"Apa kau masih belum mengenalinya?" kata Shawn kembali bertanya.
Kenneth membuka dan menutup mulutnya, ragu-ragu untuk berbicara, "Wajahnya persis Bella." katanya tak yakin.
Bocah itu sangat cantik, berseluncur di atas es yang beku, sosoknya tampak seperti peri, bersayap pelangi yang berterbangan lincah di udara, lalu turun ke bumi memamerkan tiap pesona yang dimilikinya. Putih, indah dan murni. Selain kata sempurna, tidak ada kata lain yang bisa Kenneth sematkan pada keanggunan tarian dari bocah tersebut.
Dan yang lebih penting, yang membuat Kenneth panas dingin, adalah video terakhir.
Remaja itu memiliki rambutnya di sanggul dan helai rambutnya yang jatuh berada di sisi kanan dan kiri pipinya. Tungkai kakinya sangat jenjang, ramping dan putih pucat persis seperti es beku yang menopangnya, bisa dengan mantap berdiri, melompat, berputar-putar indah, menari, dan... Mustahil sekali kalau remaja di video terakhir itu Bella.
Bella yang dikenalnya. Wanitanya.
Itu tak mungkin, kan?
Apa Bella memiliki kembaran di luar sana yang tidak dirinya ketahui.
Kenneth masih dibingungkan dengan banyak pertanyaan di kepalanya, yang membuatnya merasa akrab dan pernah melihat situasi itu langsung di depan matanya.
Seringai nakal dan menggoda itu, yang tersungging di bibir remaja yang luar biasa cantik itu, seolah-olah dirinya pernah mengalaminya.
Kenneth memijat belakang kepalanya yang mulai berdenyut nyeri.
Tidak menyadari keanehan Kenneth, Shawn tetap melanjutkan membuka dokumen. Biodata diri dan resume pendidikan Bella tertulis di sana, lengkap, amat sangat lengkap.
Nama, tanggal lahir, tempat tinggal, nama keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan masih banyak sekali yang terdapat di dokumen tersebut ditulis dengan font yang sangat rapi dan jelas.
Shawn berdeham, memberitahu Kenneth kalau dia akan mulai bicara, "Namanya Bella Ellista, lahir tanggal 14 bulan maret tahun xxxx, ikut ayahnya; Phillip Stone ke Kanada saat usianya baru empat tahun."
"Orang tuanya bercerai?" tanya Kenneth.
"Ya. Informasi keluarganya bisa kau baca di dalam dokumen itu, ku arsipkan di map biru."
"Boleh ku lanjutkan Mr. Wayne?"
Kenneth mengangguk.
Bisa-bisanya Shawn masih bertanya begitu.
Shawn menarik napas, kembali melanjutkan, "Bella adalah salah satu atlet Ice Skating Profesional yang memulai karirnya sebagai skater di usianya yang baru 5 tahun. Dia masuk klub Junior Academy Skater di Kanada, dan mengikuti berbagai olimpiade nasional, olimpiade internasional dan mewakili Kanada di kejuaraan dunia Ice Skating Junior, Bella memenangkan medali emas pertamanya di awal dirinya debut di Skating indah perorangan. Bella juga merupakan salah satu atlet yang diikutsertakan dalam Olimpiade Musim Dingin di Vancouver, British Columbia, Kanada dan berhasil mendapatkan medali emas keduanya." kata Shawn masih kagum dengan informasi dari wanita itu. Matanya yang biru aqua melirik pada Kenneth yang tidak berekspresi apa-apa di sofanya.
Jadi Shawn kembali melanjutkan, "Karena deportasi pekerjaan Phillip ke Jerman, Bella bermigrasi ikut ayahnya hidup di Jerman dan menolak beasiswa penuh dari Klub Skater Belanda yang menentang kepindahannya waktu itu."
