"Aku terpikat padamu?" Luci mengulangi tuduhan tak berdasar Evan yang diarahkan padanya. "Jangan harap!" gerung gadis itu.
Untung saja hanya ada Tuan John sebagai orang ketiga di dalam mobil tersebut. Karena jika tidak maka tamat riwayat dua anak itu.
Evan melipat lengan, mengankat wajah dengan congkak. "Betulkah? Ahh, aku bisa melihat bagaimana kau tidak terpikat denganku kemarin. Bagaimana kau terus mengalungkan tangan di leher dan enggan untuk melepaskanku."
"Dengar ya? Itu semua kesalahan teknis."
"Ini bukan mesin, Nona," cemooh Evan.
"Bah!" sembur Luci dengan wajah mengeras. Tekanan darahnya seperti naik sampai ke ubun-ubun ketika harus menghadapi Evan yang tidak pernah bisa bersikap dengan wajar dan normal di waktu yang tepat. "Aku mengingat Daniel waktu itu okay? Dan semua itu tidak ada hubungannya dengan terpikat denganmu dan lain-lain."