"Sudah kubilang kau bisa tinggal di apartemenku kan? Aku akan memberikannya padamu." Evan masih belum kembali bekerja dengan daging sapi yang harusnya dia potong-potong untuk keperluan pesta barbeque. "Atau jika kau tidak mau tinggal di aparatemnku kau bisa tinggal di rumahku." Dan Evan serius soal itu.
Wajah Luci seketika berubah menjadi bingung. Tidak mengherankan. Tinggal di apartemen milik Evan saja sudah serasa ganjil bagi gadis itu apalagi tinggal di rumah Evan. 'Dia sedang mengigau ya?' pikir Luci dengan curiga. Matanya menelisik dan mencari tanda-tanda bahwa Evan tengah tak sadarkan diri.
"Aku melakukannya demi kontrak kita," deham Evan setelah menyadari sikap gegabah miliknya. "Jika kita tinggal bersama mungkin itu akan lebih bisa mengelabuhi nenek. Aku punya rumah di kota ini dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah sakit di mana Hans dirawat. Jadi kau tetap bisa aman untuk mengunjungi anak itu."