"Meski begitu, karena wajah cantiknya pernah terpampang di televisi internasional, pelatih Brian Orsen mendatangi Bella ke apartemennya dan kemudian menjadi pelatih Bella selama dia berada di Klub Jerman. Setelah setengah bulan Bella masuk ke Academy Skater Jerman, Bella kembali menjadi perwakilan Jerman untuk pertandingan Junior Grand Prix Ice Figure Scating di Bratislava, Slovakia. Dan berhasil mendapatkan medali perak setelah kalah melawan rekannya dulu di Kanada; Tessa Virtue, yang berhasil membawa medali emas sebagai perwakilan Kanada."
"Aku akan terus memberitahumu soal Bella yang menjadi atlet, apa kau tidak masalah?" tanya Shawn, karena takut kalau informasi yang didapatnya ini dicerca tak berguna oleh sahabatnya yang sinis.
Kenneth sudah berkeringat dingin, namun tetap menyuruh Shawn untuk melanjutkan. "Lanjutkan saja. Aku juga penasaran ingin tahu." balas Kenneth yang kini mendengarkan sambil memejamkan matanya.
"Dan... Aku sudah memberi catatan setiap olimpiade itu di setiap foto Bella yang ada di album foto. Kau bisa langsung melihatnya sendiri nanti."
"Hmm."
"Setelah itu Bella sering mengikuti berbagai olimpiade di seluruh dunia. Dia berhasil meraih medali emas kesekiannya dan menjadi juara termuda di Internasional Skating Uni Eropa Championship di Budapest, Hongaria. Menjadi juara figure skating wanita gaya bebas di Olimpiade Sochi, Rusia."
"Karirnya begitu gemilang dan setiap Olimpiade yang dia ikuti, Bella berhasil menjadi juaranya. Saat aku mendengar Scott - detektif pribadi Shawn - memberitahuku informasi ini, aku menjadi terkagum-kagum oleh remaja cantik itu." ujar Shawn berapi-api.
"Lanjutkan Shawn, aku tidak mau mendengar ocehan tak penting mu."
"Tsk..."
Shawn mengambil map berwarna kuning dan mengeluarkan dokumen di dalamnya, "Ini adalah informasi terakhir Bella yang berhasil kudapat, dan merupakan titik balik ke cemerlangannya sebagai Skater Profesional. Dan juga berhasil membuatku sangat penasaran dengan kehidupan Bella setelah dirinya mengumumkan vakum untuk sementara waktu hampir setengah bulan lamanya." kata Shawn sambil mengelus dagunya, berpikir keras dan mencari keanehan dari setiap kejadian yang kemarin malam di paparkan oleh Scott padanya.
Keputusan Bella di usianya yang ke-16 tahun, yang waktu itu, di akhir wawancaranya setelah menerima medali emasnya di Korea, Bella mengumumkan kemundurannya untuk sementara waktu, menyebabkan gempar dan tanda tanya besar di kalangan para atlet yang tidak asing lagi dengan Bella, yang memiliki nama panggung Skater Jeonsa.
Panggilan itu diberikan oleh para fans-nya di korea, ketika Bella berhasil menjadi Skater wanita pertama yang melakukan triple axels. Sebuah teknik dalam figure skating dengan melompat 3, 5. Sebuah rotasi tersulit bagi skater wanita yang tidak ada satupun yang berhasil melakukannya. Dan wanita pertama yang dengan mudah bisa melakukan beberapa teknik sulit yang di gabungkan seperti, salcow, flip dan toe loop,
Bahkan Evegenians, Skater asal Rusia hanya berhasil melakukan double axels dengan pendaratan hampir menciderai lututnya saat besi baja sepatunya tergelincir di gelanggang es.
Kenneth yang tadi memejamkan matanya, membuka mata, "Apa ada sesuatu yang buruk terjadi pada Bella, sampai dia memutuskan vakum tahun itu?"
***
Kalian bisa temukan kelanjutan cerita ini dengan cara copas link di bawah ini atau stalking instagram aku di @angelagardenia08. Novel ini sudah ada 260 bab.
Ikuti kisah cinta Bella dan Kenneth ya. Terima kasih.
https://h5.novelme.com/bookinfo/4490