Jumat, 13 November 2020
Vivadhi Ranata telah terbangun sejak ketiga buah matahari yang ada di ufuk timur telah menampakkan cahayanya menerangi langit di Padang Harta.
Dengan langkahnya yang ringan tanpa suara sedikit pun, sang lelaki pergi keluar dari kemah yang masih penuh akan semerbak aroma wangy yang memabukkan hasil dari pergumulan penuh hasrat antara sang lelaki dengan kelima orang wanita kekasih hatinya tersebut.
Sang lelaki melihat ke kiri dan ke kanan, menyapu setiap inci daerah di sekitarnya dengan persepsi spiritualnya.
Setelah memastikan kalau tempat dirinya berada sudah aman dan tidak ada satu makhluk pun yang melihat, sang lelaki pun kemudian duduk bersila di atas sebuah batu dan mengeluarkan Dadu Dewa dari Inti Emas yang kini telah berubah menjadi Danau Spiritual di dalam Tubuh Rohani sang lelaki sejak dirinya naik ke Tahap Evolusi Elite Tingkat Tujuh.
Tahap Evolusi tersebut setara dengan Kultivator Ranah Spirit Lord, dimana pada tahap ini, Inti Emas yang telah berkembang menjadi Nascent Soul akan kembali mengalami evolusi dan berubah menjadi sebuah Danau Spiritual yang mampu menampung dan memepengaruhi energi spiritual di sekitarnya.
Berkat danau spiritual yang ada di dalam tubuh rohani mereka ini lah, maka para kultivator Ranah Spirit Lord mampu mengendalikan dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Kini di Tahap Evolusi Elite Tingkat Sembilan, yang setara dengan Kultivator Ranah Spirit Lord Tingkat Akhir, Danau Spiritual di dalam tubuh rohani Vivadhi Ranata telah berkembang menjadi sangat luas bukan lagi seperti sebuah danau melainkan seolah - olah telah menjadi sebuah lautan!
Dadu Dewa yang kini telah melayang di atas telapak tangan Vivadhi Ranata yang terbuka sedang berputar dengan irama yang pelan seolah menanti untuk digulirkan.
Setelah memastikan pilihan hadiah yang telah ditentukan oleh dirinya masih terpasang di setiap sisi sang dadu, Vivadhi Ranata pun mulai memutar Dadu Dewa tersebut dan melemparkannya hingga berotasi dan bergulir - gulir di atas tanah.
"Ayo.... Enam.... Enam.... aku butuh enam secepatnya....." Gumama sang lelaki sambil melihat Dadu dewa tersebut berputar - putar dan bergulir di atas tanah.
Whiirrrrr Whiiirrrrr Whiirrrrrrr plop plop plop....!
Dan Dadu Dewa tersebut pun berhenti serta menunjukkan Sisi yang Berwarna Ungu, menampilkan Gambar ukiran sebuah lingkaran dengan garis - garis cahaya seperti Matahari, dengan tiga buah ukiran Bulan Sabit yang saling bertumpuk di dalam gambar Matahari seperti Lambang Tiga Dewi Bulan yang sekarang malah dijadikan lambang bahaya Bio Hazard.
"Yesssss!!!!! Jackpot~!!!! Siapa sih yang bilang Jumat Tanggal Tiga Belas itu hari sial, ini buktinya aku dapat hadiah yang paling aku inginkan hari ini!" seru Vivadhi Ranata seperti seorang anak kecil yang baru saja memenangkan permainan kesukaannya ketika sang lelaki mendapati kalau Dadu Dewa tersebut telah berhenti di bagian yang paling diinginkannya.
[Selamat! Anda Mendapatkan Hadiah Tingkat Enam!]
[Metode Kultivasi Jiwa Kembar Matahari dan Rembulan]
[Metode Kultivasi Jiwa Kembar Matahari dan Rembulan adalah metode kultivasi ilahi paling top untuk para pasangan kembar di dunia para mortal. Dengan mengamalkan amalan - amalan di dalam metode kultivasi ini, dua orang pasangan kembar yang telah saling terhubung satu sama lain dapat saling berbagi dan saling memperkuat kultivasi masing - masing. Membuat mereka berdua dapat meraih hasil dua kali lipat hanya dengan setengah usaha saja!]
