Chereads / bitter orange juice (END) / Chapter 3 - monday night film

Chapter 3 - monday night film

Hanya taehyung orang yang rela membuka matanya hanya untuk menonton film pada malam senin, matanya terbuka lebar, tanganya memasukan snak dengan jumlah besar kemulutnya, suara dari film begitu keras tanpa peduli dengan tetangganya yang mungkin saja bisa terganggu.

Posisi taehyung sangat nyaman sungguh, duduk bersila diatas karpet empuk berbulu harus, dengan punggung bersandar santai pada sofa, tangan yang dengan santai bertumpu pada paha kokoh milik namjoon dan badan yang menyelinap diantara kaki jenjang namjoon.

Namjoon melirik jam dinding berwarna kuning cerah milik taehyung, baru jam setengah sembilan, seharusnya belum terlalu malam untuk merasakan kantuk yang berat.

Salahkan saja namjoon yang tanpa berpikir bicara menyinggung film rutin mingguan taehyung yang belum terlaksanakan. Padahal mereka telah siap untuk tidur.

"Tae, kau tidak mengerjakan tugas?" Namjoon bertanya dengan tujuan membuat taehyung menyudahi kegiatan menontonya dan namjoon bisa tidur dengan tenang diatas kasur empuk milik taehyung. Malam ini namjoon memutuskan untuk kembali menginap diapartemen taehyung.

"Sudah aku selesaikan semua, hyung" taehyung tetap fokus pada tontonanya.

"Tumben sekali?"

"Otaku sedang berjalan dengan baik hyung"

Ponsel pintar milik namjoon menyala menampilka tanda panggilan dengan nama dari atasan tempatnya bekerja.

"Tae tolong kecilkan volume tvmu, ada telephone untuku" taehyung menurut menekan tombol silent pada remote.

Hanya terdengar suara kunyahan snak dari mulut taehyung dan suara sayup dari atasan namjoon serta jawaban 'iya' dari namjoon. Taehyung merasa diabaikan maka sebuah ide nakal terlintas diotak minimnya.

Dia membuka dan mendekatkan mulutnya ke arah paha bawah milik namjoon dan menggigitnya dengan lumayan keras membuat namjoon terlonjak nyaris teriak jika tidak ditahan. Taehyung berdiriemghadap namjoon menampilkan tatapan polos dan senyum kotaknya. Sumpah namjoon benar-benar dongkol dengan ekspresi wajah itu, maka saat taehyung membalik badanya tanganya terangkat memukul pantat  taehyung membuat anak itu terlonjak dan berlari menuju dapur.

Namjoon menampilkan tersenyum puas. Bekas gigitan taehyung memerah membentuk bulatan dengan jarak sela-sela gigi taehyung dan yang lebih menjengkelkan disekitar bekas gigitan berlumuran snak bekas kunyahan taehyung, membuat namjoon mengernyit jijik dan mengambil tisu membersihkanya.

Total lupa dengan atasan yang sedang mengoceh agenda besok di ponselnya dan begitu mendengarkan kembali hanya kalimat 'paham namjoon' dan dijawab dengan 'iya' meskipun kurang paham dengan isinya.

Namjoon membaringkan tubuhnya disofa yang didudukinya merasa benar-benar mengantuk total abai dengan dinginya malam menusuk tubuh berbusana tipis itu.

.

.

.

Sinar matahari menorobos gorden penutup jendela membuat namjoon merasa terusik. Begitu dia membuka mata pemandangan meja penuh dengan sampah bekas snak taehyung tadi malam dan televisi yang masih menyuarakan dengan keras film yang masih diputar.

Namjoon menurunkan kakinya mencoba menapaki lantai, namun sebuah gundukan keras menghalanginya. Namjoon menarik selimut yang dia gunakan tadi malam dan taehyung tertidur diatas karpet halus miliknya. Taehyung menggeram merasa tidurnya terusik matanya masih tetutup namun tanganya menggapai-gapai udara mencari selimut.

"Astaga, anak bodoh ini" namjoon benar-benat tak habis pikir dengan taehyung.

"Tae bangun" namjoon mengguncang bahu taehyung dari atas. Taehyung tetap memejamkan matanya. Maka namjoon mencoba berdiri menuruni sofa dengan melangkahi tubuh taehyung dan mengangkat tubuh kecil taehyung berdiri dalam sekali sentak. Membuat tubuh dalam ketidak sadaran itu linglung berakhir roboh  menimpa tubuh kekar namjoon.

Dan berakhirlah namjoon yang melingkarkan tanganya pada pinggang ramping taehyung.

"Kau benar-baner jahat hyung, aku hampir mati kaget karena ulahmu!" Taehyung berteriak sementara kepalanya semakin mendusel kedada namjoon. Astaga ini seharusnya tidak boleh terjadi, bagaimana jika taehyung mendengar degupan kencang jantung namjoon.

Namjoon hanya terkekeh mengelus rambut halus taehyung "maaf, kau sangat sulit dibangunkan , maaf"

Taehyung mendongakan wajahnya memandang namjoon yang tersenyum hangat kepadanya "sekotak pizza untuk sarapan dengan uangmu"

"Tidak untuk sarapan, kita beli nasi untuk sarapan" taehyung melepas pelukanya.

"Aku ingin pizza hyung!"

"Ck, tae ini masih pagi tidak sehat"

"Tapi aku mau pizza" namjoon hanya menatap datar melihat jurus andalan taehyung.

"Tidak."

"Hyuuunggg" taehyung kembali merayu namjoon.

"Kita makan nasi, aku akan pesan, kau terserah mau atau tidak"

"Dasar menyebalkan" taehyung berjalan meninggalkan namjoon menuju kamar mandi.

.

.

.

"Selesai kuliah nanti kujemput dan kubelikan pizza dua kotak mau?"perjalanan kali ini sepi karena insiden larangan makan pizza pagi tadi.

"Janji"

"Tentu"

"Baiklah kuminta tiga kotak, kirim saja kekampusku, aku tidak mau makan dengamu hyung"

Namjoon menaris nafas dan menghembuskanya dengan pelan "iya"

"Kau memang yang terbaik hyung, kirimlah kekampusku aku akan mengerjakan tugas dengan teman-temanku nanti"

"Jam berapa pulangnya, nanti aku jemput" tanya namjoon senbari memakirkan mobilnya didepan kampus taehyung.

"Tidak pasti, aku akan pulang sendiri saja"

"Telpon aku kalau sudah selesai, aku akan menjemputmu tae"

Taehyung berdecak "hyung itu bukan kekasihku tidak perlu menjadi sopirku"

"Aku hyungmu"

"Hyuungg, tidak perlu aku akan minta temanku untuk mengantarku jika nanti aku takut"

"Baiklah"

"Aku turun hyung, semoga harimu menyenangkan" namjoon belum menggerakan mobilnya masih diam memerhatikan taehyung sampai tidak terlihat lagi.