Clara seperti menggigil dan kepanasan dalam waktu yang bersamaan. Sekujur tubuhnya membeku berikut kakinya yang telah mati rasa. Tenggorokannya kering seperti tak mampu diselamatkan lagi.
"Kenapa diam saja, Clara sayang?" tanya Nyonya Besar sembari memiringkan kepala. Senyum manis yang dilebih-lebihkan miliknya mengembang di bibir keriput milik nenek Evan.
Suara Clara seperti tertinggal di dalam tenggorokannya. Wanita itu hanya bisa memegangi teggorokannya dengan gugup dan resah.
Nyonya Besar mengamati Clara dengan fokus layaknya bidikan pistol yang memiliki teknologi paling canggih. Satu pun gerakan Clara tidak akan luput dari pengawasan Nyonya Besar saat itu.
"Peter, sepertinya Clara kehausan. Minta buatkan minuman kepada pelayan. Dan…" Nyonya Besar menolehkan kepalanya kepada Vivi. "Buatkan satu juga untuk Vivi."
Peter mengangguk dan mundur untuk mengurusi perintah yang baru saja dimandatkan oleh Nyonya Besar kepadanya.