Ketika semua kebahagiaan itu berlangsung, kejadian yang tak terduga pun terjadi.
Sore hari menjelang malam, Kakek sedang mempersiapkan dirinya untuk beribadah, dikala dunia yang hampir hancur dan kekacauan
dimana-mana sudah menyerupai neraka bagiku sehingga rasanya agama pun merupakan hal yang langka didunia ini, dia adalah orang yang berpegang teguh atas agamanya dan aku sangatlah mengagumi sosoknya" (dalam benak Nobi).
Tak lama kemudian Nobi mendengar segerombolan suara mobil yang mendekati rumahnya,
"Aneh... perasanku ga enak, kakek tak pernah bercerita tentang dia mempunyai sahabat, kerabat ataupun teman selama ini tapi kenapa ada banyak mobil kesini, aku harus bertanya tentang ini" pikir Nobi.
"Kakek!"
(Teriak Nobi sambil berlari ke arah kakeknya yang sedang di laboratorium ruang bawah tanahnya),
"kakek, apakah kakek mempunyai teman?, atau.... kerabat mungkin?,"tanya Nobi.
"Teman atau kerabat yaa.. yah dulu aku punya tapi sekarang mereka telah tiada"
jawab kakek (yang sedang membaca koran lawasnya).
"Tapi kenapa banyak mobil didepan rumah kita" kata Nobi.
Tiba-tiba sang kakek langsung berdiri dari duduknya dan berkata;
"Kamu harus pergi dari rumah ini sejauh mungkin, melewati terowongan rahasia yang pernah kubilang sebelumnya dan bawalah Bobi (robot) bersamamu" bisik Kakek, sambil memberi sebuah arloji dari tangannya ke Nobi.
"Tapi kenapa kek, siapa mereka? dan juga kenapa kakek tak pergi dari sini bersamaku" tanya Nobi sambil memegang tangan kakeknya.
"Ini sudah terlambat Nobi dan kakek juga sudah tua, sudah tak punya banyak tenaga untuk berlari, kakek tak punya waktu untuk menjawab semua pertanyaanmu nak, semua jawaban yg kamu mau terdapat arloji ini, dan aku mohon pergilah" jawab Kakek sambil melepas dekapan tangan Nobi.
Nobi pun menurutinya dan pergi keterowongan rahasia tersebut, sambil memeluk Bobi dan berlari sekencang mungkin, sesaat dia menoleh kebelakang dan melihat Kakeknya yang sedang berdiri dan mengatakan "aku menyayangimu Nobi" sambil memegang sebuah koper hitam dan berjalan berlawanan arah, menuju ke segerombolan mobil tersebut.
Setelah Nobi berhasil berlari ke ujung dan keluar dari terowongan, tak lama kemudian terdengar sebuah ledakan besar' yang berasal dari arah tempat diamana kakek berada, seketika Nobi pun melihat kebelakang dan beberapa saat kemudian, air mata dari mata kirinya keluar tanpa dia sadari' merupakan sebuah tangisan batin yang tak tertahankan.
Lalu Nobi melanjutkan pelarian digelapnya malam sambil menahan kesedihan yang dia rasakan, karna teringat kata-kata kakeknya bahwa "lelaki adalah makhluk yang mempunyai hati bagaikan bendungan yang terbuat besi dan baja, yang bisa menahan ombak laut besar dan bahkan tsunami sekalipun, hahah" diiringi dengan tawa khasnya.
°°°
Setelah dirasa telah jauh dari tempat tersebut, Nobi mencari tempat berlindung dan langsung tertidur untuk melepaskan letih dan penatnya.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ = ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
(Bersambung)...