawa bantuan"

Pria yang dipanggil ketua melambaikan tangannya, segera pria yang berlutut bangun dan mundur keluar ruangan.

--------------------------------

Malam yang tenang di penginapan Willow.

Semua orang sudah terlelap dalam tidur yang dalam, DaHuang satu kamar dengan HongEr menempati dipan yang cukup nyaman di dalam kamar. HongEr di atas ranjangnya tertidur tenang dengan belati emas di sampingnya.

"Bruk"

Ada suara agak keras di luar kamar.

DaHuang yang terlahir siaga walau dalam kondisi apapun langsung bangun, pedangnya tepat ada di sampingnya, matanya tajam, telinganya awas, suara apa yang membuat ia terbangun tadi, ia yakin mendengarnya, tapi sekarang, tidak ada suara apapun.

Perlahan DaHuang berdiri, meraih mantelnya di atas kursi dan mengenakannya cepat, tidak ada suara apapun itu lebih aneh lagi, biasanya ada berbisik penjaga rumah penginapan samar di ujung pintu, DaHuang mendekati pintu, perlahan membukanya.

"Sreeet"

Ia mengintip keluar, tidak ada gerakan apapun, hanya suara angin, tapi, dua penjaga yang duduk di dekat pintu penginapan juga tidak terlihat, di mana mereka?

DaHuang menoleh ke belakangnya, tidak mungkin ia keluar memeriksa dan meninggalkan tuan mudanya sendiri, ia harus tetap bersamanya.

DaHuang hendak menutup pintu rapat kembali tapi...

"Bruukk!!!"

Sebuah hempasan kencang mendorong pintu keras hingga terlepas dari engselnya.

DaHuang terlempar kuat ke belakang, tapi ia siaga dengan cepat tanpa menunggu.

"Ting Ting Ting!"

Serangan mendadak tapi senjata DaHuang selalu siaga, ia menepis sekitar dua orang pria yang merangsek masuk kamar, dua pria dengan pakaian dan penutup wajah hitam.

"Buk buk buk buk!!

Suara hantaman tubuh tak terhindari, DaHuang menendang salah satu pria yang hendak maju ke arah ranjang dan mendorongnya kuat ke arah pintu, tapi satu lagi masih tegak menghunuskan senjata pedang panjang ke arah DaHuang dengan tujuan membunuh.

Keributan membuat HongEr bangun, sejenak ia masih merasa mimpi tapi perlahan ia melihat dengan jelas DaHuang yang menghadapi seorang pria berpakaian hitam

"Kak DaHuang!" HongEr meraih belatinya,

"Tuan muda tetap di tempat jangan bergerak!"

HongEr mengangguk.

"I Iyah"

Sementara di luar kamar.

Beberapa anak buah pengawal Jie tiba-tiba harus menghadapi puluhan pria berpakaian hitam yang merangsek masuk penginapan, kawanan berpakaian hitam berhasil melumpuhkan penjaga penginapan dan menyerang diam-diam di malam tanpa angin dan hujan.

LuYan sibuk melayangkan pedangnya pada beberapa orang sekaligus di depan kamarnya, beberapa perabot dalam kamar rusak karena penyerang sempat masuk ke dalam.

FeiEr lewat setelah melumpuhkan beberapa penyerang.

"Kak Yan! Dari mana orang-orang ini?"

LuYan menggelengkan kepalanya.

"Tidak tahu tuan muda, hamba melihat banyak orang mengenap-ngendap dan keluar melihat, orang- orang ini datang tiba-tiba"

FeiEr melumpuhkan satu orang lainnya yang maju ke arahnya cepat, orang-orang itu orang biasa, pikir FeiEr, tidak punya ilmu beladiri hebat tapi menyerang dalam jumlah besar, oh tidak, gawat ia hampir melupakan HongEr.

"Kak Yan aku serahkan di sini untukmu!"

Tanpa berpikir panjang FeiEr bergegas ke arah kamar lainnya di sisi lain penginapan, HongEr, ia kesal karena kamar adiknya harus agak jauh darinya karena kamar lain sudah penuh, harusnya ia satu kamar dengan HongEr tapi berpikir DaHuang lebih hebat darinya.

-------------------