"Apa kau masih punya istana lain seperti ini?" heboh Luci dengan mata mengawasi rumah Evan yang mengusung desain klasik Italia. "Kenapa atap rumahmu bentuknya kubah?" Mulut Luci masih saja menganga lebar. Bahkan gadis itu belum sadar jika Evan sudah membukakan pintu untuknya.
"Rumah ini bukan apa-apa. Aku memiliki yang lebih mewah di ibu kota," sombong Evan dengan bangga, apalagi kala melihat wajah Luci yang begitu kagum dengan desain mewahnya. "Kau juga bisa tinggal di sini kalau mau," lanjut Evan dan itu memang serius adanya.
Dari jauh, Tuan John hanya bisa menyembunyikan senyum di balik genggaman tangan yang menutupi mulutnya.
"Benarkah aku boleh?" tanya Luci. Dia masih belum puas menikmati kemegahan rumah Evan.
"Tentu," singkat Evan. "Sekarang ayo keluar! Kau harus didandani dan aku juga harus bersiap!" Tangan Evan menarik Luci untuk keluar dari mobil. Setelah Luci sudah keluar, dengan tuntunan yang lembut Evan membawa Luci untuk memasuki rumahnya.