Ini lah hadiah yang sedari kemarin ingin didapatkan oleh Vivadhi Ranata.
Sejak melihat hadiah ini di daftar hadiah Dadu Dewa, sang lelaki sudah berniat untuk mendapatkannya dan memberikan metode kultivasi yang sangat cocok untuk para pasangan kembar ini kepada Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang sampai saat ini belum mempunyai teknik kultivasi apa pun meski pun kedua orang gadis kembar tersebut telah naik menembus Tahap Evolusi Elite Tingkat Tiga, yang setara dengan Kultivator Ranah Golden Core Tingkat Akhir.
Hingga saat ini, kedua gadis kembar tersebut hanya mengandalkan genjotan penuh hasrat dari kekasih mereka untuk mampu berada di tingkat evolusi mereka sekarang!
Jika hal ini sampai diketahui oleh para kultivator se jagat, maka akan dapat dipastikan para Tetua dan Kultivator biasa yang sudah mati - matian penuh darah, keringat dan air mata dalam kultivasi mereka hingga bertahun - tahun hanya untuk bisa meraih Ranah Golden Core bisa langsung muntah darah sampai tewas di tempat jika mereka menyaksikan ketidak adilan yang sungguh kejam ini.
'Kami berjuang sampai berdarah - darah selama puluhan tahun untuk mencapai Ranah Inti Emas.....'
'Tapi kalian berdua hanya dengan menikmati genjotan tubuh kekasih kalian bisa sampai ke Ranah itu hanya dalam waktu EMPAT HARI!!!!!'
'EMPAT HARI !!!!!!'
'Uuuggghhhh sungguh kesenjangan kultivasi yang sangat timpang sekali.... '
Setelah Vivadhi Ranata mendapatkan Crest yang berisi amalan Metode Kultivasi Jiwa Kembar Matahari dan Rembulan di tangannya, sang lelaki membiarkan Dadu Dewa kembali masuk ke dalam Danau Spiritualnya sembari menunggu para wanitanya terbangun dari tidur lelap penuh mimpi indah mereka masing - masing.
Vivadhi Ranata memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kemah dan menikmati kehangatan dari tubuh indah para kekasihnya yang masih terlelap dalam tidur mereka.
Sang lelaki mengambil tempat tengah - tengah kemah, tentu saja dengan dikelilingi oleh para wanita kekasih hatinya.
Vviadhi Ranata dengan kekuatan batinnya menggerakkan tubuh bugil nan indah para wanita cantik tersebut dan mengembalikan mereka ke posisi masing - masing persis seperti pada saat sang lelaki baru saja terbangun.
Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane dan Saladhina Olivia berbaris rapat dengan rapi seperti deretan ikan pindang di atas panggangan, tubuh indah ketiga orang gadis cantik tersebut bertumpuk di atas tubuh sang lelaki.
Faladhina Kiseki menindihi sisi tubuh sang lelaki di bagian kiri dengan kedua belah kakinya yang indah putih dan mulus tersebut saling menyilang membelit kaki kiri sang pria.
Sementara itu, Myradhia Chikane menindihi sisi tubuh Vivadhi Ranata di bagian kanan, dan sama dengan Faladhina Kiseki, kedua belah kakinya yang putih pulam bagaikan pahatan marmer susu yang lembut tersebut saling menyilang membelit kaki kanan sang lelaki.
Sedangkan Saladhina Olivia tertidur dengan memeluk dada bidang Vivadhi Ranata, dan jauh di bawah, daerah paling pribadi sang wanita tentu saja beradu dengan lapangan militer sang lelaki yang sudah siap memuat misil iskandar yang masih panas berkedut - kedut menikmati jepitan belahan paha hangat nan lembut sang gadis dan lembah selangkangannya yang masih basah becek penuh kelembapan.
Dan terakhir, pasangan kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya masing - masing memeluk tangan kiri dan kanan sang lelaki di tengah - tengah jepitan payudara montok nan bohay tubuh muda belia mereka berdua.
Nadhine Aisyah memeluk tangan kiri Vivadhi Ranata dan Nadhine Alisya memeluk tangan kanan sang lelaki di dalam tidurnya.....