"Gue emang jahat sih, waktu itu sedikit ngintip padahal udah tahu kalau Panji mau ngapain. Elo tahu lah, cowok yang udah obsesi ama cewek ngapain. Ya jelas nidurin ceweknyalah, agar ceweknya bisa jadi miliknya selananya dan—"
"Cukup! Cukup! Hentikan! Gue nggak bisa denger lagi!" teriak histeris Dinda. Dia langsung menutup telinganya, lalu terduduk dengan tangis terpecah. Memori kelamnya datang lagi, ketakutannya datang lagi. Dinda kini memeluk dirinya sendiri dengan tatapan kosong dan mengigil luar biasa. Semua anak yang ada di sana langsung syok.
Nathan langsung menampar Niken lagi, merebut ponselnya dan membanting ponsel itu sampai berkeping-keping. Kemudian dia mencengkeram baju Niken, dan dengan bengisnya Nathan mendorong tubuh Niken sampai jatuh ke lantai.