Rasanya ingin sekali menutup telepon dari Thomas, walau ini belum saatnya. Luci harus tau strategi apa yang dimiliki Thomas, yang direncanakan oleh Thomas agar bisa melumpuhkan gadis itu. Luci harus bertahan, agar dia bisa memenangkan pertempuran yang terjadi setelah pertemuan super singkat ini.
"Telingaku panas setelah mendengar ocehanmu." Luci memberanikan dirinya sendiri. Tak jauh dari tempatnya duduk terdapat sebuah cermin dinding yang dipasang. Pantulan wajahnya terlihat dengan jelas, bagaimana guratan takut mulai menjalar dan hampir menguasainya.
Tapi Luci tidak ingin begitu. Dia ingin menjadi lebih berani lagi, menjadi lebih berkuasa di sini. Matanya harus menyalak, menjadi kokoh dan juga tak tertandingi.