Chereads / one of one / Chapter 11 - Kediaman Dan (3)

Chapter 11 - Kediaman Dan (3)

Menjinakkan anak singa jelas berbeda dengan anak ayam, setidaknya itulah yang terbesit dalam pikiran Long Jin. Jika Na Ra mudah ditaklukkan, besar kemungkinan identitasnya sebagai penerus Keluarga Dan dipertanyakan. Namun yang terjadi jelas seperti yang Long Jin duga, akan sulit dan memakan waktu. Jelas pernikahan tidak akan terjadi dalam pekan depan, well setidaknya pria itu mulai menanamkan dirinya sebagai tunangan sekaligus penjaga gadis itu.

Na Ra memang masih gadis, karena Long Jin masih sanggup menahan badai nafsunya sekalipun harus mencicipi manisnya nafsu tipis-tipis.

Na Ra termasuk dalam kategori gadis montok, karena pantatnya yang berisi, betisnya juga cukup besar jika dibandingkan dengan gadis pada umumnya. Namun secara keseluruhan Na Ra adalah role-model yang jarang bisa Long Jin temui. Entah karena penasaran atau memang seperti itulah selera pria itu, tapi memang beginilah adanya. Selama hampir lima tahun penyelidikan dan pengintaian, Na Ra termasuk dalam kategori gadis yang emosinya stabil. Meskipun relatif keras kepala dan cukup tajam mulutnya, namun hal itu menambah poin baginya di mata Long Jin.

Setelah membilas tubuh, keduanya memilih untuk keluar dari ruang pemandian secara terpisah. Long Jin keluar di awal dengan handuk yang menggantung di pinggulnya serta memamerkan v line nya. Sedangkan Na Ra harus puas dengan balutan handuk yang menutupi setengah pahanya. Bagi Na Ra hari berlalu amat lambat, kalimat pertamanya hari ini adalah 'pukul berapa sekarang?' dan masih pukul sembilan pagi.

"Kau menyesal bangun terlalu awal?"

"Tidak, ini sudah siang."

"Haruskah kita kembali tidur siang?"

"Tunjukkan dapurnya."

"Ini rumahmu, kau yang memberitahuku."

Tak mengindahkan Long Jin, Na Ra pun keluar kamar dan sedikit menoleh ke arah ranjang yang telah rapi.

"Jelas bukan aku yang merapikan." tukas Long Jin. Na Ra hanya menghadiahkan tatapan heran dengan jawaban pria itu.

Mengalah dengan wajah Na Ra yang lebih mengerikan dari biasanya, Long Jin pun mengawali langkahnya dan mendahului Na Ra.

"Kau tidak mau ikut?" tanya Long Jin dengan gayanya seolah-olah tidak tahu. Melihat tingkah konyol pria itu, Na Ra pun menghela nafasnya berat.

"Oh ayolah, seharusnya kau bersemangat untuk menjelajahi kediaman keluargamu." Lalu Long Jin pun tanpa persetujuan, seperti biasa, langsung mengapit tangan Na Ra di lengannya. Sepanjang berkeliling Kediaman Dan, Long Jin terus bercerita seolah Keluarga Dan adalah leluhurnya sendiri.

"Kau lebih cocok menjadi penerus Keluarga Dan, dibandingkan aku."

"Tepatnya aku bangga menjadi lelaki yang akan menikahi Penerus Keluarga Dan."

"Kau yakin sekali, bahwa kita akan menikah pada akhirnya."

"Memangnya apakah ada alasan untuk tidak yakin?"

"Kau bicara Jodoh seolah kau pun bisa menentukan kapan tanggal kematianmu."

"Well, papamu juga mengatakan hal yang sama, dengan kosa kata yang berbeda. Namun, jika akhirnya kita tidak menikah tentunya karena dipisahkan oleh kematian." Na Ra bingung mau menjawab apa, karena keteguhan pria di depannya seperti sudah menjadi sekaku baja.

Akhirnya mereka tiba di ruang makan dan disambut sebuah meja bundar yang terbuat dari kayu, terdiri dari dua lapis kayu dengan diameter yang berbeda. Di sekeliling meja dipenuhi dengan ukiran mahal tentang burung phoenix yang terbang ke langit untuk berdampingan... dengan Naga yang agung. Setidaknya itulah yang dipercayai oleh leluhur bahkan tak luntur hingga sekarang.

"Duduklah.. Jangan melihat ukirannya terus, karena kau adalah Phoenix itu."

Entah duduk karena kerelaan atau karena terkejut karena ditampar oleh kenyataan, namun akhirnya Na Ra pun kembali ke alam sadarnya. Dan melihat beberapa piring makanan mulai disajikan oleh beberapa pelayan.

"Darimana semua makanan ini?"

"Hampir semua orang di Kota G sudah mendengar bahwa penerus Kediaman Dan sudah kembali, dan inilah bentuk penghormatan mereka."

"Keluarga Dan sepertinya sangat berjasa di kota G."

"Hari ini aku akan mengajakmu ke museum dan perpustakaan kota untuk melihat sejarah bagaimana kota ini berdiri."