Desahan dan erangan panas yang keluar dari mulut Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya mulai semakin menjadi – jadi tatkala kini Vivadhi Ranata dengan tangan nya mulai menjamah tubuh mereka berdua semakin turun dan turun menyusuri lekak – lekuk perut mereka yang terasa begitu mulus menggoda meskipun masih tertutup oleh pakaian yang mereka kenakan.
Dan tatkala tangan nakal penuh petualangan milik sang lelaki yang telah puas menjelajahi segenap bagian atas tubuh kedua orang gadis kembar tersebut bergerak semakin turun dan dengan penuh keisengan memberikan sapuan lembut di atas selangkangan Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya....
Kedua orang gadis kembar tersebut tiba – tiba saja langsung memekik penuh hasrat dengan tubuh mereka berdua yang mengejang bergetar hebat secara bersamaan....
Bagaikan bendungan yang telah bocor, segala apa yang telah ditahan oleh kedua orang gadis kembar tersebut pun sontak keluar menyeruak dan menyembur dengan deras bagaikan semprotan air mancur yang memancar keluar dari mata air tersembunyi yang berada di tengah – tengah selangkangan mereka berdua.
Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya telah mengalami klimaks dan orgasme seksual mereka untuk pertama kalinya dalam hidup mereka.
Kedua orang gadis kembar yang masih begitu murni dan polos tersebut menyemburkan Energi Yin dalam jumlah yang cukup banyak, jumlah yang sama sekali tidak di sangka – sangka untuk ukuran sepasang gadis kembar yang sama sekali belum pernah berkultivasi dalam hidup mereka.
Vivadhi Ranata dengan tanpa ragu pun langsung saja menyambar selangkangan Nadhine Aisyah untuk menikmati pancuran Energi Yin alami yang mengucur keluar dari mata air rahasia di tengah – tengah selangkangannya tersebut.
Dengan sigap, sang lelaki menyingkap rok dan celana dalam sang gadis hingga bagian paling pribadi, kotak harta karun rahasia milik Nadhine Aisyah pun tersibakkan tanpa ada yang tersembunyikan lagi.
Kemudian sang lelaki, dengan kedua tangannya memegangi dan mengangkat kedua belah kaki indah nan mulus milik Nadhine Aisyah dan menjaganya untuk tetap terbuka hingga memamerkan selangkangan dan bagian paling pribadi sang gadis tersebut pun dengan segera menyosorkan kepalanya masuk ke tengah - tengah di antara selangkangan Nadhine Aisyah.
Dengan penuh semangat seperti bayi yang sedang kelaparan menyusu pada ibunya, Vivadhi Ranata dengan penuh hasrat pun menghisap dan meminum segala apa yang tumpah keluar memancar bagaikan air pancuran dari selangkangan Nadhine Aisyah.
Nadhine Aisyah mengerang dengan semakin menjadi – jadi tatkala dirinya yang sedang mengalami orgasme dihisap –hisap dan mata air pribadi miliknya disedot – sedot oleh sang lelaki yang meminum nektar penuh kenikmatan yang terus – menerus mengucur keluar bagaikan air pancuran dari tengah – tengah selangkangannya yang telah menjadi begitu basah, becek membanjir.
Dalam hatinya, Nadhine Aisyah berteriak dengan sekuat tenaga "Aaakkkhhhkh! Ranata, belum juga dirimu menciumi bibirku, tahu – tahu saja kamu sudah langsung mencium tempat pribadiku!!!"
Namun karena malu, tentu saja Nadhine Aisyah tidak berani meneriakkan hasratnya tersebut dengan mulutnya dan hanya bisa pasrah menahan gempuran gelombang hasrat yang menggema dari hasil pergesekan daerah pribadinya yang telah menjadi begitu sensitif dengan bibir dan lidah sang lelaki yang sedang menghisapi dirinya tersebut.
Nadhine Alisya yang sedang terbaring di sisi Nadhine Aisya terbelalak terbuka lebar matanya melihat saudari kembarnya tersebut meronta – ronta dengan penuh kenikmatan tatkala selangkangannya diganyang dengan penuh nafsu oleh Vivadhi Ranata.
