Chereads / Sebesar Harapan Menggapai Cita-Cita / Chapter 4 - BAB 4 Mengapa Aku Berbeda?

Chapter 4 - BAB 4 Mengapa Aku Berbeda?

Desa tercinta, 2010

Diriku?? Siapa?? Bukan siapa-siapa bahkan kehadiranku ngga terlalu dihiraukan, keberadaanku ngga pernah benar-benar dihargai.

Dilingkunganku, aku bagaikan orang asing, aku dikenal dengan orang yang sangat pendiam karena terbatasnya interaksi dengan orang lain. Dirumah pun aku selalu sendiri, Cuek, diam, pura-pura ngga tahu. Inilah kebiasaanku.

Sifat dengan seribu teka-teki inilah yang pantas untukku, semua orang bertanya-tanya bahkan berusaha mentafsirkan diriku dengan sudut pandang mereka. Tapi, semuanya percuma. Pertanyaan itu ngga akan pernah ada jawabannya, Penasaran?? Yaa resiko...

Dibalik sifat acuh tersimpan rasa peduli, dibalik sifat dingin tersimpan rasa empati. Benar sekali, orang-orang sering bilang, jangan menilai orang dari covernya saja karena yang terlihat baik belum tentu baik sedangkan yang terlihat buruk belum tentu buruk.

Manusia diibaratkan sebuah buku, kalian ngga akan tahu bagaimana isinya kalau kalian ngga pernah membacanya dari halaman awal hingga halaman akhir.

Jurang mencekam adalah pemandangan yang harus aku lalui setiap hari. Hari-hari menyedihkan dan derai airmata adalah makanan sehari-hariku, berteman dengan dinginnya angin malam tanpa dekapan adalah kebiasaanku.

Kasih sayang jarang sekali menghampiri diriku. uang, dan harta bukan menjadi prioritas hidupku. Tapi, kebahagiaan dan kasih sayang pun ngga pernah aku dapatkan dengan sepenuhnya. sebenarnya, apa gunanya aku hidup, aku sedari kecil tampak berbedah dari teman-temanku. Inilah kenyataan pahit yang harus aku lalui. Mengapa aku berbeda??.

Semakin hari, Bukan bahagia yang menghampiri diri tapi isak tangis menusuk sanubari. Bahagia menurut orang lain, sedih bagiku. Sedih menurut orang lain, bahagia menurutku. Hidupku selalu berbanding terbalik dengan orang lain. disaat aku menginginkan ada diposisi mereka, mereka ingin berada diposisiku, begitupun sebaliknya. Terkadang aku dibuat bingung dengan kehidupanku sendiri. hidupku layaknya permainan teka-teki silang yang membutuhkan pemikiran yang sangat keras untuk memahaminya.

Hidupku penuh dengan lika-liku dan tanda tanya yang ngga ada hujungnya. Tapi, ada kebiasaan yang ada di dalam diriku yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. mungkin terkesan sangat sederhana bahkan bukan apa-apa tapi aku selalu konsisten menerapkannya disetiap hari-hariku. kebiasaan yang disiplin dan pantang menyerah, Inilah sifat yang selalu aku pertahankan dari kecil, inyaallah hingga nanti. Terkesan simple tapi kedua kebiasaan ini hanya dimemiliki oleh hati yang kuat saja.

Berbicara tentang kelebihan. Ngga ada, bahkan selama aku duduk dibangku SD pun ngga pernah juara, sertifikat pun ngga ada, prestasi akdemik dan non akademik juga ngga ada. Aku hanya disiplin dalam segala hal dan memiliki semangat serta tekad yang tertanam di dalam diriku.

Selama dua tahun terakhir aku melewati hari-hari yang menyedikan sekaligus menyimpan duka, ngga terasa kesendirian ini akan sampai dipenghujung perjalanan. Ya, besok merupakan hari pengumuman kelulusanku.

Hari yang ditunggu pun telah tiba, pagi ini Aku dengan sigap pergi menuju sekolahku. ketika tiba disekolah sang guru pun langsung memberikan sebuah amplop yang berisi surat kelulusan. Ngga menunggu lama, aku pun langsung pulang menuju rumah, Ketika sampai dirumah aku langsung membuka amplop tersebut.

Alhamdulillah, aku lulus. aku senang sekaligus gembira seakan do'aku didengar oleh tuhan. dengan bibir yang tersenyum aku langsung memberikan surat tersebut kepada ayahku karena ayahku sudah dari tadi menunggu kepulanganku dari sekolah.

"Ayah, ini surat dari sekolah, aku lulus yah". Ucapku sembari memeluk sang ayah dengan perasaan yang sangat gembira.

"Alhamdulillah, ayah bahagia mendengarnya karena kamu memang anak kecil ayah yang sangat kuat dan pintar," ayahku selalu mengatakan kalau aku adalah putrinya yang sangat pintar, menurut ayahku sebaik apapun anak orang, pasti anaknya yang paling terbaik dimatanya.

"semuanya berkat berkat do'a dari ayah dan ibu juga". Ucapku.

"Iyaa nak sesuai sama keinginan dan janji ayah kalau ayah akan menghantarkan kamu untuk sekolah di kota yang sudah ayah impikan, ayah berharap kamu bisa mencari ilmu disana". Ucap sang ayah.

"Iyaa ayah Ceis sangat mau dan Ceis pasti bertambah rajin belajar: Ucapku

"Iyaa nak ayah selalu mendoakanmu agar kamu menjadi anak yang berpendidikan tinggi dan menjadi anak yang berhasil dimasa depan nanti". Ucap ayah mendo'akanku.

Setelah beberapa hari kelulusanku, ayah langsung mengurus semua surat-surat yang aku butuhkan untuk mendaftar di sekolah di kota nanti.

Jika dua tahun lalu aku menjalani hidup dengan kesedihan dan derai airmata. Tapi, kehidupanku sekarang bagaikan sebuah kepompong yang baru saja berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah.

Harapan dan mimpiku untuk melanjutkan pendidikan di kota kini sudah di depan mata, aku selalu menanamkan di dalam hatiku rasa semangat yang terus membara diiringi dengan do'a restu dari kedua orangtuaku.

Hmm, kira-kira kalian tahu ngga kota mana yang akan ayahku pilih sebagai tempat aku melanjutkan pendidikan?? Kota Yogyakarta. Yaps, betul sekali. Kenapa ayahku memilih kota yogyakarta sebagai tempatku melanjutkan pendidikan?? Yang pertama, karena pilihan ayahku sangat menyukai kota yogyakarta. yang kedua, ayahku sangat memimpikan agar aku bisa melanjutkan pendidikan disini. Yang ketiga, karena kota yogyakarta sangat terkenal dengan kota pelajar. Mungkin aku akan menetap disini sampai aku masuk perguruan tinggi yang ternama di kota yang terkenal dengan sebutan kota pelajar. itu artinya selama 10 tahun kedepan aku ngga akan menginjak tanah kelahiranku??????

#jangan lupa kritik dan saran nya teman-teman :-)🙏🙏