"Lucia, sebenarnya aku banyak menumpukan harapan kepadamu." Nyonya Besar memulai sebuah rencana licik yang sedang dia persiapkan saat ini kepada Luci. "Kau tau aku sangat mendambakan seorang buyut kan? Jadi kapan kau bisa memberikannya padaku?" tandas Nyonya Besar tanpa rasa sungkan sedikit pun.
Hal itu seperti memberikan sebuah serangan telak mematikan kepada Luci. Gadis itu tersedak oleh air ludahnya sendiri. Batuk miliknya meledak dan membuat Evan yang tadinya terpesona dan membisu bersama fantasi indahnya, kini ikut terguncang dan juga kaget.
"Sayang, kau tidak apa-apa?" tanya Evan sembari memukul pelan punggung sempit Luci.
"UHUK! UHUK! UHUK!" Luci mengangguk seraya terbatuk-batuk. Dadanya sangat perih hanya karena tersedak oleh bagian dari sistem pencernaannya sendiri. 'Kenapa Nyonya Besar membahas soal buyut sekarang sih? Baru saja aku merencanakan soal perjodohan antara Tuan Evan dan gadis pujaannya,' batin gadis itu.