Nadhine Alisya yang masih menggenggam tangan kiri Nadhine Aisyah dengan tangan kanannya melihat setiap momen ketika saudari kembarnya yang sedang orgasme tersebut mengejang – ngejang dengan penuh kenikmatan sambil merintih dan sesekali meraung dengan penuh nafsu hingga Nadhine Aisyah yang daerah pribadinya telah menjadi begitu sensitif kembali mengalami orgasme untuk yang kedua kalinya, menyemburkan cairan nerktar cinta beraroma khas seorang gadis perawan yang masih murni langsung memuncrat membasahi wajah sang lelaki yang sedang menghisapi dan menyeruput mata air di tengah – tengah selangkangannya.
Akhirnya Nadhine Aisyah pun tumbang jatuh tak berdaya di atas kasur setelah sang gadis mengalami klimaks orgasme keduanya yang cukup panjang.
Tubuh lunglai Nadhine Aisyah yang sudah lemas tak berdaya di atas ranjang tak henti – hentinya berkedut - kedut dengan penuh nafsu, menunjukkan betapa besarnya kenikmatan yang telah mengguyur segenap jiwa dan raga gadis perawan tersebut.
Vivadhi Ranata yang telah selesai meminum dan menyerap semua Energi Yin yang membasahi sekujur wajahnya dan mengguyur kepalanya saat sang lelaki menerima siraman orgasme dari selangkangan Nadhine Aisyah pun kini menolehkan wajahnya yang tampan dan memandangi Nadhine Alisya yang sedari tadi telah menonton bagaimana saudari kembarnya tersebut telah dibuat muncrat seperti air mancur berkat permainan tangan dan mulut sang lelaki.
Vivadhi Ranata dengan perlahan mendekati Nadhine Alisya dan membelai sekujur tubuh sang gadis yang telah bergetar dengan penuh hasrat dan pengharapan.
Pengharapan bahwa sebentar lagi sang gadis juga akan turut dibawa oleh sang lelaki menuju kedalaman lautan hasrat, untuk ikut merasakan nikmat luar biasa yang telah direguk oleh saudari kembarnya sesaat yang lalu.
Vivadhi Ranata terus membelai tubuh Nadhine Alisya yang telah bergetar penuh hasrat.
Tangan sang lelaki yang terasa hangat penuh dengan cinta semakin menyulut api hasrat di hati Nadhine Alisya.
Tatkala tangan Vivadhi Ranata yang bergerak dengan semakin turun dan turun ke bawah menyusuri sekujur tubuh sang gadis mulai dari rambut, leher, lalu ke dada, kemudian perut dan pinggul mulus sang gadis, hingga akhirnya berlabuh di tengah – tengah selangkangan sang gadis, yang dengan serta merta dijepit oleh kedua belah paha indah dan mulus milik Nadhine Alisya yang secara refleks menutup dengan begitu rapat mengapit tangan sang lelaki yang mencoba menerobos masuk untuk membelai daerah paling pribadi milik sang gadis....
Desahan panas yang keluar dari mulut Nadhine Alisya bersama dengan sekujur tubuh sang gadis yang dengan jelas dapat terasa telah menjadi panas berkedut – kedut menandakan bahwa gadis yang masih perawan tersebut telah mengalami orgasme ringan dari belaian lembut penuh cinta Vivadhi Ranata.
Sang lelaki dengan menyunggingkan senyumannya yang nakal menyibakkan kedua belah kaki Nadhine Alisya yang telah menjadi begitu lemas lunglai sehabis diterpa oleh nikmatnya ombak orgasme yang menerpa diri sang gadis.
Vivadhi Ranata dengan cekatan pun menyibakkan rok yang dikenakan oleh Nadhine Alisya dan meminggirkan celana dalam yang menutupi daerah paling pribadinya, hingga memperlihatkan selangkangan sang gadis yang telah menjadi begitu becek basah membanjir akibat rembesan nektar cinta dari mata air rahasia yang berada di tengah – tengah selangkangannya.